32

19.6K 707 7
                                    

Disebuah ruangan yang cukup luas berwarna putih bersih, dengan pintu dja daun jendela berwarna silver.

Banyaknya bangku yang sudah diisi oleh para siswa-siswi.

Kini guru sedang menjelaskan materi sambil menuliskan contohnya di papan tulis.

Sementara itu bangku yang terletak diujung sana terdapat seorang gadis yang sedang melamun menatap kearah luar lewat jendela.

Aileen tidak memperhatikan gurunya yang sedang menjelaskan, ia malah memikirkan hal lain.

Pikirannya sedang dipenuhi dengan banyaknya pertanyaan.

'Kenapa gue harus nempatin tubuh ini. Gue pengen pulang, gue ga kuat ada disini, gue gamau ada dimasalah ini' Batinnya sambil beberapa kali air matanya turun.

Namun segera ia hapus, ia tidak mau jika teman temannya melihatnya sedang menangis.

Plakkk

Akhhhh

Teriak semua seisi kelas saat melihat sebuah burung gagak yang berlumur darah menempel di jendela.

Semua orang menatap kearah burung itu sambil ketakutan. Guru yang sedang menjelaskan pun ketakutan saat melihat itu.

Akhhhh

Semua siswa-siswi kembali teriak histeris saat melihat sebuah benda terjatuh dari lantai atas.

"Ai itu apaan yang jatoh?" Tanya Letta sambil memegang tangan Aileen.

"Gue juga gatau let, kita liat yu" Ajak Aileen.

"Gue gamau"

Walaupun Letta menolak, Aileen akan tetap memeriksanya. Ia penasaran dengan sebuah benda yang terjatuh tadi.

"Hati hati Aileen" Ucap guru itu.

"Hati-hati ai" Ucap Letta

Aileen melangkahkan kakinya menuju jendela, ia dengan perlahan membuka jendela itu.

Betapa terkejutnya ia saat melihat yang terjatuh tadi adalah seorang siswi. Siswi itu sudah berlumuran darah.

Aileen sontak langsung memundurkan tubuhnya, ia masih mencerna apa yang dilihatnya.

"Kenapa Aileen?" Tanya guru itu

"Bu, i-itu orang bu" Ucap Aileen dengan perasaan yang masih syok.

Guru itu langsung berlarian keluar kelas, diikuti dengan siswa-siswi lainnya.

Letta juga membantu Aileen yang melemas. Mereka juga ikut menyusul ke luar kelas.

Semua siswa-siswi dan juga guru guru sudah berkumpul disana. Mereka juga sudah menghubungi rumah sakit dan juga orangtua korban.

"Siapa?" Tanya Aileen kepada Laura

Laura berada disana dengan memeluk seorang sahabatnya yaitu Hana.

"Dara" Ucap Laura dengan suaranya yang sedikit pelan.

Laura mencoba menahan sahabatnya Hana. Saat dia ingin mencoba mendekati Dara yang sedang diurusi oleh tim rumah sakit.

"Daraaa hikss.. Dara ga mungkin hikss..."  Tangis Hana.

"Lo harus tenang Hana" Ucap Laura

"Ga mungkin Dara, ra hikss.." lirih Hana

Laura juga merasakan kehilangan, dia juga tidak percaya jika temannya itu yang terjatuh dilantai atas tadi.

"Kenapa bisa dia kayak gini?" Tanya Aileen.

"Dia bunuh diri" Jawab Laura.

"Hah?Bunuh diri?" Ucap Letta

"Tadi temen-temen sekelas juga liat kok, kalau dia yang ngejatuhin diri dia sendiri. Gue gatau kenapa bisa dia lakuin itu" Ucap Laura

"Hana udah dong, lo harus ikhlas" Ucap Letta.

Aileen menatap kearah ambulans yang kini sedang memasuki jenazah Dara kedalamnya.

"Mending lo bawa Hana ngejauh dulu dari sini" Ucap Aileen kepada Laura.

Laura menganggukkan kepalanya mengerti, ia pun membawa Hana pergi dari sana.

Semua siswa-siswi juga mulai mengosongkan lapangan ketika ambulans sudah pergi dari sana.

Aileen dan Letta juga kembali kedalam sekolah. Namun saat mereka hendak menaiki tangga tiba tiba seseorang menarik tangan Aileen.

"Alkeno?" Ucap Aileen saat melihat Alkeno yang memegang tangannya.

"Ikut aku sebentar" Ucap Alkeno

Aileen menatap Letta. "Udah pergi sana"

"Bentar ya let" Ucapnya lalu pergi bersama Alkeno.

Alkeno membawa Aileen ke markasnya yang berada di rooftop. Lalu Alkeno menutup pintu itu dan menguncinya.

"Kenapa dikunci ken?" Tanya Aileen

"Ikut sini" Ucap Alkeno meminta Aileen ikut dengannya.

Alkeno duduk di sofa diikuti dengan Aileen. Ia menatap gadisnya, dengan tatapan yang sedikit serius.

"Kenapa?" Tanya Aileen saat merasakan ada hal yang aneh pada Alkeno.

#####

Disebuah tempat yang berada dibelakang sekolah, dengan sebuah tembok besar yang menghalangi.

Terdapat segerombolan anak geng motor sedang berkumpul, dengan satu orang yang baru turun dari tembok besar itu.

"Gimana?" Tanyanya pada orang yang baru sampai itu

"Berhasil" Jawabnya

Segerombolan anak geng motor itu tertawa, senyuman miring dari seseorang terbit saat mendengar kabar bahagia itu.

"Dia udah mati?" Tanyanya.

"Lo tenang aja lang, sesuai perintah" Ucap orang itu yang tak lain adalah Azrel geng Sarghon.

Sarghon yang sudah merencanakan ini semua, mereka melakukan pembalasan dendam itu.

"Lo udah ninggalin, yang gue suruh kan?" Tanya Elang lagi.

"Tenang, gue udah taruh itu semua" Jawab Gerland.

Elang merasa puas dengan pekerjaan anggotanya, pembalasan dendam untuk Vanya perlahan sudah dimulai.

"Pasha lo beresin ini semua, jangan sampe kita ketauan dan berakhir di kantor polisi" Ucap Elang pada Pasha yang ahlinya dalam menyembunyikan tanda bukti.

"Lo tenang aja, gue udah urus semua" Ucap Pasha.

"Kita cabut, sebelum Vegraz tau keberadaan kita" Titah Elang pada anggotanya.

"Ini baru permulaan" Ucap Elang dibalik helm nya.

Lalu mereka pun meninggalkan tempat itu, sebelum ada orang lain yang melihat dan mencurigai mereka.








°
°
°
°
°

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang