17

39.3K 1.5K 4
                                    

"SAKIT BRENGSEK" Teriaknya

"Kamu bilang apa hm?"

Mendengar suara berat Alkeno membuat Aileen menelan ludahnya susah payah. Sungguh suara Alkeno membuat dadanya berdetak kencang.

"Makan" Ucap nya sambil menyuapkan sepotong pizza kepada mulut Alkeno.

Alkeno menaikkan sudut bibirnya, ia tersenyum mendapatkan perlakuan seperti itu dari gadisnya ini.

Setelah selesai makan, Alkeno membaringkan tubuhnya pada sofa. Sementara Aileen ia mengelilingi apartemen Alkeno.

Ia masih penasaran dengan ruangan yang berada disamping kamar Alkeno. Ruangan itu selalu dikunci oleh pria ini, hingga Aileen sulit untuk memasukinya.

"Mau liat kedalem?" Tanya Alkeno yang membuat Aileen terkejut.

"Hah?"

"Aku tau kamu penasaran kan"

"Ng-ngga kok"

Alkeno membuka pintunya setelah membuka kuncinya. Ia membawa Aileen memasuki ruangan itu.

Ruangan ini sangat gelap, Aileen tidak bisa melihat apapun disini. Sampai Alkeno menyalahkan lampunya, barulah semua nya terlihat dengan jelas.

Ruangan yang bernuansa hitam seperti kamar Alkeno, dipenuhi dengan berbagai buku yang tersusun rapi di rak.

Dibalik rak buku itu terdapat sebuah meja yang biasa Alkeno pakai.

Aileen melangkahkan kakinya mendekat kearah rak itu. Namun pergerakannya terhenti ketika suara bel berbunyi.

"Ada tamu?" Tanya Aileen kepada Alkeno.

Mereka berdua keluar dari ruangan itu, berjalan menuju pintu keluar. Memastikan siapa orang yang datang, dengan melihat dari celah pintu.

"Siapa?" Tanya Aileen

"Langit" Jawabnya

Alkeno membukakan pintunya, sahabatnya datang seorang diri ke apartemennya.

"Hai Langit" Sapa Aileen

"Ada lo disini"

"Ngapain?" Tanya Alkeno pada Langit

Langit mendekat, membisikkan beberapa kata kepada Alkeno. Mendengar itu senyuman dari wajah Alkeno muncul.

Aileen yang melihat itu mengerutkan keningnya.

'Apaan si, ada gue juga, mainnya bisik bisik' Batin Aileen.

"Kalau gitu gue pergi" Ucap Langit

"Oke thanks ya, hati hati lo dijalan"

"Santai ken"

Aileen benar benar tidak habis pikir dengan kedua pria ini. Dirinya masih bertanya tanya, apa yang Langit bicarakan?

Kenapa Alkeno sangat senang setelahnya?

"Ayo masuk" Ajaknya pada Aileen

"Apa yang Langit bisikin?"

"Ngga" Jawabnya singkat

Aileen sedikit kesal dengan jawaban yang dikeluarkan oleh prianya ini. Jika Alkeno tidak mau memberitahunya, ia akan mencari tahu nya sendiri.

Mereka kembali duduk di sofa, sambil menonton acara tv. Namun Aileen sedikit gelisah, tidak tahu kenapa tapi perasaannya sungguh tidak enak.

"Kamu kenapa?" Tanya Alkeno

"Perasaan aku kok ga enak gini ya" Jawabnya

"Coba tarik napas kamu"

Aileen menarik napasnya sesuai arahan Alkeno. Namun tetap saja masih ada yang mengganjal dihatinya.

Kring kring kringg

Suara ponsel diatas meja berbunyi. Aileen meraih ponselnya, melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Siapa?"

"Mama, aku angkat dulu ya"

Aileen menekan tombol yang berwarna hijau, lalu mendekatkan benda itu ke telinganya.

"Hallo ma?"

Hallo sayang, mama mau ngasih tau kamu. Mama harus pergi keluar negeri sayang

"Kenapa pergi keluar negeri?Kok ngedadak banget" Tanya Aileen

Mama sama papa harus pergi ke Singapura sayang, kakak kamu Bara kecelakaan dan harus mendapatkan perawatan intensif di sana.

"Kak Bara kecelakaan?"

Iya sayang, kamu gapapa kan dirumah sendirian?

"Iya gapapa kok ma, kalian hati-hati ya disana, dan semoga Kak Bara cepet sembuh"

Iya sayang, kalau gitu mama matiin teleponnya, I love you sayang

"I love you too mam"

Aileen menyimpan kembali ponselnya setelah sambungan teleponnya terputus.

Saudara laki-lakinya mengalami kecelakaan, hal itu yang membuat Aileen merasakan perasaan tidak enak sedari tadi.

"YESSSS"

Aileen sedikit terkejut oleh pria disampingnya yang tiba tiba berteriak "Kok yes?"

"Itu artinya kamu bisa tinggal disini sama aku"

"Hah?"

"Kan orangtua kamu keluar negeri, trus kamu dirumah sendirian"

"Tapi bukan berarti aku tinggal disini"

"Kenapa?Kan ini apartemen aku"

"Tapi aku gabisa Alkeno"

"Bisa"

"Besok sekolah, aku ga bawa ganti"

"Kita ambil nanti, yang jelas kamu harus tinggal disini sama aku"

"Kok kamu maksa"

"Aku ga suka penolakan"

"Alkeno plis deh, ga usah maksa, aku ga mau!"

"Harus"

"Alkeno kenapa si kamu jadi cowo nyebelin banget"

"Tapi kamu suka"

"Alkeno kalau kamu cewe pasti udah bawel"

"Sayangnya aku cowo"

"ALKENOOOO"

"Shh aw sakit ai, kamu ngapain jambak rambut aku" Ucap Alkeno sambil memegang kepalanya yang sedikit ngilu, akibat Aileen menarik rambutnya.

"Rasain, makanya jadi cowo jangan ngeselin" Ucapnya

"Iya iya maaf sayang aku salah"

"Aku maafin, tapi sekarang temenin aku ngambil baju"

Hah?Baju?

Aileen mengikuti ucapannya, gadisnya itu akan tinggal bersamanya.

"Ga usah ngambil, kita beli aja"

"ALKENOO KAMU NYEBELIN" Ucapnya yang sudah sangat kesal dengan sikap prianya itu.

"Kalau kamu teriak lagi, aku cium kamu"

"Serah"

"Kalau kamu cuek aku cium kamu"

Aileen menarik napas dalam-dalam, ia harus ekstra sabar menghadapi pria yang menjengkelkan satu ini.

"Iya sayang" Ucap Aileen

"Pinter" Tangan Alkeno terangkat mengacak rambut Aileen.

"Nanti rambut gue rusak sialan!" Ucapnya saat rambutnya sudah mulai tidak beraturan.

Cup

Aileen dibuat melotot dan mematung, saat merasakan benda kenyal menempel di bibirnya dengan singkat.

"Itu hukuman" Ucap Alkeno tak berdosa

Aileen berusaha mengontrol dirinya agar tidak marah lagi. Ia tidak mau terus terusan diciumi oleh Alkeno, yang ada nanti bibirnya bisa bengkak.




°
°
°
°
°

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang