29

21.3K 795 6
                                    

"Jadi kalian Al sama Alno?" Ucap Aileen sambil meneteskan air matanya

Alkeno menatap gadisnya, ia menghapus air mata gadis itu menggunakan tangannya.

"Aku kira kamu bakalan kenal kita ara" Ucap Alkeno

Aileen sedikit tersenyum dibalik tangisnya, ia sudah lama tidak mendengar panggilan itu.

"Aku mau tanya sama kamu, siapa yang bales semua pesan itu?" Tanya Aileen kembali.

Walaupun dirinya sudah menjalin hubungan dengan Alkeno, namun ia akan meninggalkannya jika yang membalas semua pesan itu bukan dia.

Aileen sudah terlanjur berjanji kepada orang yang membalas pesannya, jika ia akan menunggunya dan menemuinya.

Aileen selalu menunggu kehadiran kedua temannya itu. Apalagi ia sangat mencintai orang dibalik komputer itu.

'Aku harap kamu yang bales semua pesan itu ken, aku udah terlanjur cinta sama kamu, ga tau gimana nantinya kalau bukan kamu yang bales pesan itu. Apa aku harus ninggalin kamu?' Batin Aileen berharap.

"Aku" Ucap Alkeno

Mendengar itu sudut bibir Aileen terangkat membentuk sebuah senyuman.

Namun senyumannya menghilang setelah mendengar kelanjutan ucapan Alkeno.

"Bukan aku yang bales pesan kamu, tapi Albert" Ucap Alkeno

Deg

Mendengar itu membuat dadanya terasa sesak, hatinya seperti tergores oleh sesuatu.

Mata Aileen kini sudah mulai berkaca-kaca, ia memalingkan wajahnya dari Alkeno. Ia tidak bisa menatap Alkeno lagi.

"Albert pengen ketemu sama kamu ai"

Aileen berusaha menahan air matanya, ia menguatkan diri untuk menatap Alkeno kembali.

"Kenapa?" Tanya Aileen

"Dia sakit ai, dia butuh kamu" Jawab Alkeno

Hati Alkeno juga sangat sakit sekarang, apakah ia harus merelakan gadisnya bersama dengan saudaranya.

Sedari tadi tangan Alkeno sudah terkepal dengan sempurna, namun ia sembunyikan.

"Kita kesana" Ucap Aileen menyetujui.

#####

Jalanan malam yang sangat sepi, membuat perjalanan Alkeno dan juga Aileen cepat sampai ditujuan.

Mereka berhenti disebuah mansion yang sangat mewah. Aileen mulai masuk kedalam mansion itu dengan didamping Alkeno.

Saat tiba di depan pintu, ternyata sudah ada seseorang yang menunggu kehadirannya.

Dia tampak mondar-mandir, seperti orang yang sedang gelisah.

"Bi?" Ucap Alkeno memanggil asisten rumah tangganya.

Orang yang sedari tadi menunggu kehadiran mereka adalah Bi Sumi, pekerja di mansion Alkeno.

"Ayo den cepetan masuk, den Albert sudah menunggu" Ucap Bi Sumi

Alkeno selalu menggenggam tangan Aileen, pria itu tidak melepaskan tangannya walaupun sudah hampir sampai dikamar Albert.

Setelah menaiki sebuah lift, karena kamar albert yang berada diatas, mereka pun sampai dan langsung saja masuk kedalam kamar.

Didalam kamar yang bernuansa biru itu, sudah terdapat kedua orangtua Alkeno yang sedang menjaga Albert.

"Permisi tante om" Ucap Aileen sopan

Aileen melepaskan tangannya dari tangan Alkeno. Ia melangkahkan kakinya berjalan menuju ranjang yang disana sudah terdapat Albert.

Albert yang sedang terbaring lemah dengan selang infusan. Mulutnya juga menggunakan oksigen.

"Ara?" Panggil Indri—Ibu Alkeno dan juga Albert

Aileen pun menoleh saat namanya dipanggil, ia menatap seorang wanita paruh baya yang kini sedang terisak.

"Iya tante, ini Ara" Ucap Aileen

Indri mendekat kepadanya, lalu ia memeluknya sambil menangis.

"Tante mohon, kamu bantu Albert untuk dia tetap kuat dan bertahan hidup" Ucap Indri yang berada di pelukannya.

"Kenapa Aileen tante?" Ucap Aileen sambil melihat wajah Alkeno yang berada di hadapannya.

Indri melepaskan pelukannya, ia menatap Aileen dengan sendu. Air matanya terus saja mengalir dan tidak mau berhenti.

"Karena Albert suka sama kamu, liat semua foto yang berada di kamar ini. Semua itu foto kamu, dia cuman butuh kamu, tante mohon. Tante ga mau kehilangan satu anak tante" Ucap Indri memohon.

Jujur saja Aileen bingung harus menjawab apa, bagaimana ia akan menjaga Albert. Sedangkan sekarang ia sedang menjalin hubungan dengan Alkeno.

"Nanti Aileen bantu tante" Ucap Aileen

Aileen tidak tega jika ia harus menolaknya. Aileen paling tidak bisa jika melihat seorang ibu menangis.

'Alkeno, aku gatau harus apa' Batin Aileen

Aileen kini menatap Alkeno diam diam. Ia melihat kekecewaan yang tersirat dari wajah Alkeno.

"Ai?" Panggil Albert dengan suara lemas khas orang sakit

Aileen pun langsung membalikan badannya, ia menatap Albert yang masih berusaha untuk tersadar.

"Kamu ngobrol dulu sama Albert, tante sama om keluar dulu" Ucap Indri, lalu mereka melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Lo butuh sesuatu?" Tanya Aileen

"Kamu" Jawab Albert

Tangan Alkeno sudah terkepal erat, ingin sekali ia meluapkan emosinya.

Jujur ia sangat tidak suka dengan kedekatan Albert dan juga gadisnya.

Jika saja Albert tidak sedang sakit, mungkin pria itu sudah menghajarnya.

"Ai, yang aku butuhin sekarang cuman kamu" Ucap Albert dengan suara yang sedikit pelan

Aileen tidak bisa melakukan itu, namun ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri.

Aileen menatap Alkeno yang sedang berbaring di sofa dengan ponselnya. Alkeno sekarang sama sekali tidak ingin menatapnya.

"Gue bakalan lakuin sebisa gue" Ucap Aileen.

Aileen belum tau sakit apa yang diderita Albert, ia ingin bertanya kepada Alkeno nanti.

"Ai jagain aku disini ya, aku takut umur aku udah ga lama lagi" Ucap Albert lagi.

Aileen tengah berpikir, ia harus menjaga hati pacarnya, namun ia juga harus menjaga kesehatan cinta pertamanya.

Sungguh ini semua membuatnya sangat bingung dan sulit untuk memilih.

Mendengar ucapan Albert membuat Alkeno menatap kearah Aileen dan saudaranya.

Alkeno juga tidak tega jika melihat saudara kembarnya terbaring lemah di sana.

Namun ia juga tidak bisa merelakan gadisnya begitu saja.

'Apa aku harus relain kamu demi kesembuhan Albert ai' batin Alkeno sambil menatap kearah Aileen yang kini sedang menatap Albert.

"Gue bakal jagain lo" Ucap Aileen









°
°
°
°
°

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang