Setelah teman temannya pulang, Aileen dipinta Alkeno untuk mengambil sebuah buku di rak yang berada diruangan sebelah kamarnya.
Aileen membuka pintu yang selalu dikunci oleh pria itu. Ia memasuki ruangan yang kini gelap tidak ada cahaya.
Aileen menekan saklar lampu yang berada disamping pintu, namun lampu itu tidak kunjung menyala.
Ia pun membuka ponselnya dan menyalakan senter, ia mencari cari huku yang dipinta Alkeno.
Dia berjalan melihat rak yang tersusun didepan, namun ia tidak menemukan buku itu.
Ia pun berjalan, memasuki ruangan yang lebih dalam lagi. Melihat banyak nya buku diruangan itu membuatnya sedikit pusing karena pencahayaannya yang kurang.
"Mana si itu buku" Ucapnya pelan
Aileen sontak berhenti saat melihat sebuah benda yang sangat familiar untuknya.
Dibalik sebuah rak yang berada di ujuk sana, terdapat meja dengan sebuah komputer.
"Komputer itu" Ucapnya sambil melangkahkan kakinya mendekati komputer.
Seingatnya komputer itu adalah komputer yang di rancang khusus untuknya dan kedua sahabat kecilnya.
"Kenapa bisa ada disini"
Karena Aileen penasaran gadis itu menyalakan komputer itu, ia membuka isi komputer itu.
Aileen terkejut, karena banyak sekali pesan yang dikirimkan oleh pemilik komputer dan juga darinya.
"Al?" Gumamnya.
Aileen mengingat jika ia pernah bermimpi tentang ingatan sang pemilik tubuh di masa kecilnya.
Ia membaca semua pesan yang ada di komputer itu. Aileen memastikan bahwa memang benar itu adalah komputer milik sahabat kecilnya.
Al?Alno?Kalian?
Sedangkan Alkeno kini tengah duduk di balkon apartemen nya, ia menatap langit dan juga bintang bintang yang berkelap-kelip.
Alkeno sangat menyukai langit malam yang tampak gelap, namun indah.
Alkeno menyandarkan tubuhnya pada kursi, beberapa kali ia tersenyum saat mengingat kebersamaan dirinya dengan gadisnya.
Alkeno menutup matanya, sambil menunggu gadisnya itu mengambilkan sebuah buku yang sangat penting.
Tring Tring Tringg
Suara ponsel Alkeno berbunyi, saat ia mulai terlelap.
Alkeno merogoh ponselnya yang ia taruh di meja sebelahnya. Ia mengangkat telepon itu.
"Hallo?"
Hallo den, bibi disuruh nyonya buat ngasih tau aden, kalau den Albert penyakitnya kambuh lagi
"Kenapa bisa bi?" Tanya Alkeno pada seseorang yang berada di sebrang sana.
Karena aktivitasnya tadi yang terlalu kelewatan den, dan penyakit den Albert semakin parah den
"Terus kenapa bibi telepon saya?"
Den Albert meminta sesuatu, kalau den Albert ingin bertemu dengan teman perempuannya dimasa lalunya sebelum den alb—
Mendengar itu Alkeno pun langsung menutup sambungan teleponnya, padahal seseorang yang menghubunginya belum sempat menyelesaikan ucapannya.
Alkeno mengepalkan tangannya, rahangnya sedikit mengeras, tatapannya juga sedikit tajam.
Alkeno berdiri dari sana dan masuk kedalam kamarnya.
Saat ingin melangkahkan kakinya keluar kamar, tiba tiba Aileen masuk kedalam.
Aileen langsung meminta Alkeno agar ikut dengannya. Aileen duduk di balkon dan diikuti Alkeno.
Alkeno menatap gadisnya yang menatapnya dengan raut wajah yang sangat serius.
"Kenapa?" Tanya Alkeno memecahkan keheningan diantara mereka.
#####
Didalam sebuah ruangan yang sedikit cukup sempit, yang disana hanya terdapat kelima inti Sarghon saja.
Mereka sedang melakukan rapat dengan serius. Duduk dimeja bundar yang sudah disiapkan.
Mereka saling tatap satu sama lain, saat ketua mereka menghisap rokok dengan kasar.
Membicarakan sebuah masalah yang akan mereka selesaikan dengan cara yang lebih kejam.
"Apa yang akan lo lakuin buat kedua bocah tadi?" Tanya Raka
"Gue mau bunuh mereka, tapi sebelum itu gue mau mereka merasakan siksaan dan teror yang kita buat" Ucap Elang
"Untuk Vanya?"
"Gue mau kasih pelajaran buat orang yang udah berani bunuh dia" Ucap Elang
"Orang orang yang berani bunuh Vanya dan nyembunyiin jasad dia bakalan mati" Lanjutnya.
Keempat temannya menyetujui setiap kata yang diucapkan oleh ketuanya itu. Mereka akan melakukan tugas sesuai dengan apa yang disepakati hari ini.
Untuk membalaskan dendam Sarghon kepada mereka adalah dengan kematian.
Siapapun yang berani ikut campur dengan urusannya, hukumannya adalah siksaan dan kematian.
"Kita mulai besok" Ucap Elang yang langsung disetujui oleh Sarghon.
"Yang pertama kita mulai dengan"
#####
Langit gelap yang terang karena sinar bulan dan banyaknya bintang, membuat bumi juga ikut bercahaya.
Disebuah kursi panjang sudah terdapat dua orang yang berbeda jenis sedang saling tatap menatap.
Raut wajah dari keduanya sangat serius, tidak ada yang mengangkat bicara hingga suasana menjadi hening.
"Kenapa?" Tanya Alkeno memecahkan keheningan diantara mereka.
"Aku mau nanya sama kamu ken, komputer yang ada di ruangan itu punya siapa?" Tanya Aileen
"Kenapa kamu nanyain komputer, buku yang aku pinta udah ketemu?" Tanya Alkeno mengalihkan pembicaraan
"Kamu jawab aku, ken kamu tau ga?Aku juga punya komputer sama seperti itu. Dan aku selalu nunggu orang yang membalas semua pesan aku. Makanya aku nanya sama kamu, aku minta tolong jawab"
"Itu memang punya aku ai, dan itu juga punyanya Albert" Jawab Alkeno
"Jadi kalian..." Ucap Aileen sambil meneteskan air matanya
°
°
°
°
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Soul (Transmigrasi) [END]
Fiksi RemajaAraya Kenziana seorang gadis cantik yang bertransmigrasi kedalam tubuh orang lain hanya karena tersedak buah pisang. Tidak tahu bagaimana jadinya Araya, yang masuk kedalam sebuah novel yang sama sekali belum pernah ia baca dan ia miliki. Tetapi kena...