22

35.7K 1.2K 7
                                    

"Kalau mau tidur di atas sini" Ucap Aileen, yang langsung membuat Alkeno tersenyum.

Dengan senang hati pria itu mengikuti ucapannya. Dia beranjak dari duduknya, dan menaiki bangkar.

Alkeno membaringkan tubuhnya, dan membernarkan kepalanya di paha Aileen yang sedang terduduk.

Aileen mengusap rambut Alkeno dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya sedang di genggam oleh prianya itu.

"Ken kamu ga sedih ditinggal Vanya?" Tanya Aileen tiba tiba

"Ngapain harus sedih" Jawab Alkeno

"Harusnya kamu sedih dong, kan orang yang selalu deket sama kamu dan Vegraz udah ga ada" ucapnya lagi

"Yang aku butuhin bukan Vanya"

"Tapi Vanya cinta loh sama kamu" Ucapnya lagi

"Aku cintanya sama kamu ai"

"Tapi Vanya baik loh sama kamu" Aileen sengaja menjahili Alkeno dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang Vanya.

"Tapi kamu lebih baik"

"Tapi Vanya ngorbanin segalanya buat kamu"

"Aku ga peduli"

"Vanya cantik loh"

"Udah tante tante ga akan ada yang suka"

"Tapi Vanya la—"

Alkeno membekap mulutnya, ia sudah sangat kesal mendengar ocehan dari gadisnya, yang terus membicarakan orang yang sangat tidak penting baginya.

"Kamu diem jangan ngomong, aku mau tidur" Ucap Alkeno sambil membenarkan posisinya dipaha Aileen.

Aileen tidak menjawab Alkeno, ia malah melamun memikirkan hal yang terjadi hari ini. Semua itu masih membuatnya bingung.

'Kenapa si curut Laura tiba tiba berubah ya' Batinnya.

Pandangannya menatap kosong kearah depan, pikirannya masih mencari teka teki setiap ucapan yang dibicarakan oleh Vanya.

Semuanya diucapkan tidak jelas oleh perempuan itu. Apalagi fakta yang lebih mengejutkan adalah usia Vanya yang berbeda.

"Apa hubungan si Vanya sama keluarga gue?" gumamnya

Namun gumamannya terdengar oleh Alkeno. Alkeno menatap wajah Aileen yang sedang melamun sambil mengusap ngusap rambutnya.

"Kamu ngelamunin apa ai?" Tanya Alkeno

Alkeno mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap Aileen yang masih melamun.

"Ai?" Panggilnya sambil menepuk pundak Aileen.

"Hah?" Aileen sedikit terkejut, padahal Alkeno menepuk nya pelan.

"Kamu kenapa?"

"Ngga kok"

"Aku tau kamu bohong"

"Ngga Alkeno, aku ga papa"

"Bohong"

"Kita keluar yu ken, aku lagi gamau sekolah" Ucap Aileen mengalihkan topik pembicaraan.

Ajakan Aileen tentu saja akan disetujuinya. Itu adalah sebuah hal yang ia tunggu tunggu dari gadisnya.

"Mau kemana?" Tanya Alkeno

"Aku mau jalan jalan aja" Ucapnya

"Iya udah ayo" Ucapnya sambil berdiri membelakangi Aileen. Meminta gadis itu naik ke punggung nya.

"Ngapain?" Tanya Aileen bingung.

"Naik"

"Ngga, ga mau. Aku bisa jalan sendiri" Tolaknya.

Aileen sedikit malu saat dirinya di gendong Alkeno. Ia tidak mau menjadi pusat perhatian semua orang yang melihatnya.

"Ayo naik, kaki kamu masih sakit" Ucapnya

Tok tok tok

Letta memasuki ruangan itu, dia berjalan mendekati Aileen dan Alkeno yang sedang beradu mulut disana.

"Sorry ganggu, gue mau ngasih salep ini buat lo. Nanti lo olesin ke bagian kaki lo yang sakit" Ucap Letta.

"Makasih Letta"

"Sama sama, oh iya gue mau bisikin sesuatu sama lo" Ucapnya sambil mendekatkan mulutnya dengan telinga Aileen.

Aileen dengan senantiasa mendengarkan setiap ucapan temannya itu, ia sedikit terkejut dengan sebuah bisikin yang diucapkannya.

Alkeno yang melihat itu hanya terdiam, ia tidak ingin ikut campur dengan urusan gadisnya dan temannya itu.

"Jadi lo—" Dengan cepat Letta menutup mulutnya dengan tangannya.

"Lo bisa ga sih jaga rahasia" Ucap Letta

"Nanti gue bantuin" Ucap Aileen sambil menepuk nepuk pipi Letta.

"Lo mau masuk kelas ga?" Tanya Letta

"Gue mau pulang aja deh, kaki gue sakit" Ucapnya memperlembut suaranya.

"Alesan lo, bilang aja mau pergi sama kak Alkeno"

"Emang"

Letta menggelengkan kepalanya, sungguh temannya ini sudah menjadi bucin (budak cinta).

Alkeno membantu Aileen untuk berjalan, dia menggandeng tangannya.

Alkeno mengalah pada gadisnya yang ingin berjalan. Ia tidak mau terus menerus berdebat karena hal yang kecil.

Setelah itu Alkeno dan Aileen keluar dari sekolah menuju parkiran, yang terdapat mobil Alkeno disana.

#####

Langit kini nampak sedikit terang, setelah hujan berhenti turun. Sinar matahari juga tidak terlalu terik yang membuat cuaca tidak terlalu panas.

Matahari kini seakan sedang berjalan  mengikuti kemanapun mereka pergi. Awan putih yang membentuk membuat langit menjadi lebih indah.

Aileen dan Alkeno sedang berada didalam mobil, mereka mengelilingi jalanan untuk menghibur diri.

Alkeno sedang fokus mengendarai mobilnya, sambil satu tangannya menggenggam tangan Aileen.

Sementara itu Aileen sedang sibuk dengan ponselnya, ia melihat akun Instagram.

Aileen melihat beberapa video dan juga foto yang muncul di beranda Instagramnya.

"Kayaknya sejuk deh kalau ke air terjun" gumamnya yang melihat suatu foto yang memperlihatkan sebuah air terjun. Namun gumamannya sempat didengar oleh Alkeno.

"Kamu mau liat air terjun?" Ucap Alkeno

"Hah?Kamu ngajak aku?" Tanya Aileen

"Mau?" Tanya Alkeno kembali

"Mauuu" Aileen sangat senang mendengarnya, semua keinginannya selalu dituruti oleh Alkeno.

Kemanapun ia ingin pergi, Alkeno senantiasa mewujudkannya.

"Oke kita kesana" Ucap Alkeno, lalu mendapatkan anggukkan dari Aileen.

Kini Aileen sedang menatap keluar lewat kaca mobil, ia sedang membayangkan betapa indahnya saat berada di sebuah air terjun.

Sebuah air terjun yang tingginya melebihi tinggi Monas. Suara gemercik air yang diiringi dengan kicauan burung. Lalu disekitaran air terjun terdapat pohon dan juga bebatuan, yang menambah keindahan.

Semua itu sudah ia bayangkan. Aileen kini sudah tidak sabar untuk cepat sampai ditujuan.

"Stop ken" Ucap Aileen

Alkeno sontak saja langsung menghentikan mobilnya. "Kenapa?"

"Liat, kasian nenek itu" Ucapnya melihat seorang nenek sedang di kerumuni oleh segerombolan anak geng motor.

"Sarghon"





°
°
°
°
°

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang