Terlihat Freen tidak waras saat ini, otaknya sudah tidak mampu berpikir jernih. Ini sudah terhitung berminggu-minggu, dan selama itu pun Becky menghilang bagai di telan bumi. Entah apa yang terjadi pada gadis itu, ponselnya tidak dapat di hubungi bahkan berkali-kali pagi, siang, malam. Freen tidak berhenti mencari keberadaan Becky saat ini, sekarang Freen sudah tidak di perbolehkan masuk ke dalam rumah Becky.
Entah sejak kapan para pengawal bermunculan menjaga ketat sekeliling rumah Becky, padahal dulu Freen sering menginap di rumah Becky bersama dengan pemiliknya. Tapi kini, hanya untuk sekedar melihat ke dalam bahkan terasa susah. Seolah-olah para pengawal itu sengaja melarangnya masuk ke dalam, seperti sudah di perintahkan untuk menjalankan tugasnya.
Karena hal itu lah, Freen semakin merasa frustasi. Freen tidak hanya merindukan Becky, tetapi ia juga mengkhawatirkan kekasihnya yang tiba-tiba menghilang. Freen tidak habis pikir, ia sama sekali tidak bisa menebak pikiran Becky yang selalu membuat dirinya tidak bisa berpikir logis untuk apa dan kenapa Becky selalu seperti ini.
Kali ini Freen mengunjungi perusahaan milik Becky yang ia dapatkan setelah mengancam managernya habis-habisan, Freen sudah tidak peduli apapun. Peduli setan mau Heng memecatnya atau tidak, yang hanya ada dalam pikirannya sekarang 'dimana becky'. Setidaknya ia berharap akan mendapatkan informasi tentang Becky meskipun tidak dapat menemuinya, Freen sangat berharap.
Meskipun sudah menjalani hubungan dengan Becky selama berbulan-bulan lamanya, Freen belum pernah sekalipun datang mengunjungi perusahaan kekasihnya. Bisa dikatakan, Freen baru tau bahwa Becky memiliki perusahaan yang kini terpampang jelas di hadapannya. Cielor Company, perusahaan yang cukup ternama dengan cabang-cabang yang tersebar luas di berbagai negara.
Dan ini pertama kalinya Freen mendatangi perusahaan milik Becky, dengan gugup ia melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung itu yang tampak megah. Freen tau jika Becky bukan orang sembarangan, mengingat gadis itu bisa membeli segalanya yang ia mau bahkan dompet yang ditinggalkan berisi kartu-kartu limited. Jadi Freen tidak terlalu terkejut bahwa kekasihnya adalah seorang pemilik Cielor company, meskipun awalnya ia sedikit ragu dengan perkataan Heng.
"Permisi Nona, ada yang bisa saya bantu?"
Tanya seorang resepsionis perempuan dengan senyum ramah menyambut tamunya ketika melihat Freen yang berhenti di meja nya.
"Ap-apakah saya bisa bertemu dengan Becky?"
Tanya Freen sambil meremas kedua tangannya di bawah, ia sangat gugup bahkan rasanya Freen ingin segera cepat-cepat keluar dari tempat ini karena orang-orang yang berada di dalam bukan orang sembarang sepertinya yang asal masuk demi menemui Becky.
"Apakah yang Nona maksud, Rebecca Patricia Armstrong?"
"Iya, benar."
Balas Freen sambil mengganggukkan kepalanya. Sang resepsionis terlihat diam sejenak, ia memperhatikan Freen dari atas sampai bawah. Sang resepsionis tau bahwa tidak sopan memperhatikan seseorang seperti itu tapi ia mencoba mengenali Freen tapi resepsionis tidak mengenalinya, padahal sang resepsionis mengingat tamu-tamu pentingnya terlebih tamu yang memiliki hubungan dengan Becky.
"Maaf Nona, sudah empat minggu Nona Becky tidak pernah datang lagi ke sini. Dari kabar yang saya dengar, Nona Becky sedang berada di Prancis karena urusan pekerjaan dengan Tuan Leon."
Perkataan resepsionis sontak membuat Freen terkejut sekaligus tercengang, ia bahkan tidak tau jika Becky pergi ke Prancis. Tangannya mengepal, Freen merasa marah karena Becky tidak memberitahunya. Hatinya seolah tergores, kecewa. Apa salahnya Becky memberitahunya bahwa ia memiliki pekerjaan di Prancis, mengapa harus menghilang tanpa kabar.
"Selamat siang, Nona Irin."
Sapa resepsionis tiba-tiba pada seseorang yang baru saja tiba di sebelah Freen. Satu alis Freen terangkat, ia merasa tidak asing dengan nama itu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER [COMPLETED]
Random⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. She's a crazy girl || BECKFREEN. Original story by Exterly!