PRANCIS
Dan di sini lah Becky kembali menginjakkan kakinya di negara ini, sudah terhitung hampir mendekati 9 bulan dia berada di sini. Selama itulah Becky menahan perasaan yang sebenarnya, jengkel, marah, kesal, jijik dan benci. Tapi semua ia tahan demi kelancaran rencana ayah nya, Zalleon Carloza Armstrong atau yang bisa di kenal dengan sebutan Leon.
Kesepakatan bekerja sama yang biasanya Becky tolak mentah-mentah, kini ia menjalinnya. Leon sebenarnya sudah memprediksi segalanya, ia juga tidak akan mengajak putrinya melakukan tugasnya tapi untuk kali ini ia mempunyai alasan kuat untuk mengajak Becky. Yang dimana pekerjaan ini bermula dari permintaan seorang perempuan sebatang kara di Prancis, dimana ia ingin mendapatkan keadilan dari kematian suaminya yang terbunuh namun sayangnya kasus di tutup tanpa hukuman untuk si pelaku.
Ken Steven Angeles Chan.
Seorang pengusaha ternama, terutama di Filipina-Cina. Terkenal akan kesuksesannya di kalangan pengusaha lainnya, sebagai pria yang mapan ia juga dikenal ramah kepada orang-orang. Dengan beribu penghargaan yang Ken terima, tentu tidak sedikit ada perempuan yang tertarik kepadanya. Namun ada di satu titik, ia pernah terjerat kasus tapi dengan cepat ia dilepaskan karna terbebas bersih tanpa barang bukti yang menunjukkan dia memiliki sangkut pautnya dengan kasus tersebut.
"Aku tidak sabar menikahi mu."
Ucap Ken. Becky terlihat tenang ketika Ken membelai pipinya, bahkan dengan senyuman yang ia tampilkan. Namun sayangnya, dalam hatinya ia mengumpat kasar. Selama berbulan-bulan lamanya, semua berjalan lancar tanpa ada hambatan dan di titik ini lah semua menjadi penentunya. Kegagalan atau kesuksesan, jika gagal maka Becky akan dalam bahaya.
Meskipun awalnya Leon mengira akan memakan waktu lama tapi pikirannya berubah seketika, melihat Ken menunjukkan ketertarikannya kepada putrinya. Tidak ada yang bisa menolak pesona Becky, semakin mendekatinya maka semakin besar kemungkinan akan terjebak dalam perangkapnya.
Tidak ada sentuhan intens sebelum pernikahan, itulah yang Becky katakan kepada Ken. Dan Ken menyetujuinya, menurutnya setelah Becky menikah dengannya maka Ken bisa sepuasnya melakukan apa saja kepada Becky. Tentu ada sedikit sentuhan, seperti belaian, elusan hingga berpelukan tapi tentu selagi Becky dapat menahannya maka tidak masalah.
Tidak ada yang tau tentang pernikahan keduanya kecuali keluarga mereka masing-masing karena persyaratan yang di ajukan oleh Leon, karena menghargai keputusan Leon maka mereka semua setuju. Semua terlihat akrab tanpa mengetahui sisi buruk masing-masing, menampilkan topeng tentu bukan hal yang mudah tapi bagi Leon itu tentu sudah menjadi kebiasaannya sejak lama.
"Mari kita menikmati hari ini."
Ucap Becky sambil memegang tangan kekar Ken yang berada di pipinya, ia menurunkan tangan Ken secara perlahan agar tidak terlalu lama menyentuhnya. Jujur, sejak dulu Becky sangat membenci sentuhan orang-orang bahkan sahabatnya Irin terkadang ia tidak nyaman kecuali dalam situasi tertentu.
Keduanya saat ini berada di rumah baru milik Ken yang sengaja dibeli untuk ditinggali setelah menikah, hanya ada Ken dan Becky. Mereka sedang menikmati makan malam bersama yang terbilang romantis, dengan hidangan-hidangan makanan serta wine yang berwarna merah pekat. Dengan diiringi obrolan ringan dan beberapa kata-kata manis yang Ken lontarkan di sela-sela pembicaraan mereka, gombalan belaka yang biasa di gunakan untuk memikat hati seseorang.
Tangan Becky terulur, mengambil segelas wine kemudian sedikit mengangkatnya. Ken meletakkan garpu serta sendoknya, ia kemudian membenturkan pelan segelas wine miliknya dengan milik Becky. Mereka bersulang dan dengan perlahan membiarkan cairan merah pekat tersebut masuk ke tenggorokan, Becky sempat melirik kearah Ken ketika meminum wine nya.
Tiba-tiba rasa rindu menampar hati Becky, ia melamun dengan bayangan-bayangan Freen yang muncul di pikirannya. Tangannya terangkat memegang dada kirinya sendiri, selama ini Becky sudah memendamnya. Ingin rasanya Becky cepat-cepat kembali ke Thailand agar bisa bersama dengan Freen, bahkan Becky baru sadar jika Freen saat ini pasti sudah lulus dan mempunyai pekerjaan.
Becky tersentak dari lamunannya ketika Ken tiba-tiba memeluknya, ia bahkan tidak sadar sejak kapan Ken bisa sedekat ini. Becky lengah, ia menundukkan kepalanya menyembunyikan ekspresi wajahnya yang saat ini sedang marah bahkan rahangnya mengeras. Tangan kekarnya melingkar di pinggang kecil milik Becky, mendekatkan tubuhnya hingga jarak di antar keduanya menyempit.
"Aku tidak dapat menahannya, lagipula besok kita menikah jadi tidak masalah melakukannya."
Bisik Ken. Kedua tangan Becky menahan kedua sisi pundak Ken, mencoba memberikan jarak diantara mereka. Aroma wine yang pekat tercium jelas dari Ken, beberapakali Becky menghembuskan dan menarik nafas panjangnya.
Becky menahannya, setiap sentuhan yang Ken lakukan. Mengigit bibir bawahnya hingga berdarah ketika Ken menciumi lehernya dengan tangan kekarnya yang mengelus-elus lengan Becky. Tidak ada perlawanan, bahkan dengan sengaja Becky mendesah tepat di telinga Ken. Sehingga membuat Ken semakin bergairah, sedangkan Becky tidak merasakan apapun kecuali jijik akan sentuhan di tubuhnya.
Becky sempat ingin membayangkan sedang bersama dengan Freen agar tidak lepas kendali, tapi tentu saja rasanya berbeda. Ingatan tentang lekuk tubuh Freen yang lembut dengan suara yang begitu indah di telinganya, wajah Freen ketika melakukan hal itu dengannya tentu Becky sangat menikmatinya. Berbeda dengan Ken yang menyentuhnya, Becky ingin cepat-cepat mengakhirinya.
"Ughh..."
Ringis Ken sambil memegang kepalanya sendiri yang terasa sangat pusing, ia berlutut karena tidak dapat menahan rasa sakit di kepalanya. Becky langsung bernafas lega karena tidak perlu memukul Ken, efek obat tentu membutuhkan waktu dan hal itu lah yang Becky tunggu-tunggu sadari tadi.
Becky menatap Ken dengan ekspresi datarnya, ia sudah tidak perlu lagi berpura-pura. Tidak ada perasaan menyesal karena Ken adalah seseorang yang berkhianat dengan teman dekatnya bahkan dengan tega membunuh teman dekatnya agar kejahatannya tidak di ketahui. Sekarang yang Becky lakukan hanya duduk sambil memperhatikan Ken yang tersiksa dengan rasa sakit yang mulai tersebar di sekujur tubuhnya.
"Sudah? Besok kita akan kembali ke Thailand, kamu tidak sabar bukan? Menemui pacarmu."
Ucap Leon tiba-tiba. Becky bahkan terkejut hingga berdiri dari kursinya, ia sama sekali tidak mengetahui kehadiran ayah nya. Dan Leon muncul menuruni tangga, sudah bisa di pastikan Leon memperhatikan semuanya dari dalam.
Dugaan Becky benar, Leon dengan sengaja masuk terlebih dahulu tanpa di ketahui siapapun. Melihat semua yang terjadi, bahkan ketika Ken menyentuh Becky. Tangannya sempat mengangkat pistol tapi ia mengurungkan niatnya dan tentu hal itu tanpa di ketahui Becky, Leon tetap lah seorang ayah yang memiliki perasaan tapi karena rasa gengsi lebih tinggi jadi ia tidak pernah menunjukkan rasa sayangnya.
"Berkemas lah, ayah akan mengurus semuanya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER [COMPLETED]
Random⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. She's a crazy girl || BECKFREEN. Original story by Exterly!