MONSTER [COMPLETED]

27

Di sebuah gedung perkantoran yang megah Cielor Company, terdapat seorang CEO bernama Rebecca Patricia Armstrong. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, berdedikasi, dan selalu fokus pada pekerjaan. Namun, di balik ketegasannya. Ada satu hal yang tidak banyak orang-orang ketahui : Becky adalah seorang ayah.

Bayi perempuan kecilnya, Emily. Becky memutuskan untuk membawa Emily ke perusahaannya untuk pertama kalinya, membuat orang-orang di perusahaan terkejut melihatnya membawa bayi ke kantor. Bagaimana ia bisa meninggalkan Emily di mansion sendiri saat pekerjaan menuntut kehadirannya di kantor, ditambah Freen yang beberapa hari ini sering hang out bersama teman-teman.

Tetapi Becky menghormati keputusan Freen, lagipula Freen sudah jarang keluar ataupun bersenang-senang karena harus terus-menerus merawat Emily. Kehadiran Emily tentu membuat rekan-rekan kerja serta bisnis Becky menjadi berwarna, kantor yang biasa terasa sunyi kini terisi dengan tawa bayi.

Becky sama sekali tidak keberatan membawa Emily bersamanya karena hari demi hari ia lalui dengan kegembiraan. Ada beberapa momen ketika Becky berbicara dalam rapat, Emily duduk di pangkuannya dengan senyum manisnya. Saat Becky menyelesaikan laporan, Emily bermain-main dengan mainan berbunyi di sampingnya. Bahkan, beberapa rekan kerja atau bisnis saling berebut mengambil giliran menjaga Emily saat Becky sibuk.

Tentu saja, ada momen-momen kocak. Emily pernah mengejutkan semua orang dengan tertawa riang saat rapat serius berlangsung. Becky hanya bisa tersenyum dan berkata, 'Dia setuju dengan proposal itu, sepertinya.'. Kehadiran Emily sangat berpengaruh besar, membawa kebahagiaan bagi seluruh tim. Rekan-rekan kerja serta bisnis yang awalnya skeptis sekarang berlomba-lomba memberikan hadiah dan mainan untuk Emily, mereka merasa Emily adalah bagian dari keluarga besar perusahaan.

Becky tau bahwa keputusannya membawa bayi ke kantor mungkin tidak biasa, tetapi Emily telah membawa kehangatan dan keceriaan di dalam perusahaannya. Dan siapa tau, mungkin Emily akan menjadi CEO muda yang brilian suatu hari nanti. Hal yang mungkin terjadi, Emily akan meneruskan perusahaannya.

"Jadi, kenapa dia ada disini?"

Tanya Becky, melirik sinis kearah Noey yang sedang duduk di sofa sambil membaca laporan kedokterannya. Irin seketika mengalihkan pandangannya sambil seolah bersikap tidak mendengar perkataan Becky sama sekali, bahkan Irin dengan sengaja berlari menuju ke Emily yang sedang duduk di lantai dengan mainannya dan Irin ikut bermain sambil mencoba menghindari Becky.

Helahan nafas terdengar, Becky berdecak. Becky memang tidak masalah dengan kehadiran Noey yang biasa di sebut 'dokter gila' oleh Irin, tapi Becky perlu tau alasan kenapa Noey belakang ini sering berada di ruangannya. Awalnya Becky setuju-setuju saja dengan saran Irin yang membawa Dokter agar Emily baik-baik saja jika terjadi hal yang menjanggal, namun Noey selalu berada di ruangannya tanpa Becky suruh sekalipun.

"Becky. Bukankah kamu sebentar lagi akan menikah? Kenapa tidak menitipkan Emily ke Tuan Leon, agar kalian bisa honeymoon."

"Akan ku pikirkan."

Memang benar, Becky sudah merencanakan honeymoon bersama dengan Freen tapi akan sulit jika harus membawa Emily. Jari-jarinya memijit pelipisnya, Becky merasa pusing harus memikirkan keputusan yang akan ia diskusikan bersama dengan Freen. Bisa jadi pertengkaran yang akan menanti mereka karena Freen menjadi salah paham dengan perkataan Becky yang seolah mengganggap Emily pengganggu, padahal niat Becky hanya menghabiskan waktu berdua.

"Apa aku harus meminta bantuan ayah?"

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Becky merogoh ponselnya untuk menghubungi ayah nya. Tapi teleponnya tidak kunjung di angkat, dengan terpaksa Becky harus mengirim pesan dibandingkan menelepon ayah nya yang super sibuk. Sebenarnya Becky tidak terlalu suka mengirim ayah nya pesan karena ia harus mengetik panjang lebar untuk menjelaskan maksud dan tujuannya, Becky pernah mengirim pesan singkat yang dimana ayah nya salah nangkap maksud dari pesannya dan berakhir tidak membantu sama sekali alis memperburuk.