30. Hujan Sore Itu

139 102 11
                                    

"Perihal luka, orang lain sama sekali nggak punya kewajiban untuk menyembuhkan."

Tidak ada salam perpisahan atau kalimat lainnya. Dia, Kalila, menghilang dari hadapan semua orang yang menunggu Anin di depan ruang ICU dengan begitu cepat. Gadis itu tidak ingin ada di sana terlalu lama, ikut kalut dalam kesedihan yang mengganggunya. Sepertinya semesta memang punya mantra, bahwa setiap Kalila mendapatkan luka hujan akan turun tanpa permisi.

Bangunan dengan cat maroon mengelupas, berdiri kokoh dengan sisa hujan yang masih menempel membuat bau catnya kembali meruak, menelisik masuk ke hidung para pejalan kaki.

Leo memilih duduk di sudut ruangan yang terhalang beberapa rak buku. lelaki itu melihat jauh ke dalam pekatnya kopi hitam yang ia pesan. Ada sekelebat memori yang ia dapat. Di sana ada Kalila dan Raja.

Ingatannya samar-samar kembali pada beberapa hari lalu saat ia pergi ke kampus untuk mengambil barang yang memang sengaja ditinggalkan di aula. Hari itu Leo tidak mungkin salah mengenali sahabatnya sendiri, Raja. Tapi tidak dengan gadis yang berjalan bersama Raja. Tubuhnya mungil.

Dari tempat Leo mengamati, terlihat jelas seorang Raja Kastara yang begitu ekspresif. Sungguh, sangat bertolak belakang dengan title ketua geng yang ia punya.

Memori itu hancur sesaat Leo menuangkan gula dan mengaduknya. Gadis yang ia temui, tidak, kita ralat. Gadis yang Leo lihat sedang bersama Raja, adalah teman Anin, kekasihnya saat ini. Diantara banyak teman kekasihnya itu, hanya Kalila-lah yang tidak pernah disebut namanya oleh Anin.

"Kayaknya dia, ya? Apa mereka semua saling kenal? Ah, siapa tadi namanya? Ka? Kalila?" Leo bertarung dengan isi kepalanya. Terus bergumam mengeja nama Kalila.

Satu hal yang lelaki itu tidak mengerti, apakah Ale juga ada hubungannya dengan Kalila? Kenapa mereka, bukan, maksud Leo adalah Ale. Karena hanya Ale yang menatap Kalila begitu dalam.

Punggungnya bersandar, hembusan napas Leo terdengar begitu kasar.

Sesekali Leo meringis saat menyentuh bibirnya yang terluka. Tidak menyangka, gadis yang terlihat lemah dengan tatapan menusuk itu, punya kekuatan yang bisa membuat seorang Leo berdarah dalam hitungan detik tanpa bisa menghindar.

Sore itu Leo kalah telak, di hadapan banyak orang.

# # #

Sebuah sore yang mengejutkan untuk Raja di tengah ramainya pengunjung toko roti kala itu.

Setelah sebelumnya juga membuat Raja terkejut dengan kehadirannya pukul sepuluh malam, Kalila datang ke toko roti milik bunda Raja dengan keadaan yang tidak terlihat begitu baik. Satu hal yang terlintas di benak gadis itu sebelum akhirnya melangkah, ia hanya ingin pulang tapi ia tidak tahu kemana atau bahkan pada siapa ia akan pulang.

Waktu menunjukan pukul lima sore lebih dua puluh tiga menit, hujan masih terus turun tanpa ada niat berhenti. Kalila duduk di salah satu kursi, menyandarkan bahunya tanpa tahu seseorang terus memperhatikan ia dari dalam sana.

Raja memperhatikan Kalila, bahkan sejak gadis itu turun dari taksi dan berlari kecil lalu membenarkan kacamatanya yang sudah penuh dengan bulir-bulir hujan. Raja tersenyum kecil, sebelum akhirnya sadar pada kerah dan lengan kemeja Kalila ada noda darah.

Jujur saja, sudah satu minggu Raja memikirkan Kalila tanpa henti. Bukan karena rindu tapi lelaki itu merasa khawatir, sebab sejak kejadian dirinya memeluk Kalila setelah naik bianglala, keduanya memang tidak bertemu sama sekali.

Raja mengubah papan gantung bertulis open menjadi close. Lelaki gila. Ia menutup toko roti milik keluarganya, bahkan saat pengunjung masih ramai berteduh di dalam. Langkahnya yang gontai, membawa nampan berisi dua gelas coklat hasil racikannya sendiri, menu itu akan launching satu minggu yang akan datang tapi, Raja membiarkan Kalila untuk mencicipinya terlebih dulu. Wangi cinnamon dan hazelnut memenuhi ruangan sebelum akhirnya Raja keluar menemui Kalila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EibisidiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang