25

873 122 12
                                    

Niana is calling..

"Halo assalamualaikum.."

"Wa'alaikumussalam."

"Maaf aku langsung telepon. Mas Askha lagi sibuk kah?" tanya Niana di seberang sana.

"Ndak, Na. Baru aja sampai Bigsmall. Kenapa?"

"Kalau anak-anak hari Sabtu pagi aku jemput, bisa nggak ya, Mas?"

"Hm? Sabtu pagi? Masih jatahku sampai Minggu kan?"

"Mmmm iya sih, Mas. Tapi aku ada keperluan mau ajak anak-anak ke suatu acara."

"Acara apa memangnya?" tanyaku lagi.

"Kondangan, Mas."

"Sepenting itu ya? Kalau anak-anak ndak ikut, ndak bisa kah?"

"Mmm bisa aja sih, Mas. Cuma aku ada niat untuk ajak anak-anak juga."

"Kalau aku ndak ngasih, boleh?"

Kali ini Niana terdiam, ndak langsung menjawab pertanyaanku seperti sebelumnya.

"Bukannya apa ya, Na. Anak-anak kan ndak setiap hari sama aku. Jadi saat waktunya sama aku, aku mau bisa semaksimal mungkin menghabiskan waktuku sama mereka. Lain cerita kalau mereka lagi di sana, kamu mau ajak anak-anak ke mana pun aku ndak akan permasalahkan."

"Hhmmm it's okay, Mas Askha. Kalau begitu aku pergi sendiri aja. Anak-anak biar tetap sama kamu. Thank you ya, Mas. Titip peluk dan cium untuk anak-anak. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Itu Amam ya, Apap?" tanya Isha begitu aku memutuskan panggilan.

Aku meletakkan ponselku di atas meja, "Iya Isha sayaang."

"Isha kangen Amam. Apap kangen Amam juga enggak?"

Aku harus jawab apa? Kalau aku jawab kangen, aman ndak ya? Kuputuskan hanya mengangguk saja.

"Ooh Apap kangen juga." ucap Isha sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Kalau gitu, Apap ikut rumah Amam ajaa. Sama Isha sama Mas."

Kali ini aku memilih untuk sekadar menyunggingkan senyumku pada Isha.

"Apap, Isha mau jalan-jalan mall sama Apap. Isha mau playdate."

"Cuma Isha sama Apap?"

Isha mengangguk.

"Mas Marshall ndak diajak?"

Kali ini Isha menggeleng.

"Terus Mas Marshall ditinggal? Kasian dong. Kalau Mas nangis gimana?"

Isha menggeleng lagi, "Mas kan sudah besar. Jadi Mas ndak nangis lagi."

Aku terkekeh mendengar jawaban gadis kecilku ini.

"Harus sama-sama dong sama Mas Marshall juga. Kan anak Apap ndak cuma Isha, tapi Mas juga. Jadi harus adil, ndak boleh cuma ajak Isha aja."

"Yaudah karena Mas baik, ayo kita ajak Mas juga. Kapan Apap kapaan??" tanya Isha dengan penuh semangat.

"Isha mau kapan?"

"Now?"

"Right now?"

Isha mengangguk cepat dengan ekspresi penuh semangat.

"Setelah Apap kerja sebentar sekalian tunggu Mas Marshall pulang sekolah. Boleh?"

"Okay, Apap! Yeaayy asiiik, Isha playdate with Apaap!"

---//---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang