08. Just let me love you

3.9K 598 39
                                    

"Kamu tuh gimana sih, Kha?! Bunda benar-benar enggak ngerti lagi sama jalan pikirmu. Seharusnya kamu itu nunjukkin kalau kamu masih pantas untuk mereka. Bukan malah seperti ini."

"Tadi Askha buru-buru, sampai ndak sadar kalau ponselnya ketinggalan di mobil, Bun."

Bunda menghela nafasnya sambil menatapku lekat.

"Meskipun kamu anak Bunda, Bunda tetap bersyukur karena Dokter Syafiq ada disaat cucu Bunda membutuhkan sosok Ayahnya."

Aku langsung menatap Bunda dengan tajam.

"Kalau kamu sudah tau apa yang kamu mau, apa yang kamu butuhkan, dan apa yang kamu prioritaskan, seharusnya kamu sudah tau apa yang seharusnya kamu lakukan. Tapi nyatanya kamu masih sama." Bunda kembali menghela nafasnya. "Bunda pulang dulu. Aluna mau titip Alaia."

Aku lalu mencium punggung tangan Bunda. Tangan yang sudah membesarkanku dengan penuh kasih sayang.

"Kalau kamu benar-benar pantas untuk mereka, just prove it."


———


-Satu bulan kemudian-

Ting..

Aku mengambil ponselku yang baru saja berbunyi. Kulihat ada nama Niana yang terpampang di jendela notifikasi.

Rania Rajendra:
Jd kpn kamu akan kirim balik suratnya?
It's been too long, Mas.

Nafasku tercekat untuk sesaat begitu membaca pesannya. Niana kembali menanyakan surat yang masih tergeletak di atas meja kerjaku. Aku menghembuskan nafasku perlahan sebelum mengetikkan sebuah jawaban untuknya.

Aku akan kasih langsung.

Okay.
Kalau gitu tlg kamu bawa suratnya bsk.

I'll pick you up.

No need.
Kita langsung ketemu di RS aja.
Kata Bang Syafiq, kemungkinan Isha sdh bs pulang.

Damn it. Kenapa nama itu harus selalu ada disetiap hariku?

Aku minta waktumu sebentar.

Sebelum ke RS. Bisa?

Okay.
Bajawa jam 8.

Aku menghela nafasku berat. Seperti inilah Niana saat ini. Hanya menghubungiku seperlunya dan hanya mengatakan apa yang ingin dia katakan. Straight to the point.

Niana bisa pulang dari rumah sakit setelah kurang lebih satu minggu menjalani perawatan. Sedangkan Isha masih harus tinggal karena kondisinya yang belum stabil sepenuhnya. Membuat Niana rutin bolak-balik ke rumah sakit setiap hari. Akupun selalu berusaha sebaik mungkin untuk selalu bisa menemaninya. Dan tak jarang juga, yang kudapati setelahnya adalah canda tawa Niana dan Syafiq.

"Ge, besok gue ndak ngantor ya. Isha katanya sudah boleh pulang."

Geo yang tadinya asik menatap macbooknya, langsung mengalihkan tatapannya ke arahku.

"Syukurlaaah. Akhirnya bos kecil gue udah bisa bebas dari rumah sakit. Okay kalo gitu. Besok juga nggak ada yang penting kok."

"Iklan si Investama sudah beres?"

Geo tampak berpikir sejenak.

"Kayaknya tinggal nunggu mastering soundnya deh. Nanti gue yang cek ke anak-anak."

Just Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang