12

4.7K 620 69
                                    

Karania is calling...

Aku melirik layar ponselku yang menyala di atas meja. Lalu mengalihkan pandanganku lagi ke arah lawan bicara di hadapanku.

"Jadi untuk commercial video sampai nanti dokumentasi selama event berlangsung, kami mau semuanya dari pihak Pak Askha yang menangani."

"Baik, Mas Rendi. Untuk hal itu bisa kami atur dan maaf, untuk perhitungan budgetnya sendiri bagaimana ya Mas?" ucap Geo mewakiliku.

"Kami tunggu proposal dari Bigsmall saja. Mulai dari konsep iklan termasuk modelnya, waktu penggarapan, sampai budgeting. Kami akan pastikan tidak akan ada masalah terkait budget. Kira-kira kapan kalian bisa submit atau presentasikan ke kami?"

Karania is calling...

Aku kembali melirik ponselku yang kembali menampilkan nama Niana. Geo melirikku dan ponselku bergantian.

"Maaf Mas Rendi, saya izin menjawab panggilan ini sebentar." ucapku sambil mengambil ponselku.

"Oh ya, silahkan Pak Askha."

"Wait ya, Ge." ucapku pelan pada Geo sambil beranjak dari kursi yang kududuki.

Geo lantas mengangguk.

"Ya, Na."

"Oh, thank God!" ucap Niana di seberang sana begitu aku menjawab panggilannya.

"Mas Askha. Maaf banget harus ganggu kamu. I need your help, Mas." sambungnya dengan suara yang agak bergetar.

"Ada apa, Na?"

"Isha demam dari kemarin. Sudah aku kasih obat, tapi sekarang malah semakin demam. Aku mau bawa dia ke rumah sakit, Mas. Tapi di rumah nggak ada siapa-siapa. Tapi kalau kamu sibuk, biar kami naik taksi a—"

"No! Hang in there. Aku usahakan secepatnya sampai ke sana. Just wait for me okay."

Aku langsung memutuskan panggilan lebih dulu dan bergegas kembali ke ruang meeting.

"Ge." aku memanggil Geo dari ambang pintu sambil memberinya kode untuknya mengikutiku.

"Sebentar ya, Mas Rendi."

Aku kembali melangkah keluar diikuti Geo di belakangku.

"Kenapa, Kha?"

"Isha demam. Gue harus bawa dia ke rumah sakit."

"Tapi ini gimana? Mereka kan selalu maunya lo ikut aktif, Kha. Termasuk meeting ini."

Aku menggaruk pelipisku yang sama sekali ndak gatal. Klien kami kali ini memang klien terloyal yang dimiliki Bigsmall dan iDea. Sudah delapan tahun ini, mereka selalu mempercayakan iklan-iklan produknya pada kami. Untuk semua event yang mereka selenggarakan juga menggunakan jasa iDea, EO milik Omku yang secara ndak langsung ikut aku kelola juga.

Dan untuk meeting ini, sudah tiga kali reschedule karena mengikuti agendaku. Pantas saja jika Geo sampai menampilkan ekspresi gusarnya kali ini.

"Gue yakin lo bisa, Ge. I really have to go now."

Geo lalu berdecak cukup kencang, "Mereka ini kan spesial, Kha."

"Yap, I really know. But this's urgent, Ge. Isha. Anak gue."

Geo menatapku lekat. Sedangkan aku bergerak ndak tenang. Semakin lama aku tertahan, semakin lama pula Isha bisa sampai ke rumah sakit.

"Lo tau dengan jelas gimana kondisi Isha kan, Ge? Dia ndak sesehat itu."

"Iya gue tau. Tapi ini mereka udah ngikutin jadwal lo, Kha. Eventnya juga makin deket. Sedangkan produksi belum mulai sama sekali."

Just Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang