𝟐𝟔. 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚,

4.7K 388 1
                                    

Mereka sama-sama terdiam, jean mengupas buah yang ia bawa tadi untuk ayahnya.

"Jean"

"Iya?"

".... Daddy mau minta maaf"

Jean menghentikan aktivitas mengupasnya.

"Untuk apa?"

"Buat semuanya, semua perbuatan daddy yang menyakitimu daddy minta maaf"

"Apa daddy ingat setiap perbuatan itu?" jean bertanya datar.

"Tentu saja, bahkan sangat tau, dan saat teringat semua itu daddy sungguh sangat menyesal, maafin daddy jean, kau pasti sangat tersiksa" arson mengambil sebelah tangan jean mengecup dan menggenggam nya erat.

"Lalu, apa daddy bisa janji sama aku untuk gak mengulangi kesalahan itu lagi?"

Sebenarnya dalam hati jean sangat senang tapi dia tidak boleh menunjukkan hal itu dulu, bagaimana jika mereka sudah merasa puas lalu kembali menyakitinya.

"Tentu saja, daddy janji tidak akan pernah melakukan hal seperti dulu lagi"

"Apa jaminannya jika daddy ingkar janji?"

Arson bingung sejenak lalu terkekeh kecil.

Daniel tersenyum bangga adiknya sangat pintar dan licik, dia suka itu adik bungsunya tidak akan mudah dibodohi oleh orang lain karena kecerdasan nya.

"Apa pun yang diinginkan putra daddy ini, akan daddy berikan" ucap arson tersenyum dan mengusap rambut jean lembut.

Hati jean berdegup kencang, usapan ayahnya terasa sangat nyaman menggelitik hatinya, jean sangat menyukai itu.

"Nanti akan kupikirkan lagi daddy harus membuat surat sahnya juga kalau tidak- aku akan menghancurkanmu daddy" ancam jean mempraktikkan seperti orang yang akan memotong leher dengan pisau.

Arson menggigit bibirnya menahan gemas putranya yang satu ini sangat menggemaskan, belum punya apa-apa tapi sudah berani mengancam nya.

"Baiklah, saya mengerti tuan"

Jean merasa sedikit malu, arti omongan daddynya seperti mengejek, tapi nada bicara dan ekspresi nya serius. Melupakan itu jean kembali memotong buah.

Daniel dan varo juga ikut menahan tawa dengan kelakuan menggemaskan adik mereka.

Malam harinya arson sudah diperbolehkan untuk pulang, lebih tepatnya dia menyuruh dokter disana untuk ikut andil dalam drama mereka, berpura-pura mengecek arson dan menyatakan dia sembuh lalu memperbolehkannya pulang, lagipula rumah sakit itu miliknya hal itu tentu saja sangatlah mudah.

Arson kembali kekamarnya dan beristirahat karena disuruh oleh jean, padahal pekerjaannya dari perusahaan sudah sangat menumpuk.

Jean sedang berkutik didapur dia ingin memasakkan sup untuk ayahnya.

"Lagi ngapain dek?" daniel mendekat berdiri disamping jean didapur.

"Liat aja sendiri" jawab jean

"Dan.. Jangan panggil gue dek, panggil aja jean"

"Baiklah, tapi kenapa?"

"Lebih suka aja, udah minggir sana"

Daniel tersenyum, adiknya ini masih saja cuek jutek padanya.

"Mau abang bantu?"

"Gak usah, lu kan ga bisa masak!" jean mengeluarkan kalimat sarkasnya.

"Yaudah abang bantu temenin aja kalo gitu" jean melihatnya sekilas lalu kembali berkutik dengan bahan masakan dan peralatan di dapur.

𝐂𝐎𝐍𝐅𝐔𝐒𝐄𝐃 (𝐁𝐋) On Going..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang