Zya, Bella, dan Selyn janjian ke kampus bareng-bareng karena mereka mau minta persetujuan dosen pembimbing soal skripsi mereka. Untungnya sih nggak lama, karena dosen yang bersangkutan sedang ada di kampus. Cuma, ketiga wanita itu belum mau beranjak pulang. Mereka duduk di lobi fakultas sambil nyolong wi-fi.
Zya dan Bella udah sibuk mencari stok tontonan buat di rumah nanti. Sedangkan Selyn tampak murung melihat ponselnya.
"Kenapa, Sel?" Bella yang sadar akan keanehan temannya itu, langsung mengalihkan pandangannya.
Selyn menghela nafas berat. "Gue tremor gara-gara nih cowok." Kedua mata wanita itu terlihat sayu, tampak frustrasi.
"Siapa?" Bella segera merampas ponsel milik Selyn dari tangan sang pemilik, kemudian ikut melihat apa yang dilihat temannya itu.
Sedetik kemudian, kedua bola mata Bella terbelalak dengan wajah sumringah. "Buset! Serbuk berlian!"
"Suara lo, Bel. Ya ampun!" Selyn kembali merampas ponsel miliknya.
Zya yang tadinya sibuk mencari-cari rekomendasi drama korea, langsung teralihkan ketika mendengar pekikan Bella. Karena penasaran, dia meminta Selyn untuk memberikan ponsel itu padanya. Dengan wajah jutek, Selyn memperlihatkannya pada Zya juga.
"Ganteng." Mendengar pujian Zya, Selyn malah berdecak malas.
"Gue tau, lo pasti suka sama dia kan? Makanya tremor. Iyalah, orang gantengnya kebangetan," sewot Bella. Entah kenapa dia terlihat senang karena temannya yang satu itu akhirnya menyukai seseorang setelah sekian lama.
"Bisa diem nggak lo?"
Bella hanya menyengir tanpa dosa ketika melihat tatapan tajam Selyn tertuju padanya.
"Bukan karena itu masalahnya. 2 hari yang lalu, sepupu gue ngenalin gue ke cowok ini. Gue nggak suka dia, tapi dia ngejar-ngejar gue terus, minta ketemuan, ngajak jalan. Ah, gue risih pokoknya!"
Selyn menceritakan semua yang terjadi pada dirinya saat itu. Dimana dia diajak sepupu laki-lakinya ke sebuah restoran, niatnya mau menghibur Selyn yang sedang pusing dengan skripsinya. Namun, tiba-tiba seorang lelaki berkemeja biru datang menghampiri mereka, mengaku sebagai teman dari sepupunya. Mereka mengobrol seperti biasa, dan akhirnya sepupu laknat Selyn itu ngecomblangin mereka berdua dan akhirnya ditinggal berdua di restoran itu. Disitulah Selyn merasa amat kesal pada dua laki-laki itu.
"Nggak bersyukur lo dapet cowok ganteng kayak dia. Langka lo, Sel," ucap Zya ikut menggoda.
"Bukan gitu Zy... ah elah, lo pada nggak ngerti. Males banget." Selyn mencak-mencak, rasanya ingin menangis saja.
"Kalau nggak suka kenapa ngeliatin foto dia terus?" Zya bertanya begitu, karena dia heran dengan tingkah temannya yang satu itu. Beneran nggak suka, atau sekedar mau pamer? Ngeliatinnya sampai dipelototin.
"Gue lagi cari tahu tentang dia. Siapa tahu gue nemu sesuatu yang bisa membuat sepupu gue nyesel ngenalin gue ke dia."
Zya dan Bella saling pandang, kemudian geleng-geleng kepala. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran Selyn. Masa iya sampai sekarang dia masih betah jomblo. Udah baik dikenalin.
"Nyebelin banget sih lo, Sel. Kalau nggak mau sini buat gue aja udah," kekeh Bella.
"Viralin ah, biar Vian tahu."
"Ih, Zya! Becanda kali!"
ღ﹌﹌﹌ღ
Setelah puas selama 3 jam cuma duduk-duduk di kampus, akhirnya ketiga wanita itu berencana pulang setelah waktu menunjukkan pukul 3 sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen vs Mahasiswi
FantasyMulutmu harimaumu mungkin ini julukan yang tepat untuk Zya atas mulutnya yang suka asal ceplos. Karena ucapannya yang sok berani, Zya harus terjebak kisah cinta tak biasa dengan dosennya sendiri. Reyden, dosen idola para mahasiswi di kampus. Selalu...