"Kemana sih?!" Tanya Caine saat beberapa menit keadaan hening.
"Hm? Terserah" Jawab Rion seadanya. Mendengar hal itu Caine pun mendengus sebal.
"Gajelas lo! Turunin gue!" Ujar Caine dengan nada kesal. Rion hanya melirik sebentar kearahnya tanpa menjawab sepatah katapun.
"Gajelas banget sih lo! Tujuan lo mau kemana sih?! Mendingan turunin gue!" Caine semakin kesal dan menatap sinis kearah Rion.
Mendengar hal ini, Rion pun menghentikan mobilnya secara mendadak. Mau tak mau, Caine pun tersentak ke depan, untungnya tangannya refleks menahan tubuhnya agar tidak terbentur dashboard mobil.
"Wah! Anjing lo! Ngerem mobil dadakan!" Amuk Caine dengan kesal. Rion menatap Kearah Caine, dan sedikit mengerutkan keningnya.
"Udah?" Tanya Rion tanpa merasa sedikit bersalah atas kejadian tadi. Caine pun merasa kesal dibuatnya.
"Apaan?!" Kata Caine dengan wajah galak. Perasaannya kesal karena ulah Rion.
"Marahnya" Jawab Rion santai.
"Gajelas!" Ujar Caine sedikit membentak dalam nada suaranya. Rion tersenyum tipis mendengarnya.
"Kita mau kemana sih?! Tujuan lo ga jelas!" Tanya Caine dengan kesal, dirinya bosan terus berada dalam mobil bersama Rion tanpa ada tujuan yang jelas.
"Kamu maunya kemana?" Tanya Rion menatap kearah Caine dengan datar.
"Pulang lah!" Seru Caine dengan kesal menatap balik kearah Rion. Tatapan mereka sama sama terkunci, tatapan kesal dan tatapan datar dari kedua pemilik mata.
"Hm? Oke.." Rion akhirnya mengiyakan permintaan Caine dan mengalihkan pandangannya kembali mengemudi mobilnya.
Sesampainya di depan rumah Caine, Rion pun menghentikan mobilnya. Saat Caine hendak membuka pintu, ternyata pintu mobil masih di terkunci, refleks Caine pun menatap kearah Rion.
"Buka pintunya anjirr!" Ucap Caine samping berusaha membuka pintu.
".... "
"Bukain! Bukan diem aja natap ke gue!" Seru Caine mulai kesal kembali.
Rion bukannya menjawab, malah mencondongkan tubuhnya mendekat kearah Caine. Caine pun mundur dan bersandar di pintu mobil.
"Lo ngapain anjing?!" Ucap Caine sedikit panik, menahan tubuh Rion yang terus mendekat.
Rion menyeringai dan mengulurkan tangannya ke arah leher Caine dan berhasil memegang kepala belakangnya Caine.
Caine yang mulai panik pun mencoba mendorong tubuh Rion, kepalanya tertahan oleh tangan Rion yang di belakangnya.
Perlahan, Rion mendekatkan wajahnya kearah Caine dan membuat jarak mereka hanya beberapa inci. Rion menatap mata Caine dalam dan tersenyum tipis.
"Lo mau nga-" Ucapannya tertahan tiba tiba.
Rion membungkam mulut Caine dengan ciumannya. Seketika Caine mematung di tempat, tidak bisa mencerna apa yang terjadi. Rion pun masih bertahan dalam posisi nya.
Rion semakin tersenyum dan perlahan mulai melumat pelan bibir tipis Caine. Menciumnya perlahan dan tidak terburu buru. Caine masih diam di tempat, seolah olah waktu berhenti begitu saja.
Rion pun melepaskan ciumannya dan menatap Caine yang sedang mematung dan diam di tempat.
"So cute.." Ujar Rion setengah berbisik, menatap wajah Caine yang mulai memerah. Caine pun mulai tersadar dengan apa yang terjadi.
"Wah! Anjing lo! Itu firtskiss gue bangsat!" Ucap Caine dengan nada marah, namun malah terkesan lucu bagi Rion, apalagi dengan rona merah di pipinya.
"Kenapa? Enakkan?" Tanya Rion sambil menatap Caine dengan tatapan menggodanya.
"Anjing lo!" Seru Caine sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.
"Buka ga pintunya?!" Sentak Caine dengan amarahnya.
"Of course" Jawab Rion mulai membukakan pintu mobil. Caine pun tanpa basa basi lagi, langsung pergi dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...