Sebuah pesan muncul di notifikasi Rion. Terlihat pesan dari Caine tertera disana. Rion yang sedang fokus dengan pekerjaan nya pun segera mengambil ponsel itu untuk di lihatnya.
[Pesan]
Pookie(?)
"Gue balik ke kosan gue. Gosah nyusul yah bangsat."
"Besok aku jemput"
"Gue bisa jalan sendiri ke sekolah!"
"Yaudah, tidur sana"
Setelah dirasa tak ada jawaban lagi, Rion kembali fokus kepada pekerjaan nya. Senyum tipis tercetak di bibirnya saat mengingat kembali pesan Caine.
Keesokan harinya, jam 05.50 pagi. Rion sudah berdiri di depan pintu kosan Caine, membuka pintu kosan Caine setelah membuka kunci pintunya. Jangan tanyakan bagaimana Rion mendapatkan kuncinya, pastinya dia membuat duplikat kunci kosan Caine.
Caine yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya pun tidak merasa terganggu dengan kehadiran Rion. Rion naik keatas tempat tidur Caine, menindih nya di atas.
Wajah Caine yang tertidur pulas begitu damai dan tenang, tidak seperti Caine yang biasanya. Saat ini wajah Caine terlihat cantik dan menggemaskan dengan deruan nafas halus yang keluar dari hidupnya.
Rion dengan usil mulai menciumi seluruh wajah Caine dan lehernya. Membuat Caine mengerang kecil dan merasa terganggu. Perlahan mata cantiknya itu terbuka sempurna dan langsung menangkap wajah Rion di depannya.
"Anjing!" Maki Caine kaget dan langsung menendang Rion secara refleks ke belakang. Membuat Rion langsung terpental mengenai lantai dan mengaduh kesakitan.
"It's hurts! Ahk!" Bagaimana tidak kesakitan, daerah yang di tendang Caine adalah area selangkangannya. Membuat adik kecil di bawahnya kesakitan dan ngilu.
"Ngapain lo anjing?! Pagi pagi dan cabul lo! Mampus kan lo!" Ucap Caine dengan kesal dan segera terduduk melihat Rion menahan nyeri.
"Ahk, sumpah! Ini sakit banget Caine! Argh!" Erang Rion masih berbaring di lantai dan terlihat kesakitan.
Caine yang awalnya kesal menjadi sedikit khawatir dan merasa bersalah. Dirinya mulai turun dari tempat tidur dan menghampiri Rion.
"Eh, lo seriusan? Benaran sakit banget? Eh, gue ga sengaja sumpah.." Ucap Caine sambil memegang lengan Rion yang sedang berbaring membelakangi nya.
Caine semakin khawatir saat Rion masih terus merintih kesakitan. Dirinya hendak berdiri untuk menelpon pihak rumah sakit, namun tangan Rion langsung menariknya dan langsung memeluk Caine.
"Jangan pergi.." Ucap Rion sambil memeluk Caine. Caine yang sedikit terkejut pun langsung terdiam sejenak.
"Lo ngerasa sakit kan? Gue mau nelpon rumah sakit, awas!" Ucap Caine mencoba melepaskan pelukan Rion.
"Ga sakit kok" Ucap Rion sambil menahan tawa, berhasil mengelabui Caine hingga wajahnya menjadi khawatir.
Plakk!
"Ahk!" Rion meringis, sambil mengusap kepalanya yang sakit akibat pukulan Caine. Caine sendiri langsung beranjak ke kamar mandi dan menutup pintu dengan keras.
Jam 06.42, mereka pun mulai berangkat ke sekolah menggunakan mobil Rion. Padahal Caine bisa saja berangkat sendiri dengan motor beat nya, tapi karena Rion tiba tiba datang dengan mobilnya, jadi itu motor beat ga kepake lagi.
Di dalam mobil begitu hening, Caine menatap keluar jendela dengan wajah kusutnya. Karena masih kesal dengan Rion, Rion pun hanya melirik sebentar kearah Caine dan fokus mengemudi hingga sampai ke sekolah.
"Gue ga langsung ke kelas, lo pergi sendiri aja" Ucap Caine saat hendak keluar dari mobil, namun tangannya di tahan oleh Rion.
"Mau kemana?" Tanya Rion dengan penasaran. Caine menepis tangan Rion dan segera turun dari mobil.
"Urusan." Jawab Caine dan langsung menutup pintu mobil, meninggalkan Rion yang masih berada di dalam mobil.
Padahal kenyataan nya, Caine melihat Pero berjalan kearah gudang, membuat Caine segera mengikutinya tanpa sepengetahuan Pero. Gatau mau ngapain.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...