Jaki curhat

2K 211 6
                                    

Setibanya di rumah Rion, Caine langsung dibawa ke kamar oleh Rion. Caine hanya diam saja dan pasrah dengan sikap Rion padanya. Tidak ada yang mau angkat bicara.

Caine perlahan di baringkan diatas tempat tidur, namun bukannya diam, Caine malah mengubah posisinya menjadi duduk. Membuat Rion menatap kearah Caine.

"Pegel" Ucap Caine yang tau arti tatapan Rion kearahnya.

Rion pun hanya menghela nafas dan segera duduk di sisi tempat tidur menatap kearah Caine. Tangannya terulur untuk mengelus lembut pipi Caine, wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran nya kepada Caine.

"Ada yang kerasa sakit caine?" Tanya Rion, Caine hanya menggeleng pelan saja sebagai jawabannya.

"Udah ah, gue haus" Ucap Caine mengalihkan pembicaraan. Rion pun segera menuang air kedalam kelas yang terdapat di atas nakas.

Caine dengan cepat mengambil gelas di tangan Rion dan langsung meneguk habis air tersebut. Diakhir, Caine menghela nafas dan memberikan kembali gelas tersebut di tangan Rion.

Dirinya merebahkan tubuhnya kembali dan menutup matanya. Hal itu tentu tak lepas dari arah pandang Rion ke Caine. Entah kenapa tingkah Caine ini membuat Rion bingung namun terkesan sangat lucu dan menggemaskan.

Rion pun tersenyum tipis dan mendekati Caine, diciumnya kening Caine dengan lembut dan tak lupa dengan bibir manisnya. Tangannya mengusap pelan surai rambut Caine, menatap wajah si cantik.

Beberapa jam berlalu, Rion baru saja kembali dari luar. Namun di belakangnya terdapat Jaki yang mengikuti nya di belakang. Caine yang sedang duduk rebahan di ruang tamu pun segera melirik kearah belakang Caine.

"Caine, kamu pasti pernah liat dia kan? Dia Jaki, yang waktu itu ada di penthouse. Dia malam ini mau nginep disini, gapapa kan?" Ucap Rion sambil memperkenalkan Jaki kepada Caine.

Jaki tersenyum lembut kearah Caine, membuat Caine hanya mengangguk saja dengan kening berkerut.

"Yaudah" Jawab singkat Caine. Jaki pun dengan seenaknya duduk di samping Caine, menghiraukan Rion.

"Aku ke kamar dulu Caine. Jaki, jangan apa apain Caine." Ucap Rion dan langsung melangkah pergi setelah menatap Jaki.

"Eh, lo sejak kapan deket sama si Rion?" Tanya Jaki dengan kepo. Caine yang mendapat perlakuan begitu, langsung mendorong mundur jaki lebih jauh.

"Gue cuma temenan" Jawab Caine dengan sedikit nada kesal. Jaki hanya menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Cara hubungan biar awet gimana sih?" Tanya Jaki tiba tiba, Caine pun langsung menatap kearah Jaki.

"Kenapa lu?" Tanya Caine sedikit penasaran.

"Gue capek sama hubungan gue sendiri. Lo tau Krow kan? Yang rambut nya agak coklat itu? Nah, dia tuh hts an gue" Ucap Jaki mulai curhat kepada Caine. Caine pun hanya mengangguk setelah mengingat orang yang bernama Krow.

"Kalo capek, putus aja" Celetuk Caine sambil kembali ke posisi awalnya.

"Tapi gue cinta sama Krow. Gue sayang sama dia, cuma kayaknya dia nganggep gue temen doang. Sakit hati gue Caine" Ujar Jaki dengan wajah sendu, Caine pun menghela nafas.

Tangannya mengalung ke pundak Jaki dan menepuk lengannya dengan pelan. Jaki refleks memeluk Caine, membuat Caine sedikit terkejut dengan sikap Jaki.

"Gue capek Caine.." Keluh Jaki di dalam pelukan Caine. Caine hanya diam saja tak berkutik.

"Lagi ngapain kalian?" Tanya Rion yang berdiri menatap mereka berdua di anak tangga terakhir.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang