Saat sedang jam istirahat tiba-tiba Caine menghilang begitu saja. Tidak ada tanda-tanda Caine di sekitar lorong sekolah maupun kantin. Keberadaan nya tidak terdeteksi oleh Rion.
Hingga dirinya melihat segerombolan siswa sedang berkumpul di dekat jendela memandang kearah luar. Awalnya Rion mengabaikan hal itu, tapi samar samar ada yang menyebut nama Caine disana.
Rion pun memutuskan untuk menghampiri kerumunan tersebut dan menepuk pundak seseorang untuk bertanya apa yang sedang terjadi.
"Sorry ganggu, lo liat Caine ga?" Tanya Rion kepada siswa tersebut.
"Lah, itu si Caine di sisi lapangan lagi di keroyok sama gengnya si Pero!" Ucap siswa itu sambil menunjuk ke bawah keluar jendela.
"Thanks" Ucap Rion dan langsung berlari meninggalkan siswa tersebut. Siswa itu tampak bingung namun kembali bergerombol dengan teman temannya.
Rion berlari menuruni anak tangga dengan cepat, wajahnya sedikit panik dan segera berlari kearah lapangan. Tangannya terkepal saat melihat Caine di pukuli oleh 4 orang siswa, dan salah satunya adalah Pero.
Rion berjalan kearah mereka dan langsung menarik kerah Pero dengan kasar, melayangkan tinju di rahangnya dengan keras. Sontak hal itu membuat seluruh siswa yang menonton terkaget kaget.
"MUNDUR KALIAN BANGSAT!" Teriak Rion sambil memaki. Amarahnya muncul begitu saja, melihat Caine tak sadarkan diri dengan luka dan lebam di beberapa bagian tubuhnya.
Suasana menjadi hening, semuanya kaget mendengar teriakan Rion dengan amarah yang mendominasi nya. Bahkan teman teman Pero pun langsung mundur dan terdiam.
Rion dengan emosi kembali menarik kerah Pero dengan kasar, disaat Pero masih terbaring di tanah akibat pukulan keras Rion. Wajah Rion terlihat marah, bahkan urat di leher dan dahinya sampai terlihat menonjol keluar.
"Denger yah. Sekali lagi lo buat Caine tumbang kayak gitu.. gue ga akan senggan senggan ngancurin hidup lu. Pengecut!" Ucap Rion sambil menahan emosi, tangannya menghempaskan kerah Pero dengan kasar.
Rion berjalan pelan kearah Caine, menahan Caine yang pingsan akibat di keroyok. Memar di sebagian tubuhnya membuat Rion tak kuasa menahan sakit. Dengan lembut, Rion menggendong Caine pergi dari lapangan.
Meninggalkan semua orang yang terdiam melihat kejadian tersebut secara langsung. Pero pun hanya diam dan segera berdiri, menatap Rion yang membawa Caine pergi tanpa mencegahnya.
Beberapa jam kemudian, Caine sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Rion sengaja langsung membawanya ke rumah sakit, agar langsung ditangani langsung oleh dokter.
Saat ini, Caine sedang duduk di kursi roda dengan Rion yang mendorongnya di belakang. Caine diam saja karena Rion malah menatap tajam kearah dirinya tanpa sebab.
"Rion?"
"..."
"Ck! Gosah dorong gue lagi ahk!"
"Kali ini nurut sama aku Caine." Tegas Rion dengan suara datarnya. Caine menjadi tidak nyaman dan sedikit bingung dengan tingkah Rion.
"Lo kenapa sih?!" Tanya Caine dengan kesal. Seketika kursi roda itu berhenti bersamaan dengan langkah Rion. Rion berjalan beberapa langkah kedepan dan berjongkok di hadapan Caine.
"Harusnya aku yang nanya, kamu kenapa?" Tanya Rion menatap mata Caine, Caine sedikit tersentak dengan tatapan teduh milik Rion yang pertama dilihatnya.
"Gue gapapa" Jawab Caine sekenanya dan segera membuang arah pandang ke arah lain.
"Lain kali jangan sok kuat" Ucap Rion sambil mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Caine.
"Gue ga lemah!" Balas Caine.
"Tapi aku khawatir".
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...