Dalam waktu pemulihan, Krow berjanji akan mengantarkan Jaki kepada Caine. Hal itu, tentunya membuat Jaki mematuhinya dan menjalankan perawatnya dengan sangat baik.
Krow pun menemani Jaki di sampingnya, tidak pernah meninggalkan Jaki di dalam ruangannya. Bahkan pekerjaan nya pun dia tangani di ruangan Jaki.
Setelah sekian lama menunggu dengan sabar, akhirnya Jaki bisa menjenguk Caine setelah Krow mengizinkannya. Jaki penasaran dengan keadaan Caine dan ingin buru buru melihatnya.
"Ayok krow! Cepetan! Pasti Caine udah bangun kan? Caine pasti khawatir sama aku, aku mau buru buru liat dia" Ucap Jaki tak sabaran, sambil memegang tiang infusan di tangan kirinya.
Krow pun segera menghampiri Jaki dan memegang tangan kanannya. Krow menatap kearah Jaki sebentar, tersenyum lembut. Sebelum Krow membawa Jaki keluar.
Mereka berdua pun segera berjalan menuju ruangan Caine dirawat. Jaki terus tersenyum dan merasa senang, akhirnya bisa bertemu dengan Caine dan tak sabar untuk melihat teman dekatnya itu.
Sesampainya di ruangan Caine, Jaki sedikit bingung dengan ruang rawat nya. Caine masih tertidur dan ada alat monitor di ruangan tersebut. Jaki bingung dan menatap Krow yang hanya diam saja.
Belum sempat bertanya, Rion yang sedang duduk di kursi samping ranjang Caine pun segera paham dengan ekspresi Jaki.
"Caine koma.." Ucap Rion.
Seolah olah waktu berhenti untuknya, Jaki terdiam seribu bahasa. Entah ekspresi apa yang harus dikeluarkan nya, semuanya menjadi satu. Jaki perlahan berjalan kearah Caine dan berdiri di samping lain sisi Caine, berhadapan dengan Rion.
Krow pun ikut berdiri di samping Jaki, menepuk bahunya pelan. Jaki masih diam dan menatap dari bawah sampai atas tubuh Caine. Wajahnya tenang dan damai, seperti sedang melewati mimpi yang indah.
Namun jauh di lubuk hatinya, Jaki tahu jika Caine sedang berjuang melawan rasa sakit di alam bawah sadar sana. Tanpa terasa, pipinya sudah banjir dengan air matanya.
"C-Caine.." Ucap Jaki dengan lirih, dadanya sesak, melihat orang yang dia sayangi terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Jaki mencoba menggapai tangan Caine, namun dirinya tidak kuat.
Rasanya sesak dan sakit, Krow pun langsung memeluk Jaki untuk menenangkan nya. Tangisan membali terdengar dari ruangan tersebut.
Rion pun merasa tak tega dengan Jaki, melihat kedekatan Jaki dan Caine akhir akhir ini, membuatnya teringat kembali ke masa masa itu. Rion pun segera bangkit dari duduknya menghampiri Jaki.
Ditepuknya bahu Jaki oleh Rion, membuat Jaki langsung mengangkat wajahnya dan berbalik menatap Rion. Tatapan Rion sedikit melembut saat menatap Jaki.
Jaki pun segera memeluk Rion dengan erat, mengeluarkan semua unek unek yang ada di pikiran nya. Seperti seorang anak yang sedang mengadu kepada sang ayah.
"Hiks! Andai aku ga telat Rion... Aku bisa nyelametin Caine lebih cepet... Hiks! Kalo aku berani ambil tindakan lebih cepet.. Aku udah bisa bawa Caine ke rumah sakit sebelum dia kena tusuk berkali kali... Waktu itu Caine kesakitan waktu ditusuk berkali kali... Hiks! Rasanya sakit... Aku bingung dan kebanyakan berpikir... Akhirnya aku telat nyelamatin Caine.. Hiks!"
Rion memejamkan matanya sebentar, mencegah air matanya untuk turun begitu saja. Mendengar Jaki menyalahi dirinya sendiri, membuat Rion tidak bisa merasa kasihan kepada Jaki.
"Lo ga salah ki... Semuanya udah berlalu... Caine pun selamat... Dia udah dapet pertolongan dari lo... Gue malahan berterima kasih banget sama lo karena udah nemuin Caine lebih dulu... Berani ambil tindakan yang berani dan masuk ke basement sendirian buat nyelamatin Caine.. Lo gapapa kalo mau nangis sepuasnya, tapi ingat... Lo disini ga salah.. Lo udah nyelamatin Caine.."
Krow yang daritadi diam dan menatap Rion dan Jaki pun, meneteskan air matanya saat mendengar pembicaraan mereka.
"Jaki.. Ayo kita balik dulu ke ruangan lo.. Kasian Rion.. Pasti dia capek.. " Ajak Krow. Jaki pun segera mengangguk dan dirinya dibawa pergi oleh Krow.
(Note: maaf gengs lupa, kirain kemaren udah up, taunya kemaren cuma di simpan doang di draft╥﹏╥)
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...