Pada malam hari, setelah makan malam selesai, Caine tampak duduk di sofa sendirian. Sedangkan Rion tengah bersiap siap untuk pergi.
Saat Rion turun, dirinya langsung duduk di sofa seberang dekat caine. Mengecek ponsel nya sebentar, lalu perhatiannya kembali kepada Caine. Pakaiannya tampak rapih, bukan seperti anak SMA pada umumnya.
Setelan pakaian formal yang di gunakan Rion, tampak berbeda saat Rion memakai pakaian anak SMA seumuran nya. Auranya pun terlihat berbeda, untungnya bukan beda orang sih.
"Caine.. " Panggil Rion memulai percakapannya.
"Napa?" Tanya Caine yang awalnya sibuk bermain game online, sedikit melihat kearah Rion, lalu kembali pada ponsel nya.
"Kenapa kamu bisa terkunci di gudang?" Tanya Rion penasaran. Caine tampak dia beberapa saat sebelum menjawab.
"Gatau" Jawab Caine sekenanya.
"It means? explain to me, bukanya jawab 'gatau' Caine" Ujar Rion sedikit mendesak Caine.
"Gatau lah, udah ah! Gue mau pulang, lo mau pergi juga kan?" Ucap Caine, menghindari pertanyaan Rion kepadanya.
"Ya, aku pergi ngurusin urusan aku. Kamu tidur aja disini, nanti aku pulang agak maleman" Jawab Rion sambil mengecek jam tangan rolex nya.
"Gamau, gue bosen anying" Sanggah Caine dengan cepat. "Emangnya lo ada urusan apaan sih?? Pakean lo formal bener kek orang penting aja"
"Mau ikut?" Tanya Rion menatap kearah Caine. Caine tampak menautkan kedua alisnya. jujur saja, Caine memang merasa bosan, apakah Caine harus ikut saja?
"Lama kaga? Kalo lama, ogah gue!"
"Tergantung.. "
"Yaudah, gue ikut"
Setelah Caine membuat keputusan, mereka pun segera berangkat. Masuk kedalam mobil Rion dan perlahan mereka mulai pergi menuju tempat yang di tuju Rion.
Sebuah penthouses terlihat berdiri di banyaknya gedung gedung menjulang tinggi. Kawasan itu tampak di sangat ketat, saat mobil Rion perlahan masuk kedalam sana.
Banyaknya orang orang yang berlalu lalang dengan seragam khusus dan pakaian santai berwarna hitam, abu dan putih, ada juga yang berpakaian formal.
Caine melihat semuanya dari jendela mobil, saat mobil itu berhenti di depan pintu utama penthouses, Rion segera menatap kearah Caine.
"Ikut aku kedalam, dan jangan membuat masalah, tetap bersama aku Caine" Ucap Rion sedikit serius. Caine hanya memutar matanya malas.
"Iya.. Iya.. "
Keduanya pun segera keluar dari dalam mobil, berjalan masuk kedalam. Caine masih penasaran dengan orang orang disana, kenapa mereka semua terlihat membungkukkan badan saat Rion lewat? Apa Rion adalah dewa?
"Woi Rion! Aaaa! Tolongin gue dari si Echi!!" Teriak Garin berlari kearah Rion dan Caine. Caine sedikit terkejut dan tanpa sadar merapat kearah Rion.
"Bangsat yah lo Garin! Sini lo!" Teriak Echi mengejar Garin.
"Be quiet please" Ucap Rion dengan tegas, kepada Garin dan Echi. Keduanya refleks terdiam seketika.
Rion lalu memegang tangan Caine dan pergi berjalan kearah ruangannya, tanpa meninggalkan beberapa kata untuk Garin dan Echi yang terlihat bingung, namun tidak berani untuk bertanya.
"Woi, itu yang rambutnya kayak pragos siapa?? Cakep njirr" Ucap Garin setengah berbisik kepada Echi.
"Secakep dia dimiripin sama pragos lo, sapa yak? Gue baru liat tuh cowok, lagian kok Rion bolehin dia masuk ke ruangannya njirr??" Sahut Echi pun terlihat bingung.
"Fiks, bukan temen!" Ujar Garin dan Echi barengan. Tiba tiba kepada mereka ditampol dari belakang oleh tangan seseorang.
"Demen banget gosipin gue sama si jaki!"
"Pede banget lo! Mau banget di gosipin sama si jaki! suka mah, suka aja kali" Sahut Garin sedikit kesal.
"Ogah! Si jaki bukan type gue!" Sewot Krow dan duduk di sofa.
"Apa sayang?!" Seru Jaki dari arah lift, saat dirinya baru keluar dari sana.
"Bukan lo goblok!"
"Bocah! Kita pergi aja, jangan ganggu pasusu kita" Ucap Echi menarik kerah belakang Garin untuk ikut pergi bersamanya.
"Anjing!" Garin pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...