Setelah menghabiskan waktu cukup banyak, akhirnya ada salah satu apartement yang siap untuk di sewakan selama beberapa bulan kedepan.
"Beberapa bulan kedepan, lo bakalan tinggal di sini ki" Ucap Rion sambil menatap ke arah Jaki. Jaki hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Gapapa, makasih yah udah bantuin.. Emm.. Tolong jangan kasih tau siapa siapa, selain kita berempat aja yang tau" Ucap Jaki menatap Rion, Caine dan Garin secara bergantian.
"Terus kerjaan lo gimana ki?" Tanya Garin menatap kearah Jaki. Jaki sedikit bingung, menatap kearah Rion sebentar dan menunduk, menggelengkan kepalanya.
"Jaki bakalan ngurus dokumen gue buat sementara waktu, soalnya Echi nanti keluar kota karena harus ngurusin transaksi" Celetuk Rion membuat Jaki dan Garin langsung menatapnya.
"Udah, udah, ayo cari makan malam sambil pulang. Besok kesini lagi buat anterin barang Jaki" Ucap Caine menyela. Mereka pun mengangguk, mengiyakan perkataan Caine.
"Yaudah, besok kita ke sini lagi anterin Jaki" Final Rion dan segera melangkah pergi keluar dari apartement.
Mereka pun mulai pergi meninggalkan apartement baru yang akan di tempati oleh Jaki untuk sementara waktu. Perjalanan pulang pun dimulai, namun singgah terlebih dahulu di salah satu restoran yang terletak di sisi jalan raya.
Singkat cerita, mereka sudah sampai di depan rumah Rion. Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang rumahnya. Dan Seketika mereka mengingat keberadaan Garin di dalam mobil.
"Rion, lo anterin si Garin dulu sana, gue ma di Jaki duluan" Ucap Caine saat mulai turun dari dalam mobil, begitupun dengan Jaki.
Rion menatap kearah jendela mobil setelah di turunkannya jendela mobil. Menatap kearah Caine yang sudah berada di luar bersama dengan Jaki.
"Yaudah, aku anterin si Garin dulu ya" Ucap Rion menatap Caine. Caine hanya mengangguk dan melenggang pergi bersama Jaki, meninggalkan Rion dan Garin di dalam mobil.
"Duduk di depan lo Garin" Ucap Rion kepada Garin. Dengan cepat Garin pun segera berpindah kedepan. Mobil pun kembali berjalan, untuk mengantarkan Garin ke penthouse.
Sesampainya di penthouse, Rion langsung kembali pulang kerumah. Garin pun berjalan masuk kedalam penthouse sambil menyeret tas sekolah nya.
Pemandangan nya langsung tertuju kepada Krow yang sedang minum alkohol di Sofa. Melihat hal itu, Garin hanya menggeleng kan kepalanya dan segera menghampiri Krow.
Diambilnya botol minuman itu oleh Garin, membuat Krow langsung meliriknya dan hendak memprotes. Namun protesannya langsung terpotong oleh ucapan Garin.
"Istirahat lo, minum bae anjirr" Ucap Garin sambil meletakkan minuman alkohol itu pada bodyguard yang ada disana. Krow hanya diam, menundukkan kepalanya.
"Ki... Jaki... Dia kemana?" Gumamnya yang dapat di tangkap oleh indra pendengaran Garin. Dirinya tidak langsung menjawab, melainkan membopong Krow untuk di antarkan ke kamarnya.
Sampainya di kamar Krow, Garin langsung membantu Krow untuk menidurkan tubuhnya diatas kasur. Krow masih terus bergumam jelas dalam pengaruh alkoholnya.
"Ki... Kemana? Lo jahat ninggalin gue bertugas sendirian.. Jaki cepet pulang.." Gumam Krow yang terus keluar, matanya sudah menutup rapat.
Garin hanya diam saja dan menyelimuti Krow dengan selimut. Garin pun tiba tiba saja meletakkan boneka kodoknya di dada Krow, dan membuatnya memeluknya.
"Udah yah, Jakinya lagi pergi dulu, lo tidur bareng kodok gue aja yah. Oh iya, jan sampe kodok gue kena iler lo yah Krow" Ucap Garin dan langsung melangkah pergi, meninggalkan Krow dikamarnya.
"Bye bye kodok, Garin tidur sama kodok yang lain dulu, ndapapa kamu temenin Krow aja, kacian dia agy galau" gumam Garin saat berjalan kearah kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...