Sebuah pukulan keras menghantam belakang kepalanya. Rasanya pikiran nya kosong beberapa saat sebelum tumbang ke tanah. Sebuah cairan terasa mengalir di belakang kepalanya, darah.
Jaki merasakan pusing yang hebat, bahkan tak bisa berpikir jernih lagi. Tubuhnya tidak mendapatkan respon beberapa saat. Caine yang melihat itu terlihat shock melihat darah mengalir dari belakang kepala Jaki.
Caine perlahan menangis, melihat Jaki terbaring tak berdaya di tanah. Jantungnya berdebar kencang dengan perasaan amarah dan khawatir menyerang hatinya.
"Ups! Tikus yang menyelinap, memang harus di basmi... Yakan Caine?" Ucap Pero kembali menghampiri Caine dan duduk berjongkok di depannya. Caine dengan jijik, meludah kearahnya.
Pero yang mendapatkan perlakuan tersebut dengan lantang langsung memukul wajah Caine dengan kencang. Tangannya dengan sengaja menekan bahu Caine yang masih tertusuk dengan pisau.
"ARGHH!" teriak Caine menahan sakit. Rasanya tubuhnya melemas karena sakit yang tak tertahankan kan.
Pero mencabut pisau di bahu Caine, menyeringai kearah Caine. Pisau itu di todongkan nya ke leher Caine. Pero berdiri di belakang Caine yang sudah kehilangan kesadaran dirinya.
Tiba tiba sebuah serangan dari arah luar mengepung ruang bawah tanah ini. Penyerangan di lakukan oleh orang orang bersenjata. Seseorang yang mencolok dan dikenali Pero terlihat di tengah tengah orang tersebut.
Mata Pero terbelalak kaget saat melihat orang yang di kenal nya ada disana. Rion. Orang yang selama ini selalu melindungi Caine dan bersamanya setiap saat. Tanpa sadar, Pero menekan pisaunya, sehingga menyebabkan goresan di leher Caine.
"Bangsat!" Seru Rion dan segera maju, memukul telak rahang Pero, membuatnya langsung tak sadarkan diri. Pandangan Rion langsung menatap kearah Caine dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Jaki yang masih mempunyai kesadaran, segera menghampiri Rion. Tangannya menepuk bahu Rion, membuatnya langsung menoleh kearah Jaki.
"Biar gue yang bawa Caine keluar dari sini, lo urus tempat ini aja" Ucap Jaki sambil berjalan kearah Caine, melepaskan tali yang mengikat tubuhnya.
Rion pun segera berjalan untuk mengurus tempat tersebut, menunggu kedatangan yang lain. Rion pun segera menghubungkan key, untuk mencari tahu setiap orang yang terlibat dengan penculikan Caine.
Jaki segera membawa Caine keluar dari ruang bawah tanah. Dengan langkah pelan, Jaki berhasil membawa Caine keluar dari sana. Nafasnya memburu, dan kepalanya kembali pusing.
Garin, Krow, Agil, Exu dan Echi yang baru tiba disana, langsung terkejut melihat kondisi keduanya. Melihat Caine yang tak sadarkan diri, dan Jaki yang terus berjalan membawanya.
Garin langsung berlari kearah mereka, segera mengambil Caine dari Jaki. Krow pun segera menahan Jaki saat tubuhnya hampir terjatuh ke tanah.
Tubuh Jaki langsung ambruk, membuat Krow panik dan langsung membopong tubuh Jaki. Jaki hampir kehilangan kesadaran nya kembali.
Krow segera berlari masuk kedalam mobil, untuk membawa Jaki kerumah sakit, menyusul Garin dan Exu yang sudah terlebih dahulu membawa Caine kerumah sakit.
"C-caine.. Selamatin Caine.. " Ucap Jaki dengan suaranya yang sudah hampir hilang. Krow yang mendengar hal itu, langsung memegang tangan Jaki dengan erat.
"Caine udah di tanganin sama Garin dan Exu, sekarang kita sembuhin kamu dulu yah, tahan dulu sebentar... Bentar lagi nyampe kok.." Ucap Krow sambil terus menyetir.
Nada suaranya Krow terdengar bergetar, hampir menangis. Dirinya masih tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Jaki setelah sekian lama menghilang tanpa kabar. Jaki perlahan kehilangan kesadaran nya, akibat luka di kepalanya kembali terasa sakit.
"I Miss you.. Jaki.."
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...