"Bangsat! Ngapa lo kasih gue cupang anjing?! Taik lo!" Amuk Caine saat Rion menggigit pundaknya dan meninggalkan tanda merah keunguan disana.
"Itu karyaku, bagus kok" Ujar Rion terkekeh pelan. Wajah kusut Caine terlihat sangat lucu saat ini.
"Ga puas lo sama bibir gue doang?!" Tanya Caine dengan kesal. Sekarang sebagian dadanya terekspos begitu saja di depan Rion, dan bekas merah di pundaknya.
"Kalo bisa, aku makan kamu sekarang juga" Goda Rion menyeringai menatap Caine.
"Orang gila! Dasar cabul!" Maki Caine dengan emosi. Semakin Caine mengamuk, semakin Rion senang menggodanya.
"Aku bercanda, tunggu nanti kamu minta sama aku" Sanggah Rion sambil tersenyum tipis, Caine hanya menatap tak suka kearah Rion.
"Ga bakal!" Jawab Caine dengan tegas. Rion hanya mengangkat bahunya dan segera bangkit untuk keluar dari kamar.
"Eh, lo mau balik ke sekolah? Gue ikut!" Tanya Cain segera mengejar Rion.
"Ga, hari ini kamu disini aja, gausah kemana mana" Tolak Rion dengan tegas. Segera keluar dari kamar dan mengunci pintu kamarnya.
"Woi anjing! Buka pintunya bangsat! Gue mau sekolah juga!" Teriak Caine dari dalam Kamar, namun suaranya tidak dapat Terdengar keluar kamar.
Di sekolah, Rion mendapat kabar bahwa anak yang di pukuli Caine beberapa jam yang lalu. Kini sudah membawa kedua orang tuanya, memprotes kepada kepala sekolah atas tindakan kekerasan yang di alami anaknya.
Rion dengan tenang, berjalan masuk kedalam ruangan Kepala sekolah. Orang tua murid anak itu pun mengernyit bingung dengan kedatangan siswa tak di undang, masuk kedalam ruangan kepala sekolah.
"Selamat siang Pak, saya disini ingin meluruskan masalah Tentang Caine" Sapa Rion kepada Kepala sekolah, dan memberitahukan tujuannya datang kesana.
"Oh, jadi kamu temannya anak nakal itu?! Bilangin yah, sama anak ga berpendidikan itu! Jangan sekali kali mengganggu anak saya lagi! Gara gara ulah teman kamu itu, anak saya jadi
Babak belur seperti ini!" Ujar ibu anak itu dengan amarah yang sudah menggebu.Rion pun diam sejenak tatapan tajamnya, menatap wajah anak itu yang babak belur. Wajah ayahnya pun terlihat kesal, namun memilih untuk diam saja. Kepala sekolah pun tampak menenangkan ibu anak itu dan menyuruh semuanya untuk duduk.
"Baik, saya meminta maaf kepada kalian atas nama Caine, teman saya sendiri. Tapi, saya ingin mendengar kejadian yang di alami anak ibu, apakah boleh? Saya rasa tidak mungkin ada asap, jika tidak ada api nya" Ucap Rion berbicara dengan tenang.
"Gue ga sengaja nyenggol bahu Caine, gue udah minta maaf sama dia, tapi dia malah mukulin gue sampe babak belur begini" Jelas anak itu dengan singkat.
Rion tampak mengernyit bingung, karena Caine yang selama ini sudah di awasi nya dalam setahun ini, tidak pernah memukul seseorang hingga babak belur apalagi ini masalah sepele. Ada yang aneh.
Setelah 1 jam berbicara pun, mereka semua segera keluar dari ruangan kepala sekolah, dan hanya menyisakan Kepala sekolah di sana.
Rion pun sudah memberikan uang ganti rugi kepada orang tua anak itu, sebagai tanda permintaan maaf atas nama Caine. Rion pun diperbolehkan pulang, setelah meminta izin kepada kepala sekolah.
Di sisi lain, Caine hanya terduduk di sofa yang berada di kamar. Membaringkan tubuhnya di sana, entah kenapa perasaannya merasa tidak enak, seperti akan datang musibah bagi dirinya.
"Caine?"
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker
Fanfictionkisah seorang siswa yang terkenal nakal dan paling bermasalah disekolah, harus berhadapan dengan seorang mafia muda yang berkedok teman sekelasnya. semenjak mereka saling mengenal, dimana ada caine disitu lah ada rion di sampingnya. entah bagaimana...