Omong kosong!

478 58 17
                                    

Hari demi hari dilalui susah payah oleh Yerim dengan tingkat barunya. Ia sedikit lelah, tapi menurutnya sedikit menyenangkan bermain kejar kejaran dengan Dayeon and gank saat bel istirahat berbunyi. Setelah hari itu semua orang memutuskan hubungan dengannya termasuk Sooji, sudah beberapa hari Yerim mengajaknya untuk pulang bersama tapi Sooji selalu menolaknya. Yerim tidak mau berpikiran buruk pada sang pacar jadi ia pikir mungkin Sooji sedang menyiapkan rencana lain.

Kini Yerim bersembunyi di belakang ruang olahraga.
"Aish kurasa mereka sudah gila" ucap Yerim sembari mengelap keringatnya. Tak lama terdengar suara gaduh menuju ke tempat persembunyiannya, Yerim menahan nafasnya.
"Wah kemana idol kampungan itu" ucap Dayeon sambil terengah engah.
"Bukankah dia seorang idol? Mengapa larinya sangat cepat melebihi aku yang atlet ini" ucap Seol ha. Yerim mengintip dan ternyata kedua orang tersebut berada sangat dekat dengannya. Yerim membulatkan matanya saat melihat ada kecoa mendekati kakinya, kecoa adalah kelemahan Yerim.
"AAAAAA KECOAAA" ucap Yerim keluar dari persembunyiannya dan berlari menabrak Dayeon dan Seol ha, mendengar kata kecoa ternyata kedua preman kelas itu juga ikut ngacir. Hadeh dasar cwek, sma kecoa aja takut.

Ketiganya berlari kocar kacir dan berhenti di kantin. Yerim membeli minum dan meneguk setengah isinya.
"Yah Yerim bagi gue" ucap Dayeon sambil ngos ngosan.
"Nih" kata Yerim memberikan setengah airnya,lalu Dayeon meminumnya hingga habis.
"Makasih ya" ucap Dayeon, lalu Yerim mengangguk. Keduanya duduk sambil bersandar. Kalian nanya Seol ha? Dia lari ke arah yang berlawanan saking takutnya mungkin ia juga ngompol. Saat sedang asik saling bersandar keduanya langsung membulatkan mata mereka, kayaknya mereka lupa kalo mereka musuhan.

Yerim langsung berlari sedangkan Dayeon kembali mengejarnya. Sooji yang melihat pacarnya sedang main india indiaan sama Dayeon hanya bisa menghela nafasnya.
"Kau tidak mau membantu pacarmu?" Tanya Jaeun. Sooji menoleh, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya, mengaduk minuman yang ia pesan. Jaehyeong jengah melihatnya.

"Yah Sung Sooji berhentilah mengaduk teh manismu sebelum teh itu berubah menjadi kopi hitam" ucapnya. Sooji menghentikan aktifitasnya lalu menelungkupkan kepalanya ke meja.
"Apakah kau masih bertengkar dengan Yerim?" Tanya Jaeun lagi. Sooji mengangkat kepalanya kembali.
"Hem, gue ngendiamin dia" sahut Sooji.
"Waee? Yerim kan cuman belain lu kok lu segitunya" tanya Jaehyeong.
"Justru karena dia ngelindungin gue, dia jadi kena batunya. Gue rasa gue cuman bawa sial dalam kehidupan Yerim." Jawabnya.

Tuk! Jaeun menggetok kepala Sooji memakai mangkok kantin, Jaehyeong menutup mulutnya tak menyangka. Ia pikir Jaeun akan segera menemui ajalnya. Wajah Sooji memerah, matanya mengeluarkan api, dan telinganya mengeluarkan asap. Ia siap membunuh Jaeun detik itu juga.

"Lu sadar ga sih sebelum deket sama lu Yerim tuh ga pernah senyum?" Tanya Jaeun membuat api kemarahan Sooji seketika padam. Sooji menoleh.
"Gue notis itu, saat sama lu Yerim selalu bahagia. Tapi, kalo ga ada lu dia selalu dingin sama orang lain. Kurasa seisi kelas juga menyadari itu" lanjut Jaeun. Jaehyeong langsung meruqyah Jaeun takut takut Jaeun kerasukan, soalnya tumben si doi bener.

Jaeun menyingkirkan tangan Jaehyeong yang mencengkram kepalanya sambil membacakan mantra mantra.
"Aku baik baik saja Jaehyeong" ucap Jaeun. Jaehyeong menatapnya aneh.
"Pikirkan Sooji, bagaimana kehidupan Yerim beberapa hari ini. Ia sudah menderita karena sekarang menjadi tingkat F dan kau juga ikut menjauh darinya. Padahal saat kau tingkat F dia selalu ada untukmu. Bukankah itu sedikit tidak adil untuknya?" Jelas Jaeun panjang lebar. Sooji merenung. Ia tertegun dengan kata kata Jaeun, benar! mengapa ia menjauhi Yerim saat Yerim menjadi tingkat F padahal Yerim selalu melindunginya selama ini. Sooji langsung bangun dari duduknya dan berlari dari kantin untuk mencari keberadaan sang pacar. Duo J hanya bisa melihat Sooji berlari dan lanjut pacaran. Eh.

Yerim berlari ke halaman belakang sekolah dan sialnya jalan itu buntu.
"Sial sekali aku" ucapnya, lalu berbalik arah menatap Dayeon yang sudah membuka jaketnya.
"Gila ya lu, capek tau gak. Gerah ni" omel Dayeon sambil menunduk memegang kedua lututnya. Yerim melipat tangannya di depan dada.
"Ga ada yang nyuruh lu ngejar gue" jawab Yerim. Dayeon langsung berjalan dan ingin memukul Yerim, tentu saja Yerim menghindar.
"Shit, Yerim diam aja. Gausah ngelawan" ucap Dayeon kesal karena sejak tadi Yerim berhasil menghindari serangannya.
"Ogah. Lebam gue yang kemaren aja belum sembuh, bentar lagi gue debut yakali muka kayak brandalan" ucap Yerim.

My Idol, soojixyerim (pyramid game) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang