Sung Sooji yang lelah menghadapi kehidupan sekolahnya karena memiliki misi untuk melenyapkan permainan pyramid game yang dibuat oleh mantan kekasihnya sendiri bertemu dengan Im Yerim yang merupakan idola sekolah mereka. Meski awalnya Yerim tidak ped...
Setelah Yerim menarik Harin keluar dari kelas, duo J langsung menghampiri Sooji ke bangkunya dan menatap Sooji seolah meminta penjelasan atas apa yang baru saja mereka saksikan. Sooji menghela nafasnya.
"Waee?" Tanyanya. "Harusnya kita yang nanya, kenapa kamu kayak gitu sama Yerim? Dia kan cuman mastiin kamu sakit apa ngga? " ucap Jaehyeong. Disusul anggukan oleh Jaeun.
"Apakah jidatmu sebegitu berharganya hingga kau marah dan menampar Yerim ?" Tanya Jaeun disusul dengan cubitan diperutnya.
"Jaeun bisakah sehari saja kau tidak membuatku pusing" ucap Jaehyeong menatap Jaeun tajam. Jaeun meringis. "Iya aku hanya bertanya kokk. Lepass, sakitt" rintih Jaeun, lalu Jaehyeong melepaskan cubitannya. Sooji menatap keduanya.
"Aku juga gatau kenapa aku semarah itu sama Yerim. Padahal aku hanya temannya." Ucap Sooji. Duo J yang mendengar itu masih bingung.
"Apa yang terjadi?" Tanya Jaehyeong. Lalu sooji mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan chatannya dengan Harin kepada Jaehyeong dan Jaeun yang sukses membuat keduanya terkejut.
"Ah mataku yang polos ternodai" ucap Jaeun sambil menutup matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sementara Jaehyeong dia malah semakin menatap lebih dekat foto tersebut. Sooji menatapnya aneh.
"Jaehyeong, apakah kau memang secabul itu?" Tanya Sooji dengan wajah yang menatap Jaehyeong agak jijik. Jaehyeong langsung menatapnya tidak suka.
"Heh pikiranmu selalu saja buruk kepadaku. Aku hanya melihat lebih detail, bukankah foto ini diambil dari arah belakang? Bahkan ini tidak cukup untuk memastikan bahwa mereka sedang berciuman, harusnya sih dari foto ini ciuman itu belum terjadi" ucap Jaehyeong. Lalu mengembalikan ponsel Sooji.
"Cobalah untuk melihatnya kembali, jika kau berada di sisi samping jelas itu belum terjadi. Dalam kata lain baru ingin terjadi" ucap Jaehyeong. Sooji langsung merebahkan kepalanya di atas meja.
"Lalu apa bedanya belum terjadi dan baru saja akan terjadi" ucap Sooji lemas. Jaehyeong menggelengkan kepalanya.
"Bisa saja setelah itu, pihak yang lain menolak dan mendorong pihak lainnya bukan?. Cobalah berpikir dengan positif. Lagipula aku ini lulusan pemuja drakor nomor satu jadi aku pasti tahu apakah bibir mereka sudah menyatu atau belum." Jawab Jaehyeong, sengaja tidak menyebutkan nama dalam foto tersebut karena pasti akan mengundang perhatian anak anak yang lain.
Sooji yang mendengarkan penjelasan Jaehyeong sebenarnya agak geli karena sahabatnya itu menjelaskannya terlalu detail, tapi ia memang berharap yang Jaehyeong katakan benar. Semoga saja ciuman tersebut memang belum terjadi.
Yerim menarik Harin agak menjauh dari kelas mereka, awalnya Yerim ingin membawa Harin ke taman sekolah, namun Harin sudah memberontak dan pegangannya terlepas di tangga yang terletak tidak terlalu jauh dari kelas mereka. Harin menatap Yerim sengit. "Jangan terlalu kurang ajar sama gue, Yerim. Ingat walaupun kita sama sama berada di tingkat A, tingkat A juga memiliki tingkatannya dan gue berada paling puncak di tingkat A. Vote gue yang paling tinggi" ucap Harin. Yerim menatapnya.
"Gue muak sama lu yang selalu membawa permainan lu itu kalo lagi menghadapi seseorang. Kayaknya kalo ga ada permainan itu lu gabisa ngapa ngapain deh. Harin tanpa pyramid game hanyalah murid biasa" sindir Yerim. "Ck, cukup basa basinya. Apa yang lu mau sampe nyeret gue keluar kelas?" Tanya Harin. Yerim langsung membuka suaranya.
"Lu kan yang bikin Sooji jadi bersikap kayak gitu sama gue. Kemaren dia masih baik baik aja sama gue. Gue yakin lu dalangnya." Tegas Yerim. Harin memberikan senyum tipis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.