Apa gue terlambat?

903 99 3
                                    

"Pabboyaa" ucap Sooji
"Pabboya? Wah kau benar benar tidak sopan kepada Ksatria berkuda putihmu ini Sooji" ucap Yerim tidak terima dikatai Sooji bodoh.
"Ya bagaimana bisa kau menjuluki dirimu pahlawan dengan cara pengecutmu itu" ucap Sooji sambil menggelengkan kepala mengingat tingkah laku Yerim saat mencoba menyelamatkannya dulu.

𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡𝐛𝐚𝐜𝐤 𝐨𝐧

Mungkin sebagian besar dari kalian berpikir pyramid game ini hanya berlaku di sekolah saja, sayangnya dugaan kalian salah besar. Pyramid game ini juga berlaku di luar sekolah apalagi jika kalian berpas-pasan dengan mereka yang memiliki tingkat diatas kalian. Sama seperti yang Sooji alami saat ini, ia tidak percaya bertemu dengan Dayeon, Seolha, dan Wooyi saat sedang menuju toserba. Sepertinya ketiganya baru saja pulang dari karokean melihat tingkah Dayeon yang masih menyanyi sambil berjoget ria. Sooji menatap ketiganya malas, ia ingin menghindar tetapi namanya langsung diteriakkan oleh Dayeon. Dayeon langsung menghampiri dan merangkul Sooji.
"Sujiyaaa bukankah ini takdir? Bukankah kita berjodoh? Kurasa begitu, jika tidak kenapa bisa kita bertemu saat ini" ucapnya sambil cekikikan. Bahkan cekikikannya lebih menakutkan dari mbak kunti. Sooji menatapnya malas.
"Lepasin, gue mau pergi" ucap Sooji
"Ett tidak semudah itu. Kau terlanjur bertemu kami, bagaimana kalo kita memainkan permainan sebentar. Gue janji ga bakal lama dan lu juga pasti bakal senang" sahut Dayeon, lalu tanpa persetujuan dari Sooji, Dayeon langsung menarik Sooji ke lorong yang lebih sepi untuk melakukan aksinya. Tanpa mereka berempat sadari ada seseorang yang melihat aksi mereka dan mengikuti mereka.
"Tadaaaa, liat gue punya sebungkus rokok. Gue baru beli tadi. Tenang Sung Sooji gue ga bakal nyuruh lu buat abisin semua rokok ini sekaligus kok, gue sangat memperhatikan kesehatan lu" ucap Dayeon sambil menepuk nepuk kepala Sooji pelan.
"Yang lu perluin hanya jadi asbak gue." Lanjut Dayeon disertai seringai horornya.

Dayeon mulai membakar rokoknya dan menyesap rokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dayeon mulai membakar rokoknya dan menyesap rokoknya. Dayeon tau jika Sooji sangat benci dengan asap rokok maka dari itu ia sengaja membuang asap rokoknya di depan muka Sooji.
"Usahakan jangan teriak terlalu keras ya Sung Sooji" ucap Dayeon, Sooji hendak lari namun Seolha sudah memegangi dan mengunci pergerakannya.
"Tenanglah Sooji ini tidak akan sakit" ucap Dayeon sambil mengambil tangan Sooji dan mematikan rokoknya menggunakan telapak tangan Sooji. Sooji mengerang keras karena tangannya sangat terasa perih dan sakit bagaimana tidak Dayeon dengan kegilaannya benar benar mematikan api rokok menggunakan telapak tangannya dengan cara yang sangat kasar. Lalu setelah api itu padam ia membuang rokok tersebut lalu kembali membakar rokok yang kedua, dia benar benar menikmati permainan ini. Saat Dayeon ingin mematikan rokoknya yang kedua di telapak tangan Sooji yang satunya ia langsung terhenti saat mendengar sirine polisi sangat dekat. Ia benar benar harus menghindari masalah agar ayahnya tidak kembali memberikannya kasih sayang.
"Siall! Ayo pergii dari sini" ucap Dayeon lalu berlari bersama teman temannya meninggalkan Sooji yang lemas akibat asap rokok dan tangannya juga sangat perih. Ia rasanya ingin pingsan kepalanya sudah berkunang penglihatannya pun juga sudah kabur. Ia kehilangan keseimbangannya ia pikir sebentar lagi ia akan jatuh ke tanah dan benar saja ia tidak kuat menahan beban tubuhnya lagi dann...
GREPP!  Ia tidak merasakan badannya terhempas ditanah ia berasa jatuh di atas awan, ia memaksa membuka matanya, perlahan terlihat siluet seseorang yang sepertinya sedang berusaha menyadarkannya.
"Ya Sung Sooji bangunlah. Jangan ngerepotin gue, gue ga sanggup buat ngangkat lu ke rumah sakit" Sooji tidak bergeming ia terlalu lemas untuk mengetahui siapa yang menyelamatkannya saat ia ingin menutupkan matanya kembali tiba tiba saja...
"Heh! Bangun atau gue cipok lu ya" mendengar kalimat itu Sooji merasa energinya terisi kembali dan segera membelalakan matanya dan langsung bangun sehingga kepalanya membentur kepala sang penyelamatnya.
DUG!
"ADUHH" teriak sang empu yang tidak menyangka akan mendapat serangan mendadak dari orang yang baru saja ia selamatkan. Ia juga tidak menyangka bahwa kepala Sooji sekeras batu membuat ia seperti ingin kehilangan seluruh ingatannya.
"Yahh kau benar benar, jika gue jadi amnesia gimana hah? Lu mau tanggung jawab? "Ucapnya sambil menatap Sooji tidak percaya. Begitupun Sooji, ia lebih tidak percaya dengan siapa yang ia lihat di depannya kali ini.
"IM YERIM" seru Sooji kaget dengan sosok penyelamatnya. Ternyata yang menyelamatkannya benar benar seorang malaikat.
"Hadir" jawab Yerim tanpa dosa. Yerim berpikir Sooji sedang mengabsen. Sooji mengedipkan matanya berkali kali lalu ia menangkup wajah Yerim dan memperhatikannya lebih dekat. Yerim kaget dengan tingkah Sooji yang tiba tiba.
"Yashh apa yang kau lakukan" protes Yerim tidak terima wajahnya di tangkup oleh Sooji begitu keras sehingga pipi chubbynya memerah. Sadar dengan yang ia lakukan Sooji langsung melepaskan tangannya dari wajah Yerim. Yerim langsung bernafas lega.
"Kau tidak papa kan" tanya Yerim kepada Sooji. Sooji menggeleng. Yerim langsung mengambil tangan Sooji dan melihat luka bakar yang diberikan Dayeon kepada Sooji barusan.
"Cih dasar iblis bisa bisanya ia melakukan hal ini, ayo ikut gue. Ini perlu diobatin" ucap Yerim sambil menarik tangan Sooji untuk mengikutinya. Tak lupa ia mengambil sebuah mainan mobil polisi. Sooji masih bingung mengapa Yerim tiba tiba ada disini dan menyelamatkannya. Apakah Yerim sedang berjalan jalan? Sambil membawa mainan mobil mobilan? Bukankah itu terlalu aneh untuk seorang Yerim yang notebanenya idola di sekolah. Akhirnya mereka sampai di toserba. Sooji hanya duduk diam di depan toserba tersebut karena Yerim menyuruhnya untuk tetap diam sementara ia masuk ke toserba untuk membeli beberapa barang. Tak lama Yerim keluar dari toserba dan membawa kantong plastik, ia lantas duduk di samping Sooji dan mengeluarkan barang barang yang ia beli, berisi cemilan, minuman, obat dan juga plester. Ia langsung memberikan Sooji minuman.
"Minumlah, kau masih terlalu shock" ucap Yerim. Jujur Sooji tidak tahu bahwa Yerim adalah orang yang sangat perhatian. Ia terpesona dengan pesona Yerim untuk beberapa saat sebelum Yerim menyadarkannya dengan melambai lambaikan tangannya tepat di depan wajah Sooji.
"Yah Sooji apa kau seterkejut itu hingga tidak mengkedipkan matamu? " tanya Yerim sambil tertawa. Sooji langsung menggelengkan kepalanya lalu ia meminum air yang diberikan oleh Yerim untuknya.
"Tidak, gue cuman ga nyangka aja kalo yang nyelamatin gue tuh seorang idola sekolah gue sendiri" sahut Sooji setelah selesai menghabiskan setengah isi air dalam botol tersebut. Yerim mengulum senyumnya dan menjawab.
"Hanya sebuah kebetulan" ucapnya. Lalu pandangan Sooji kembali pada mainan yang sedari tadi Yerim bawa.
"Yerim bolehkah gue bertanya kenapa lu sejak tadi membawa mainan itu? " tanya Sooji. Ia benar benar penasaran. Yerim yang sedang sibuk membuka obat pun mengalihkan pandangannya sebentar ke arah mainan yang sedari tadi ia bawa.
"Ah ituu, sebenarnya itu adalah penyelamatmu yang sebenarnya" jawab Yerim yang membuat Sooji semakin bingung. Akhirnya setelah berjuang Yerim berhasil membuka obat tersebut dan mengambil tangan Sooji untuk ia obati, Sooji kaget tapi ia membiarkannya. Yerim mengobati luka bakar Sooji dengan telaten lalu ia membuka plester dan menutupi luka tersebut.
"Selesai" ucapnya sambil tersenyum. Sooji menatap tangannya, lalu tersenyum kepada Yerim.
"Makasih Yer" ucap Sooji ditanggapi anggukan oleh Yerim. Lalu Yerim mengambil mainan mobil polisi tersebut dan menceritakan bagaimana bisa ia berakhir menjadi penyelamat Sooji.

My Idol, soojixyerim (pyramid game) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang