Kehilangan

426 57 9
                                    

TTINN! BRAK!

"UWAHHHH" Teriak Jaehyeong.
"Aku sangat bosan" lanjutnya, ketiga temannya mengelus dada mereka karena terkejut dengan teriakannya yang tiba tiba.
"Kau hampir merenggut nyawaku Jaehyeong" cibir Sooji membuat Jaehyeong memamerkan deretan gigi putihnya.
"Aku bosan, ayo kita nonton tv saja" ucapnya sambil mengambil remote tv di dekat Sooji.

Lalu ia menghidupkan tv dan menggonta ganti acara tv. Ketiganya hanya bisa pasrah melihat layar tv yang jedag jedug karena Jaehyeong menggantinya dengan cepat. Jaeun mengedipkan matanya berkali kali.
"Omooo aku rasa mataku sebentar lagi akan buta atau rusak. Bahkan aku melihat wajah Sooji menjadi warna warni sekarang" ucap Jaeun sambil menatap Sooji yang sudah melemparkan bantal ke muka Jaeun.
"Makan itu. Bisa bisanya kau mengataiku" dumel Sooji. Yerim masih fokus memperhatikan layar tv yang terus menerus diganti.

"Yah Jaehyeong berhenti di acara itu" ucap Yerim cepat. Jaehyeong menghentikannya dan terlihatlah acara yang menunjukkan singa yang sedang kawin. Jaeun langsung menutup matanya dengan bantal. Jaehyeong menatap layar tv itu dengan jijik.
"Yerim aku paham kau ingin belajar melakukannya untuk Sooji tapi aku tidak menyangka kau akan memilih mempelajarinya dari hewan" ucap Jaehyeong menatap wajah Yerim yang sudah memerah dan membulatkan matanya. Ia segera melemparkan bantalnya kepada Jaehyeong dan mendapati Sooji menatapnya dengan memegang sebuah garpu.

"Ani! Bukan acara itu yang kumaksud Jaehyeong! Acara sebelumnya, jangan salah paham padaku. Acara berita tadi aku seperti melihat jaket yang sangat familiar tadi secara sekilas" Yerim langsung klarifikasi sebelum garpu yang berada di tangan Sooji menghujami tubuhnya. Jaehyeong membulatkan mulutnya membentuk huruf o.
"Ohh bilang dong" ucapnya lalu mengganti channel tv ke acara yang Yerim maksud. Itu sebuah berita.
"Aih selera Yerim memang yang terburuk, mengapa kau menonton sebuah berita saat bersama pacar dan teman temanmu, Yerim-ah" protes Jaehyeong.

Yerim menyipitkan matanya melihat berita tersebut, sebuah motor yang hancur dan juga sebuah jaket korban. Ia langsung bangkit saat sudah ingat punya siapa jaket tersebut.
"YAK! bu..bukan..kah jaket itu terasa familiar bagi kalian?" Tanya Yerim. Ketiganya langsung menatap layar tv.
"Tidak" ucap ketiganya.
"Oh ayolah itu adalah jaket yang sejak minggu ini selalu mengejarku" ucap Yerim frustasi karena ketiganya tidak peka.
"Kau dikejar oleh sebuah jaket? Menyeramkan" ucap Jaehyeong.
"Jaketnya terbang atau lari" tanya Jaeun.
"Kamu mimpi buruk ya yer akhir akhir ini?" Tanya Sooji. Yerim menepuk keningnya.
"Yah aku sekarang di tingkat F dan kalian tau kan jika tingkat F harus berhadapan dengan siapa?" Jelas Yerim. Ketiganya langsung membulatkan mata mereka.
"DAYEON" ucap mereka serempak. Lalu keempatnya kembali menatap layar tv tersebut.

"Apakah benar dia yang berada di tv?" Tanya Jaeun.
"Kurasa yang memiliki jaket tersebut bukan hanya dia" ucap Jaehyeong.
Tak lama terdengar dering ponsel dari ponsel Sooji. Ketiganya menoleh ke arah Sooji. Sooji langsung melihat siapa yang menghubunginya malam malam begini. Tercantum nama Banjang disana. Ia mengatupkan bibirnya, ia masih sedikit kecewa pada Banjangnya itu.
"Angkatlah ji, siapa tahu penting" ucap Jaehyeong. Sooji menatap Yerim terlebih dahulu untuk meminta izin. Yerim menganggukkan kepalanya meski sebenarnya ia kesal dengan Banjang tapi biasanya Banjang tidak akan menelpon jika itu bukan hal yang penting. Sooji menekan tombol hijau pada ponselnya dan menyalakan tombol speaker agar semua orang dapat mendengar apa yang ingin Banjang katakan.

"Sooji, hiks..hiks...hiks tolong" ucap Banjang diseberang sana dengan suara seraknya. Mereka berempat saling berpandangan ini pertama kalinya mereka mendengar Banjang mereka menangis. Mereka pikir sang Banjang tidak punya hati.
"Kenapa Doah? Tenangkan dirimu dulu baru bicara" jawab Sooji berusaha menenangkan sang ketua kelas.
"Dayeon. Dia kecelakaan" ucap Doah.
"Kami sudah di rumah sakit sekarang, sebelumnya kami bertiga bertengkar bahkan ia dan Harin sempat berkelahi kemudian Dayeon pergi meninggalkan rumah Harin dan tak lama kami mendapat kabar ia kecelakaan dan dibawa ke ruang operasi" jelas Doah panjang lebar.
"Astaga aku ikut berduka ya atas apa yang menimpa sahabatmu, lalu mengapa kau menghubungiku?" Tanya Sooji. Benar juga, untuk apa Doah mengabari Sooji. Doah terdiam sejenak.

My Idol, soojixyerim (pyramid game) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang