Happy Reading~
Waktu menunjukan pukul 5 dan suara alarm mulai terdengar di satu ruangan, suara alarm itu mampu membangunkan Lily.Lily pun terduduk masih belum sepenuhnya sadar, mengumpulkan nyawanya sejenak.
Ia pun bergegas untuk membersihkan dirinya dan memakai seragam sekolah nya, tak lupa sebelum berangkat sekolah ia memakan sarapannya.
"Nak Lily ini sarapan roti, makan dulu" Ucap bibi Lily
"Iya makasih ya bi" balas Lily menerima pemberian bibinya
"Hati - hati dijalan, orangtua mu bisa bisa membunuhku jika kau kenapa napa"
"Hehe engga papa kok bi, kan deket dari apartemen ke sekolah"
Lily pun memakan roti itu dengan lahap, setelah itu tak lupa sebelum berangkat sekolah ia berpamitan pada bibinya
"Bi, Lily berangkat dulu yaa"
Ia berlari kecil, sambil melambaikan tangannya.
Lily pun berjalan menuju sekolah nya dengan semangat, tak seperti biasanya ia semangat seperti ini.
Sepanjang perjalanan ia nampak seperti memikirkan sesuatu, ia tersenyum kecil entah perbuatan licik apa yang ia pikirkan.
Hingga tak terasa ia sudah mulai dekat dengan sekolah nya, ia nampak menengok kanan kiri di area sekolah itu seperti mencari sesuatu
Ia mencari sang pujaan hatinya, senyumnya terukir saat ia melihatnya dan bersiap untuk menghampirinya.
Namun langkahnya terhenti, ia sudah didahului oleh seorang laki laki yang tak lain laki laki itu adalah Fian.
Senyumnya mulai memudar,ia seperti dua orang yang memiliki kepribadian ganda karena moodnya yang secara cepat berganti.
"Fian..." Gumam Lily menatap tajam fian dari kejauhan dipenuhi rasa kekesalan
Nampak dari kejauhan dua pasangan itu sedang meributkan sesuatu, Lily yang melihat itu pun hanya menikmati pemandangan itu
"Ahh tontonan baru... aku sangat menyukai yang seperti ini namun jangan harap kau dapat menyakiti gadisku" gumam Lily sebelum ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Tringg tringg
Suara bel masuk pun tiba tiba berbunyi, terpaksa memberhentikan pertikaian hebat kedua pasangan itu.
Lily pun melanjutkan langkahnya menuju kelas ia tidak mau sepenuhnya dinyatakan terlambat hanya karena melihat orang bertengkar.
Namun tak dapat dipungkiri ia sangat menikmati pertikaian itu, matanya tak bisa terlepas dari pesona seorang Delynn sungguh sangat lucu saat Delynn tersulut emosi dan membalas perkataan perkataan Fian, Pikirnya.
Lily menaruh tasnya pada bangkunya, ia melipatkan tangannya diatas meja dan menopang dagunya diatas lipatan tangan itu.
Yang hanya bisa ia pikirkan saat ini adalah bagaimana ia bisa memiliki Delynn, sang pujaan hatinya.
"Aku ga sabar permainan akan segera dimulai, bersiap siaplah sayang" Benak Lily sambil tersenyum licik
Bersambung.
Jangan lupa vote dan follow biar author makin semangat
See you di bab berikutnyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed Stalker.
FanfictionMengisahkan tentang seorang gadis berparas cantik dan selain parasnya yang ayu ia dikenal sebagai gadis yang berbaik hati. Namun bagaimana jadinya jika perlakuan baiknya itu malah membawanya pada titik awal kehancurannya dan mimpi buruk yang tak hen...