Trauma dan ancaman

1.2K 177 22
                                    

Happy Reading~

Fian yang mendengar perkataan Lily hanya bisa menundukkan kepalanya, sungguh ia takut untuk sebatas melakukan kontak dengan mata Lily.

"Ck, mengapa kamu menjadi lembek gini sih?  Perlihatkan keberanianmu yang sebelumnya itu" ucap Lily dengan nada yang malas

"T-tolong... Maafkan aku, aku takut"

"Hentikan semua ini..." Lanjutnya sambil melirih

"Aww sungguh malang sekali, apakah kau ingin aku menghentikan semua ini?" Balas Lily dengan senyum jahilnya dan diberi anggukan oleh Fian sebagai jawaban

Sungguh sekilas Fian melihat wajah Lily, senyuman itu terus terukir diwajahnya serta tatapan yang sulit diartikan entah perbuatan jahat apa yang akan ia lakukan selanjutnya

Lily nampak merogoh saku roknya, ia memberikan sebuah barang kepada Fian dan Fian yang melihat barang itu pun langsung terkejut

"Ambil ini, aku sering menggunakan ini untuk menenangkan diriku" ucap Lily sambil menyodorkan barang itu

Barang itu adalah sebuah sillet yang kecil namun cukup tajam, tentu sekarang Fian sudah tak bisa berkata kata lagi menanggapi Lily

"Hey, jangan melamun" lanjut Lily dengan tatapan dingin dan nada malasnya

"Lu pengen bunuh gw atau apa?" Tanya Fian dengan raut yang penasaran

"Aku ingin kau yang membunuh dirimu sendiri" jawab Lily dengan santainya

"LO GILA?" Lily yang mendengar ucapan Fian hanya menaikkan bahunya

Sungguh Fian sangat heran dengan jalan pikir seorang Lily ini, satu satunya hal yang ia bisa lakukan hanyalah mengambil ancang ancang untuk berlari dari Lily

Lily pun mengetahui rencana Fian, ia dengan cepat memegang tangan Fian menahannya untuk kabur dari dirinya

"Mau kemana?"

"Apakah aku perlu membantu mu menggunakan ini?" Lanjut Lily bertanya sambil menyeringai

Fian pun terdiam, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya tentu itu membuat Lily berdecak kesal karena tak kunjung ada jawaban dari Fian

"Baik, kuanggap kau mau"

Lily menarik tangan Fian kearah nya,  secara perlahan sillet itu masuk kearah kulit Fian

"G-gakk, lepasin gw" ucap Fian melawan namun ia terkejut yang ia lakukan hanyalah sia sia karena kekuatan Lily yang entah bisa jauh lebih kuat dibandingnya

"AWSS ANJING LEPASIN SAKIT!" Fian terus terusan meringis namun ucapan nya sama sekali tak digubris oleh Lily

Lily menggores tangan Fian dengan perlahan, senyuman puas tercetak di wajah Lily senyuman yang sangat bahagia bahkan Fian belum pernah melihat Lily tersenyum bahagia seperti ini.

Darah sudah memenuhi lengan dan telapak Fian, sungguh ia benar benar lemas bahkan sekalipun ia tersungkur duduk pun tetap saja Lily meneruskan aksinya itu dan tak peduli akan Fian.

Beberapa menit terasa sangat lama bagi Fian, ia terus merasakan "siksaan" yang Lily berikan hingga saat Lily merasa cukup puas ia menghentikan aksinya

"Lemah" satu kata yang Lily lontarkan kepada Fian namun Fian hanya menerimanya karena ia sudah tak bisa apa apa

"Ck argh mengapa kamu sangat lemah sekarang? Bukankah lebih menantang jika kamu masih mengeluarkan keberanianmu yang dulu itu?" Tanya Lily sambil berdecak kesal

"Sebutkan apa mau mu, Lily!"

"Kamu mati" jawab Lily dengan sangat santai

"Lakukan lah yang aku ajarkan kepadamu, yang perlu kau tau aku tidak akan menghentikan aksiku sebelum kau mati" Lanjut Lily mencengkram dagu Fian dengan kuat

"K-kamu benar benar gila"

"Aku akan mendapatkan Delynn cepat atau lambat, dia milikku! kamu sudah mengambilnya dan tak becus menjaganya" ucap Lily dengan nada kesalnya

"Namun, selama kau masih bernafas aku tak segan segan untuk melakukan hal yang lebih dari ini" Lanjut Lily

"K-kau mengancam ku?"

"Aku hanya membicarakan sebenarnya yang akan terjadi"

Lily pun meninggalkan Fian sendirian, ia pun menghampiri Delynn sang pujaan hatinya raut wajahnya langsung berubah 180°

Ia pun menghabiskan waktunya bersama Delynn ia cukup nyaman bersama Delynn begitu pula dengan Delynn.

Beberapa hari kemudian

Hari demi hari berjalan seperti biasanya bahkan hubungan Lily dan Delynn sudah sangat dekat dibanding sebelumnya.

Lily terus mengantar pulang Delynn kerumahnya, mereka juga sering makan bersama dikantin.

Berbeda halnya dengan Delynn, Fian semakin trauma dan perlakuan Lily yang semakin menjadi padanya bahkan beberapa kali Lily hampir membunuh dirinya

Fian sudah benar benar pasrah dan ketakutan sesekali ia mengambil izin sekolah demi tidak menemui si Lily Lily itu bahkan mendengar namanya saja sudah mampu membuatnya ketakutan.

Fian pun memutuskan untuk memberi tahu aksi Lily kepada Delynn entah ia akan percaya atau tidak, namun ia tidak akan memikirkan niatnya 2x

Delynn <3

Del

Eh iya kenapa Fian sayangkuu?

Aku mau ngomong sesuatu sama kamu

Ha? Ngomong apa?

Tentang Lily

Lily? Kenapa lagi anak itu

Temui aku di cafe yang biasanya jam 7 malem

Okay Fian

Fian pun sedikit lega akan hal itu namun ia tak memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya

Apakah Lily terus terusan menjadi setelah Delynn mengetahui semuanya? Ataukah Lily menghentikan aksinya?


Bersambung.

gila Mandira sangking jayanya.
kecewa? udah pasti wkwk itu si Indira Indira banyak bgt kasus pacarannya dari dulu buset terkadang aku sampe mikir niat jadi idol gasi, sama golden rules aja ga paham paham kesalahan udah terulang beberapa kali sampe rumornya mau diturunin ke trainee lagi kan ya? begitu pula dengan Amanda

maaf guys author cuma ngungkapin ke kecewaan doang

wong tulus oshine kena kasus :"

jangan lupa vote dan follow author biar author makin semangat upnya

See you di bab berikutnyaa


Obsessed Stalker.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang