Pay me with vote, comments, and follow✨
"Kini pria berinisial G sedang berada di penjara dengan hukuman jatuh 5 tahun. KDRT telah menjadi alasan utamanya. Di tambah dengan adanya playing victim. Persoalan perselingkuhan membuat resah warga di sekitarnya, lantaran rumah tangga tersebut yang bangun selama 7 tahun. Sang istri—"
Aileen sengaja mematikan TV dengan tampang datar nya. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana.
Dia gak bakal selingkuh kan? Bener. Gak mungkin Kak Erden selingkuh. Udah ngisi berapa kali tuh dia sampai unlimited ronde..., batin Aileen, berusaha tidak overthinking.
Aileen mesem-mesem sendiri beberapa detik sebelum datar lagi rupanya.
"Lo mati kalau bohong."
"Alin," panggil suara serak nan sexy itu dari pemilik nama tersebut.
Erden datang bersamaan dengan Arden di gendongannya. Lantas, Aileen langsung tersenyum dan menggendong balik Arden dari lengan suaminya.
"Langsung," cibir Erden hanya diketawain Aileen. "Kamu masih ujian?"
Aileen mengangguk. "Hm. Tinggal dua mata kuliah. Besok terakhir! Inggris sama gerakan sosial global. Why you suddenly ask that?"
Arden mulai mengantuk dan hanya mengistirahatkan kepalanya yang berat di ceruk leher Aileen.
Erden sedikit berpikir untuk menjelaskannya. "Well... Actually—"
"Assalamualaikum!"
Suara Zein dan Narendra datang bersamaan dari pintu utama. Erden langsung menghampiri Papa dan Ayah mertuanya, tak lupa untuk bersalaman. "Waalaikumsalam."
"Hi, Pi, Papa." sapa Aileen juga yang ikut menghampiri Zein dan Narendra. Mengambil tangan Narendra terlebih dahulu untuk bersalaman barulah Zein. "Waalaikumsalam."
Narendra mengelus pucuk kepala putrinya baru Arden yang sudah tertidur di gendongan Aileen.
Erden menggeser sedikit posisinya dan diam-diam melingkarkan satu lengannya di pinggang kecil istrinya.
"Papa sama Papi ada apa? Tumben datang ke sini habis Isya'an," timpal Erden sambil mengelus lingkar jempolnya di pinggang Aileen.
Keduanya, Zein dan Narendra berjalan memasuki ruang tamu yang luas itu dan mendaratkan bokong mereka di sofa setelah Erden memberi isyarat untuk masuk.
Narendra mengambil alih menggendong tubuh mungil Arden dari Aileen hati-hati. Sedangkan Zein berdeham seperti memulai untuk berbicara.
"Aku buatin kopi dulu," ucap Aileen meninggalkan ketiga pria itu di ruang tamu.
Zein akhirnya membuka suara, "Erden, ini sudah mau memasuki bulan ketujuh."
Alis pria itu terangkat satu, "Iya. Terus?" tanya Erden bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDREEN : VOW TILL END (END)
Teen Fiction"Waktu umur mu 5 tahun, kamu bilang saya ganteng dan menyentuh saya. Itu pertama kalinya saya bersentuhan selain mama saya. Saatnya, kamu menjadi milik saya, Aileen Zelene Azzura." "Choose me for our pray, my redbean." Itu adalah adalah kata-kata ya...