21

1.9K 93 15
                                    

Diam hening tak ada suara selain suara langkah kaki semua orang yang sedang melewati lorong. Didepan ruang ICU terlihat seorang gadis yang terus-terusan menangis, yang membuat teman-temann ya kesulitan untuk menenangkannya.

"Marsha sayangg sudahh kamu jangann nangis teruss." Ucap Ashel memeluk Marsha.

"HIKS-HIKS GA BISA ACELLLL."

"Udahh ya Marsha, jangan nangis teruss pasti Zee bisa diselamatkan." Ucap Indira menenangkan Marsha.

"Iyaa Shaa, pasti dokternya kan sudah pro pasti Zee selamat." Ucap Jessi.

"Iyakk bener tuhh." Timpal Olla.

Amanda yang sedari tadi melihat Marsha menangis pun menghampiri Marsha, dan berlutut didepannya.

"Marshaaa, sudah jangan menangis lagii, ayo ganti baju, kasian baju kamu berlumuran darah Zee." Ucap Amanda memegang pundak Marsha.

"Iyaaa tuhh, ayo dimobil mumpung ada bajuu." Timpal Adel.

"Iya tuh Marsha nanti kamu tanbah trauma, ayo aku antar ya?." Ucap Indira lembut dan diangguki oleh Marsha.

Indira menuntun Marsha pergi menuju kamar mandi, sementara Amanda segera menuju kemobil untuk mengambil pakaian yang baru.

"A-ashell." Panggil Adel dengan nada yang gemetar.

"Pistttt, Olla yuk pergi." Ucap Jessi tanpa mengeluarkan suara, dan diangguki oleh Olla.

Jessi dan Olla segera meninggalkan Ashel dan Adel berdua, dan pergi kekantin rumah sakit untuk membelikan makanan untuk teman-temann mereka.

While on the other hand Marsha

"Nihhh bajunya." Ucap Amanda memberikan totebag yang berisikan pakaian.

"Yee, sudah sana pergi lohh." Ucap Indira.

"Iya sayangg." Ucap Amanda pergi meninggalkan mereka berdua didepan kamar mandi.

Sekarang pandangan Indira sepenuhnya kearah Marsha yang masih menangis namun tak mengeluarkan suara. Indira sungguh merasa kasian kepada Marsha.

"Marshaa sayangkuuu, ini bajunya ayo aku bantu gantiin yaa." Ucap Indira lembut dan hanya diangguki oleh Marsha yang masih menunduk.

Marsha duduk diatas toilet, dan membiarkan Indira membuka bajunya untuk menggantinya dengan pakaian yang baru.

Saat Indira yang fokus menggantikan baju milik Marsha, ia malah salfok pada kedua paha Marsha yang di dibalut oleh perban, dan pipi Marsha yang masih terlihat jelas goresan.

"Ma-marshaa??." Panggil Indira.

"Iya-iyaa?." Jawab Marsha sembari menghapus air matanya.

"Ini paha kamu kenapa?." Tanya Indira dengan lembut.

"I-ini waktu disiksa sama kak Christy, kakak ku dulu yang menghilang."

"Astagaaaa, ayo cepet keluar kita suruh dokter ngobatin luka ini."

"S-sudah diobati sama Ella." Jawab Marsha sesuai fakta.

"Ella??." Tanya Indira sembari mengerutkan dahinya.

Marsha hanya mengganguk, dan mulai menitikkan air mata lagi. Indira merasa salah sebab ia malah mendesak Marsha untuk memberitahu apa yang terjadi, sementara Marsha masih trauma dengan hal itu.

Tidak lama terdengar orang mengetuk pintu bilik toilet, Indira segera membuka untuk mencari tahu siapa yang mengetuk, dan ternyata itu adalah Ashel.

"Ashellll."

ZEESHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang