Sepulang dari kampus Marsha, Ashel, dan Indira sedang menonton film bersama dikamar Marsha. Karena apa? karena Freya sang momy dari Marsha meminta mereka untuk tinggal bersama Marsha selama 1 minggu.
"Duhhh, anjir digantung filmnya g asik." Keluh Ashel.
"Benerrr, mana season 2 msih lama lagi tayangnya." Timpal Indira.
"Marsha kok dari tadi diem sih?,lapar ya?." Tebak Ashel.
Marsha hanya mengangguk sebagai jawabnya.
"Astagaa kok ga bilang dari tadi." Tanya Indira.
"Kalian asik nonton." Jawab Marsha.
Seketika Ashel dan Indira diam, memang benar mereka berdua terlalu asik menonton film dan cuek kepada Marsha.
"Yasudahh ayo kita beli makan." Ajak Indira.
"Males,kalian aj." Ucap Marsha.
"Oke dehh, ayo cellll." Ajak Indira kemudian pergi meninggalkan kamar Marsha diikuti oleh Ashel.
"Gak lama lagi."
Ashel dan Indira pergi menuju ke sebuah tempat makan yang tak jauh dari rumah Marsha. Saat mereka berdua berjalan langkah Indira terhenti, yang membuat Ashel yang berjalan dibelakangnya menabrak punggung Indira.
"Aduhhhhh."
"Ehh cell liat dehh, kayak mirip seseorang." Tanya Indira memastikan.
"Mirip siapa sih dira?." Tanya Ashel balik.
"Akhh ga jadi, lupain aja."
"Ih kagak jelas lu."
Keesokan harinya Marsha berjalan-jalan disekitar rumahnya, dan ia merasa dejavu saat melewati salah satu jalan. Dimana saat itu Zee membuatkan mahkota untuk Marsha dijalan tersebut.
Tess...
Air mata Marsha jatuh dan membasahi kedua pipinya, hatinya terasa sakit dan ia merasa sesak.
"Setiap hal yang aku lakukan, kenangan bersamamu selalu ada dan membayangi diriku."
Marsha segera menghapus air matanya, dan segera berjalan kembali menuju rumahnya. Saat Marsha masuk kedalam rumahnya terlihat Ashel dan Indira yang sudah bangun dari tidurnya, mereka tampak khawatir saat Marsha tidak ada di rumah.
"MARSHA KAMU HBIS DRIMANA?!." Tanya Ashel.
"Jalan-jalan." Jawab Marsha seadanya.
"Astagaaa, kenapa ga bangunin kita sih?." Tanya Indira.
"Gpp." Ucap Marsha sambil menyembunyikan sesuatu dari Ashel dan Indira.
"Yasudah gapapa tapi lain kali bilang ya, biar aku sama Indira bisa nemenin kamu. " Nasehat Ashel.
Marsha mengganguk gemas.
"Mandi ya?, aku mau bikin sarapan." Ucap Indira sambil memandang Marsha aneh.
Lagi-lagi Marsha hanya menggangguk dan berjalan menuju kamarnya.
_____________
Marsha, Indira, dan Ashel tengah menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh Indira. Hening tak ada satupun percakapan diantara mereka bertiga.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
"Marshaa." Ucap Indira memecahkan keheningan.
Marsha yang awalnya fokus dengan piringnya, kini beralih menatap Indira.
"Hm?."
"Aku sama Ashel habis ini mau kerkom, kamu kita tinggal sendirian gapapa kan?." Tanya Indira.
"Iya gpp." Ucap Marsha kemudian melanjutkan kegiatannya yang sempat terganggu tadi.
Selang 30 menit Indira dan Ashel bersiap-siap untuk pergi kerkom. Marsha hanya memandang kedua temannya yang sedang sibuk bersiap-siap untuk pergi.
Sementara Marsha merasa iri dengan Indira dan Ashel, sebab mereka berdua selalu mendapatkan kelompok dan dikelilingi oleh teman-teman yang banyak dan baik. namun Marsha?, kebalikannya. Marsha justru tidak mempunyai teman apalagi diajak untuk bergabung dengan kelompok, tentu saja itu mustahil bagi Marsha untuk seorang dirinya yang pendiam dan menjadi bahan bully teman-temannya.
"Marsha???." Ucap Ashel sambil memegang pundak Marsha, sontak membuat lamunan Marsha buyar.
"E-ehh apa celll?."
"Kita mau berangkat ya." Pamit Ashel.
"Uhmm, hati-hati." Ucap Marsha sambil tersenyum.
Indira dan Ashel segera berjalan masuk kedalam mobil Ashel. Indira membuka kaca mobil dan melambai kepada Marsha yang sedang berada diambang pintu.
Marsha tersenyum sambil membalas lambaian Indira. Ia memperhatikan mobil Ashel dan memastika bahwa mobil Ashel sudah pergi jauh dari pekarangan rumahnya.
Marsha mengambil sebuah kursi dan menaiki kursi tersebut ia juga menyiapkan tali yang sudah ia beli tadi pagi ditoko bangunan, itulah alasan mengapa Marsha pergi pagi-pagi.
"Hiks-hiks kak Zee maaf, 2 tahun tanpa adanya dirimu yang selalu berada disampingku membuat diriku frustasi kak, selain itu orang-orang juga beranggapan aneh tentang diriku, karena aku terlalu tertutup dan pendiam yang membuat diriku dibully oleh teman-temanku. Sebenarnya aku hanya membutuhkan dirimu untuk mendengarkan keluh kesah ku, terkadang aku juga berfikir bahwa kamu telah hidup bahagia dengan seseorang yang kau temui diluar sana, jadi rasanya sia-sia jika aku menunggumu disini jika takdir tidak memperbolehkan aku bahagia denganmu. Semoga saja kak Zee selalu ingat dengan diriku walaupun aku tidak berada disampingmu dan didunia ini.
Marsha mulai mengikatkan tali ke lehernya dan menghela nafas.
"Cintaku akan selalu abadi hanya untuk mu, Azizi Shafa Natio." Kalimat terakhir yang di ucapkan Marsha sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri diruang tamu. Marsha mulai menendang kursi supaya dirinya menggantung dan tali yang berada dilehernya dapat mencengkram lehernya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Ashel dan Indira. Mereka berdua terkejut dengan apa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri.
"MARSHAAA.........."
TBC
gntung wakk 😹 sengajaa....
tebak endingg 😵💫😵💫Flashback
Saat Indira dan Ashel sedang memesan makanan, ada seseorang yang memperhatikan mereka. Orang itu sambil mengetuk-mengetuk meja menggunakan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEESHA [END]
Randomkisah dari kapal zeesha, hubungan yang melanggar norma yang berlaku.