18. malam itu

468 54 4
                                    

Ooeeeekk oeeekk oeekk

"Aduuh sayang, maafin paman ya, paman ga bisa ngelakuin apa apa lagi selain nurut sama tuan hyunsuk, seenggak nya kamu aman kalo kamu tinggal di rumah, paman ga tega kalo harus lempar kamu ke sungai, sesuai suruhan tuan hyunsuk" ujar seseorang yang menyebut diri nya paman.

Orang itu nampak bingung untuk meletakan bayi itu di mana.

Dengan bayi yang berada di gendongan nya, menangis karena kehausan.

Setelah perhitungan panjang, akhir nya paman itu naik menuju apartemen, yang menurut nya akan banyak orang baik, dan kaya yang mau merawat bayi kecil itu.

"Masa di geletakin aja si? Harus ada alas, apa ya?" Paman itu sedikit berputar mencari sesuatu untuk alas jiyeon, sampai dirinya menemukan satu kotak kardus tergeletak di dekat sampah.

"Jiyeon, maaf ya nak, kamu disini ya, paman berdoa, kamu dapat orang tua yang baik" sang paman meninggalkan jiyeon di depan pintu apartement yang ia pilih secara asal.
Setelah itu sang paman pergi meninggalkan jiyeon dengan keadaan menangis.
.
.
.
"Oke deh, aku siang mau ke gedung ya"

"Papa anter?" Tanya jaehyuk, karena biasa nya jaehyuk lah yang sering mengantar jemput jeongwoo.

"Boleh"
.
.
"Makasih mah, masakan nya enak"

"Iya, sama sama, hati hati di jalan sayang"

Setelah itu jaehyuk pun mengantar jeongwoo menuju gedung, jeongwoo harus bersiap siap untuk promosi grup nya.

"Makasih paa, dadah" jeongwoo pun masuk kedalam gedung, jaehyuk menatap punggung anak itu dalam dalam, tak terasa ia membesarkan bersama asahi, dengan penuh kasih sayang, sampai jeongwoo menjadi seseorang yang sanggat banyak di sayang oleh orang orang.

Belum sampai jeongwoo hilang dari pandangan nya, jaehyuk melihat seseorang yang sangat ia hindari, seseorang yang menyapa jeongwoo nya dengan ramah, tentu di balas ramah oleh jeongwoo.

"Jeongwoo, papa mohon jangan..."
.
.
.
.
.

"Persis banget sama papa kamu" ujar sang oma, saat merasa cucu nya ini mirip dengan anak semata wayang nya.

"Aku?"

"Iya"

"Tapi aku bukan pembohong kaya papah" jawab junghwan, membuat sang nenek bingung.

"Eh?"

"Omaa, hwanie mau tanya, junghwan baru tau kalo kaka lebih duluan lahir nya dari pada mama sama papa nikah" ujar junghwan.

Wanita itu nampak sedikit bingung untuk menjelaskan nya, sedikit berpikir, biarkan junghwan sepatut nya memang sudah mengerti, pikir sang oma.

"Kaka, itu karena kesalahan mama sama papa kamu dulu" jawab oma.

"Beneran?" Oma mengangguk.

"Jadi hwanie beneran adek nya kak jewu kan?"

"Maksud junghwan apa? Iya dong kamu adek nya kak jewu" ujar oma.

"Hehe udah ah oma, hwanie ngantuk, selamat malem oma, hwanie sayang oma"

"Oma juga"

Tbc..

parents!! (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang