INDEKOS : Chapter 9

362 33 7
                                    

"Jangan sampai kau sakit"

Minho seperti gila mengingat kalimat terakhir yang Chan katakan padanya sebelum kecanggungan melanda sampai di rumah. Tubuhnya seperti panas dan rahimnya terasa hangat. Tunggu, Minho kan laki-laki kenapa dia punya rahim?

"Aww aku sepertinya dimabuk cinta, dasar Bang Chan sialan" ucap Minho berguling-guling di atas ranjangnya. Di saat hatinya berbunga-bunga. Suara pintu pintu diketuk terdengar dari pintu belakang yang terhubung pada kamarnya. Pria manis itu terdiam, dirinya kini mengambil ponsel yang masih di tas.

Benda itu masih mati, dengan napas memburu Minho pun menghidupkannya. Banyak sekali panggilan dan notifikasi dari Minhyuk.

"Aku akan datang langsung mencari mu"

"Sial" gumam Minho sembari meremas rambutnya. Saat Minhyuk langsung mencari Minho artinya dia tengah marah. Oh tidak, apa yang akan dia lakukan?

Perlahan Minho mendekat ke pintu itu, membukanya. Minho entah kapan terakhir masuk ke ruangan itu. Tempatnya begitu suram. Suara ketukan pintu terdengar lagi dari pintu luar sana. Jantung Minho berdegup makin kencang, tanganya langsung mendorong keluar hingga pintu terbuka.

Sosok tinggi itu ada di hadapannya, menatap Minho dengan mata tajam menyala. Si manis perlahan mundur saat dia mendekat.

"Kau sibuk sekali sampai tidak bisa dihubungi" katanya menarik tubuh Minho padanya. Pria itu kini mencengkram dagu Minho sembari mencium bibir tipis sang empu.

"Ya aku sakit, tadi aku diare" kata Minho. Pria itu kini mengusap perut Minho yang tak terbalut apapun. Pria ini memang rutin menggunakan pakaian seksi yang diberikan olehnya.

"Tidak masalah, bagaimana pun aku akan menerima tubuh mu" katanya. Minho menelan ludah, aura dominan pria ini sangat kuat sampai dirinya tak bisa berkutik.



🔞🔞🔞



"Nghhh nghhh nghhh" Minho terengah-engah saat pria itu memasukan cairan sabun itu di dalam analnya. Setelah itu dia tutup dengan mengepit kedua pantat Minho hingga lugangnya tertutup rapat.

Kini kedua tangan Minho diikat sehingga dirinya tak bisa melawan lagi. Perutnya seperti penuh, rasanya sangat tidak nyaman.

"Aku sekarang tidak menerima alasan apapun, kita bersihkan saja sekalian isi perut mu" katanya. Minho terengah-engah, kini keduanya ada di dalam kamar mandi si manis.

"Tuan nghhh sakit, sepertinya mau keluar" kata Minho meringkuk memegang perutnya. Pria itu mendudukan tubuh Minho dengan cepat ke kloset dan cairan itu keluar. Semua isi perut Minho keluar tanpa sisa.

Minho terengah-engah merasa lega, walaupun begitu perutnya masih agak mulas. Saat dirinya beristirahat, Minhyuk menarik celana pendek Minho hingga bagian bawahnya terpampang jelas.

Kini tubuh Minho diletakan pada sebuah alat seks. Di mana posisi tubuhnya tengkurap menungging. Kepala dan kedua tangannya tahan di depan sana. Begitu juga dengan kaki diikat di belakang.

Di saat seperti itu Minho tak bisa menolak,  sesakit apapun dia harus pasrah menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di saat seperti itu Minho tak bisa menolak,  sesakit apapun dia harus pasrah menerimanya.

"Nghhh nghhh nghhh" dirinya mendesah saat sebuah alat bergerigi masuk untuk melonggarkan lubangnya. Penis Minho pun ditutup dengan sebuah plug oleh pria itu.

"Ampun nghhh ampun" katanya mendesah. Kini pria itu tersenyum miring sembari membiarkan benda itu bersemayam di sana. Minho meringis, perutnya sangat sakit karenanya. Minhyuk berjalan ke depan wajah Minho. Dia tersembunyi senang melihat wajah erotis milik si manis.

"Selagi dia melonggarkan, aku ingin kau memanjakan milik ku" katanya mengeluarkan penis dan berdiri di depan Minho. Minho dalam posisi itu tak bisa bergerak menghindari.

Minhyuk mencengkram dagu Minho dan memasukan benda itu ke dalam bibirnya. Mata Minho terbelakak saat ujung penis Minhyuk menyodok tenggorokannya kasar. Minho langsung tak bisa bernapas.

"Anghhh anghh anghhh" suara napas Minho setelah benda itu dikeluarkan dari mulutnya. Minhyuk sangat menyukai ini   Minho yang lemah membuat nafsunya menikmati.

Pria itu kini membuka tangan dan kepala Minho. Membenahi posisi si manis menghadap ke atas. Lalu dipasangkan lagi.

"Saatnya bersenang-senang" ucap Minhyuk. Minho masih terengah-engah cepat. Dia merasakan benda itu dikeluarkan oleh Minhyuk pria itu membuangnya sembarangan.

Minho agak merasa lega, namun tiba-tiba dia merasa kedua kakinya dibuka lebar. Dalam satu hentakan lubang Minho terisi kembali dengan penis milik Minhyuk.

"Kau langsung melahapnya sayang" kata Minhyuk melihat lubang Minho yang elastis melahap semua yang dia masukan, itulah yang dia suka pada Minho.

"Nghh nghhh nghhh" desahan Minho memenuhi ruangan. Dia seperti tidak berdaya dan menerimanya saja. Di tengah permainan mereka. Suara seseorang membuat keduanya terkejut.

"Minho!! Minho! Kau baik-baik saja kan?" Suara Chan membuat Minho bangun dan memberontak. Mulutnya berusaha dia tutup, Minho tak ingin Chan melihatnya dalam keadaan seperti ini.

"Itu siapa? Bukannya semua orang di sini sudah tahu kelakuan mu?" Bisik Minho dengan terus menggenjot tanpa henti. Minho menggelang keras berusaha melepaskan diri.

"Tuan nghhh tolong nghh bawa aku pergi dari sini" kata Minho menangis. Minhyuk terkejut, tak biasanya melihat Minho menangis saat mereka seks.

"Kenapa?" Tanya Minho dengan hentakan kuat. Tubuh Minho langsung bergejolak sampai plug yang dipasang pada penisnya lepas. Dadi ujung sana cairan putih muncrat di mana-mana.

"Aku mohon nghhh, bawa aku pergi. Kau bisa lakukan apa saja semaumu, tapi jangan di sini nghh tolong" kata Minho berkaca-kaca. Minhyuk pun melepaskan penisnya dan semua ikatan di tubuh Minho. Lalu membawa tubuh telanjang Minho pergi dari sana.

Minho tak bisa berganti menangis saat mereka ada di dalam mobil. Dirinya duduk di samping kemudi dengan tubuh telanjang. Untung mobil ini istimewa, jadi tak seorang pun bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.

Minhyuk kini mengemudikan mobilnya secepat kilat, nafsunya sudah dipuncak. Apalagi tadi dirinya belum sama sekali keluar.


Minho kini pasrah meratapi dirinya yang dipasang sebuah dildo ukuran besar di analnya. Rasanya sesak, tapi hati Minho lebih sesak dari semua ini. Apa Chan mendengar dia mendesah? Atau dia khawatir karena Minho masih sakit? Perhatian itu membuat Minho sedih, kenapa ada orang sebaik Chan?

"Kenapa kau menangis?" Tanya Minhyuk kini.

"Aku minta maaf, aku salah pada mu jadi aku menangis" kata Minho membuat alasan. Sebenarnya dia ogah meminta maaf, malah Minho lebih suka menyumpahinya agar cepat mati. Sudah bosan dia jadi simpanan Minhyuk.

"Tidak masalah, karena kau tahu diri aku akan bermain dengan lembut. Tunggu saja" katanya sembari mengusap perut Minho yang buncit karena dindo sialan ini.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INDEKOS [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang