INDEKOS : Chapter 23

284 32 21
                                    

Tubuh Minho benar-benar dibantai habis oleh Minhyuk di masa akhir-akhir kontrak mereka. Tubuh Minho seperti mati rasa, kini dirinya sudah dikurung di sana selama 2 hari. Dan saat-saat itu dihabiskan dengan kegiatan BDSM kesukaan Minhyuk.

Semua dildo sudah Minho masuki, bahkan pria silalan itu memasukan dua sekaligus. Bola biliar, es batu, bahkan sampai bidak catur dilahap oleh si manis. Di saat itu Minho tak bisa melawan, apalagi saat Minho akan mendapatkan bayaran yang sangat bombastis.

"Ternyata selama aku dipenjara kau berkencan dengan polisi sialan itu. Kau pun longgar, apa karena dia?" Tanya Minhyuk sembari menggauli dirinya. Minho menggeleng tak bisa menjawab karena tubrukan brutal yang terus menerus didapatkannya.

"Aku tidak ingin membagi tubuh mu dengan dia, aku sangat dendam padanya" jelas Minhyuk lagi. Minho sudah tak bisa berpikir sekarang karena kegiatan mereka yang terus memanas.

"Aku tidak mau, lagipula kontrak ahh kita sudah akan berakhir" kata Minho di sela-sela desahannya. Rambut si manis dijambak dari belakang. Minho yang diam di hadapan Minhyuk langsung menjerit.

"Jadi kau mulai membantah ya? Selama ini aku sudah membantu mu untuk membayar rumah sakit adik mu yang penyakitan itu" jelasnya. Minho perlahan meneteskan air mata karenanya.

"Tapi ahh kontraknya sudah akan selesai" kata Minho. Dia tak akan pernah melepaskan Bang Chan sekalipun dirinya harus mati.

"Baik jika begitu, aku akan membunuh salah satu. Adik mu mati atau dia? Pilihlah" katanya. Minho menggeleng perlahan dan berusaha melepaskan diri, tapi pria itu terlalu kuat memegangnya.

"Ba...ahh baik, aku ahh akan putus" katanya. Pria itu tersenyum penuh kemenangan dan melepaskan miliknya dari Minho. Sontak si manis perlahan jatuh. Minhyuk terlalu berkuasa untuk Chan yang seorang pria biasa. Walaupun polisi tak menjamin keamanannya.

"Seminggu lagi, aku akan membawa kontrak baru pada mu. Aku juga akan pastikan jika kau sudah mengakhiri hubungan mu dengannya" kata Minhyuk sembari menginjak punggung Minho dari atas.




_____






"Ibu bagaimana? Apa Lee Jeno baik-baik saja?" Tanya Minho pada sang ibu lewat telepon.

"Dia baik-baik saja, bahkan sudah mulai perlahan akan sadar kata dokter. Operasinya berjalan dengan baik" ucap pria itu. Minho menghela napas penuh syukur, hampir seluruh hidupnya dia perjuangan untuk adiknya.

"Baiklah aku akan kirim uang lagi untuk ibu, ibu jaga Jeno dengan baik ya. Setelah satu minggu aku akan berkunjung" ucap Minho. Wanita itu terdengar sangat bahagia. Air mata Minho sampai jatuh, banyak sekali pengorbanan yang sudah dia lakukan agar mereka bertiga bisa berkumpul lagi.

"Minhyuk benar, aku tidak boleh mengakhiri kontrak nya. Aku masih butuh uang untuk pengobatan Jeno" jelasnya. Setelah melakukan panggilan singkat, Minho akhirnya memutuskan akan mengakhiri semua hubungan dirinya dengan Chan.

Walaupun hati Minho masih belum siap, tapi dia tak bisa terus berbohong juga. Suatu saat nanti Chan akan tahu jati diri Minho yang sebenarnya, tak bisa disangkal pria itu pun akan meninggalkan Minho. Ini seperti lingkaran setan, jika ditunda mungkin nanti akan semakin menyakitkan. Toh dia hanya seorang jalang yang berpura-pura menjadi seorang pria manis dan polos.

"Minho" panggil Chan saat pria manis itu datang. Si manis menelan ludah dengan mata yang masih bengkak. Dia menangis tadi sebelum memberanikan diri keluar dari kamar.

"Ayo duduk di sini, aku ingin memeluk mu" ucap Chan. Minho diam tak menurut, perlahan senyuman di wajah Chan surut digantikan  dengan wajah cemas.

"Kau sakit? Apa perut mu sakit?" Tanya Chan panik. Minho menggeleng perlahan, dirinya kini melepaskan cincin hadiah yang diberikan oleh sang kekasih tempo hari.

"Aku tak bisa menerimanya, aku kembalikan pada mu" jelas Minho. Chan terdiam terkejut, padahal waktu ini Minho suka.

"Kenapa? Apa tidak cocok dengan mu, apa membuat tangan mu sakit?" Tanya Chan cemas. Dia sampai bangun mendekat dan memeriksa tangan si manis.

"Chan aku sudah tidak bisa lagi bersama mu" ucap Minho tanpa basa-basi, jika terus ditahan maka dia akan merasakan betapa hancurnya hati ini.

"Hai! Jangan bercanda, itu sama sekali tidak lucu" ucap Chan sambil tersenyum.

"Aku tidak bisa bohong saat aku sudah merasa bosan dengan mu" katanya. Tiba-tiba Chan menatap Minho lirih.

"Apa yang kau katakan? Bukannya kau mencintai aku?" Tanya Chan sembari menggengam tangan si manis. Minho langsung menepis tangan Chan dan mendorongnya menjauh.

"Aku muak, kau pria yang membosankan. Saat seks juga kaku, aku jujur benci pada mu. Kau tidak berguna dan lugu!!" Teriak Minho, dia mengatakan semua yang berkebalikan dari apa yang dirasakan.

"Jadi aku sudah menemukan orang yang baru, kau hanya menjadi pelampiasan ku. Jadi di sini sekarang kita hanya sebatas penyawa dan pemilik indekos" kata Minho dengan wajah muak dan marah. Chan di sana hanya diam saja dengan wajah kecewanya tak melawan atau menjawab.

Minho tak bisa tahan, dia kini menangis serdu di dalam kamar mandi. Hatinya hancur saat melihat wajah kekecewaan Chan.

"Chan maafkan aku hiks, aku memang tidak pantas untuk mu hiks" gumamnya dengan sesenggukan.









______





Hari-hari Minho lalui tanpa semangat. Dia berusaha memaksakan dirinya untuk hidup seperti sebelum kenal Chan. Membuat sarapan dan berkebun, malamnya dia akan melayani Minhyuk di apartemennya.

Keduanya saat ini memang seperti sebatas penyewa dan pemilik indekos. Tak ada obrolan ataupun sapaan. Keduanya saling tak acuh saat bertemu. Minho melihatnya sangat tersiksa, kadang menunggu Chan pulang tapi pria itu seperti tak pernah tidur di sana.

"Apa dia baik-baik saja?" Gumam Minho cemas. Tapi saat ini dia tak bisa melakukan apapun, hidupnya memang sangat tergantung oleh Minhyuk. Keluarganya kini adalah prioritas utama.

Di sisi lain, Chan merasa hampa. Senyuman dan keceriaan dalam dirinya pun lenyap. Tatapan Minho saat mereka bertemu juga sangat berbeda. Sama sekali tak ada tatapan cinta yang sering Chan lihat.

"Apa aku benar-benar pelampiasannya?" Gumam Chan sembari menatap ke arah plafon. Tapi ini yang Minho inginkan, sebisa mungkin Chan harus menerimanya. Walaupun hatinya nyaris hancur.

"Aku tiba-tiba haus" gumam Chan bangun, dirinya berdecak saat melihat botol airnya sudah habis. Pria itu menghela napas, pada akhirnya dia harus mengambilnya ke dapur indekos. Bagaimana jika dia bertemu Minho? Apa dia akan bisa menghadapinya ?

Masa bodoh, Chan kini turun tangga dengan botol kosong di tanganya. Gelap dan sepi, sepertinya semua orang sudah tidur. Jam pun sudah menunjukan jam 3 lagi, hanya Chan yang mungkin seorang nocturnal setelah putus dengan Minho.

Ketika dirinya mengisi air, tiba-tiba telinganya mendengar suara samar-samar. Cahaya keluar dari kamar yang ada di samping kamar Minho.

"Bukannya itu gudang kosong?" Ucap Chan






TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

Gak rame gak up besok

INDEKOS [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang