INDEKOS : Chapter 20

370 28 6
                                    

🔞🔞 full

Minho tak bisa menutup mulutnya sembari memeluk bantal di depannya. Kini Chan menggempur lubangnya tanpa ampun dan jeda sedikit pun. Walaupun begitu dia tetap melakukannya dengan gentle tanpa menyakiti Minho. Tiap saat dia selalu melihat respon sang kekasih.

"Nghhh nghhh lebih cepat ahh" desah Minho menggila. Pinggulnya sengaja ditunggingkan agar Chan leluasa masuk tanpa halangan. Perut Minho terasa diisi berulangkali, ini sungguh rasanya ingin terbang ke langit. Cairan hangat bertubi-tubi juga mengisi rongga perutnya.

Di saat dirinya mencapai titik kenikmatan, Minho tersadar akan sesuatu hal. Matanya terpejam sembari terus mendesah berusaha berpikir jernih. Matanya langsung terbelakak.

"Chan nghhh hentikan sebentar" ucap Minho langsung penik. Chan yang kini menikmatinya terkejut dan menghentikan pergerakannya.

Tubuh Minho langsung bergetar disertai dengan keringat dingin di tubuhnya. Dia seperti melupakan sesuatu. Dirinya kini maju hingga benda besar itu terlepas dari analnya.

"Tunggu sebentar ya, aku akan kembali" ucap Minho perlahan dengan tubuh sperma mereka berdua. Minho membuka pintu sekat itu berjalan menuju tasnya dengan pincang.

Dirinya mengambil dompet dan mencari sebuah kartu. Dia menghela napas pelan, rupanya masih sampai besok. Untuk tidak lewat. Tidak mungkin kan dia di sini lama. Paling besok keduanya akan kembali. Dan Minho bisa menyuntikan hormon pada dirinya agar dia tidak hamil.

"Kenapa?" Suara itu membuat Minho panik dia bergegas memasukan kartu catatannya ke tas.

"Tidak apa, apa kau masih mau lanjut?" Tanya Minho tersenyum malu, Chan berjalan memeluk Minho dengan erat.

"Tidak, kau pasti lelah. Ayo istirahat" ucap pria itu dengan sayang. Jantung Minho sungguh lega, dia sangat nyaman saat Chan memeluk dirinya seperti ini. Pelukan paling nyaman yang pernah dia rasakan.





______




Minho langsung canggung saat melihat kedua orang tua Chan. Wajah mereka sangat bersinar menatap dirinya sekarang. Keduanya sama sekali tidak ketus atau pun galak. Malah mereka terlihat sangat senang bertemu dengan Minho.

"Ayo nak makan, ibu membuatkan sup rumput laut untuk mu" ucapnya dengan perhatian. Minho hanya tersenyum mengangguk. Chan perlahan tersenyum melihat mereka.

"Sayangnya kedua kakak mu tidak bisa ke sini menemui kalian, mereka pasti akan senang karena Chan kini sudah membawa kekasih pulang ke rumah" jelas mereka. Minho merona, dia tak pernah semalu ini.

"Tidak masalah ibu, aku juga mendapatkan libur mendadak" kata Chan sembari menggengam tangan Minho. Minho tak bicara dia seperti pria polos di depan mereka.

"Cantik siapa nama mu?" Tanyanya. Minho menelan ludah perlahan.

"Lee Minho bibi" jawab Minho dengan senyuman canggung.

"Aigoo kau sangat pemalu, sungguh manisnya" ucap mereka. Minho hanya tersenyum pelan dan melanjutkan makanannya.

"Sangat cocok dengan Chan yang banyak bicara, nak Minho jika dia macam-macam dengan mu kau bisa memukuli dia. Tapi dia anak baik jadi jangan khawatir. Kami kira dia tak bisa berpacaran tapi belum sebulan di sana, anak ini kini sudah membawa kekasih pulang" jelas mereka. Minho terkejut, apa Chan pertama kali berpacaran?

Pria itu terlihat malu mendengar wejangan sang ayah. Tangannya masih mengusap jari mungil Minho dngan lembut.

Malam tiba dengan cepat, keduanya duduk di kamar Chan dengan saling berpelukan menatap ke jendela yang mungkin akan turun hujan nanti.

INDEKOS [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang