Chan kini menatap semua rekan kerja pertamanya dengan penuh hormat. Begitu juga dengan mereka yang sangat senang akan kedatangan rekan baru.
"Ini adalah opsir Bang, polisi baru yang ditempatkan di sini. Kalian semua bantu dia menjalankan tugas pertamanya" kata kapten tim polisi cabang yang menjadi penanggung jawab di kantor kepolisian Selatan.
"Mohon bantuan dan kerja samanya" kata Chan menundukkan kepalanya memberikan hormat pada para senior. Suara tepuk tangan kini terdengar di penjuru ruangan rapat yang tak terlalu luas itu.
Chan kini mendapatkan meja kerjanya sendiri, pria itu mulai membereskan dan menaruh beberapa barang di sana. Tidak di sangka, lima tahun berlalu dengan cepat. Akhirnya pekerjaan yang sangat dia inginkan dimulai.
"Bang Chan" kata rekan kerjanya mendekat. Dia adalah seorang pria muda mungkin umurnya tak jauh berbeda dengan Chan. Dan satu lagi pria yang mungkin berusia 30 tahunan.
"Perkenalkan aku Detektif Oh dan ini namanya Seo Changbin. Kita bertiga akan satu tim untuk tahun pertama mu di sini" katanya dengan ramah. Pria itu tinggi dan juga tampan.
"Kak Sehun jangan sombong, Chan dia namanya Sehun dan aku Changbin. Kita saudara bertiga sekarang" katanya. Chan tersenyum mendengar sembari menjabat tangan mereka.
"Bagaimana jika kita pergi minum untuk merayakan kedatangan mu dengan sederhana?" Tanya Oh Sehun yang menjadi kakak tertua dari tiga saudara itu.
Chan kini menatap sloki yang berisi soju di di depannya. Pria muda itu kini meneguk salivanya perlahan. Selama kuliah, Chan sama sekali tidak minum. Memang banyak dari rekannya kadang melakukan itu untuk meredakan stres mereka. Tapi memang sejak awal remaja Chan bertekad tidak akan menyentuh alkohol ataupun rokok."Ayo bersulang" kata Changbin dengan penuh semangat. Chan sebenarnya tidak enak tapi dia berusaha berbicara pada mereka.
"Maaf tapi aku tidak minum" katanya. Changbin dan Sehun saling menatap satu sama lain. Pria dengan marga Seo tersebut menurun sloki yang sudah di tangannya ke meja kemudian berlari menuju ke arah kasir.
"Soda apa kau mau?" Tanyanya membawa sebotol soda kalengan. Chan mengangguk menerimanya. Kini mereka sudah siap dengan minuman di tangan masing-masing.
"Bersulang untuk rekan baru" kata Sehun sebagai ketua tim. Mereka lalu bersulang kemudian meneguk minuman mereka masing-masing. Chan memejamkan matanya ketika soda itu berjalan di tenggorokan. Rasanya begitu menggelitik.
"Tunggu saja Chan, dalam satu tahun ini aku akan membuat mu menjadi seorang pemabuk jalanan" ungkapnya sambil bercanda. Chan hanya mengangguk pelan sembari tersenyum manis.
"Chan ayo makan dagingnya, jangan bilang jika kau tidak tidak makan daging juga" goda Changbin sembari menyenggol lengan pria muda itu. Chan tertawa pelan lalu mengangguk, mengambil sumpit dan makan.
Senang sekali rasanya punya rekan kerja yang baik dan ramah. Jujur saat di akademi Chan begitu tegang saat diberikan pembelajaran oleh para polisi senior. Mereka begitu tegas tanpa ampun. Seperti mereka memang menjadi sasaran empuk untuk melampiaskan kemarahannya.
"Hai Changbin, berhenti memanggil Chan dengan namanya. Kau tidak ingat jika usia mu lebih muda?" Tanya Sehun pada Changbin.
"Hah? Benarkah?" Tanya Chan terkejut. Wajah Changbin memang agak lebih tua menurut Chan daripada dia. Apa itu perasaan Chan saja?
"Kau lahir tahun 1997 kan? Aku 1999. Mulai sekarang aku akan memanggil mu dengan sebutan kakak" katanya malu. Chan menggeleng, dia tak pernah menuntut untuk disebut dengan apa yang penting sopan saja.
"Kita seumuran jangan khawatir panggil saja nama ku" ucapnya dengan ramah. Changbin terkekeh pelan. Ketiganya mengobrol banyak untung mengakrabkan diri mereka masing-masing.
Sampai tengah malam tiba, ketiganya berjalan menuju ke sebuah halte bis yang ada di dekat sana untuk mengantarkan Chan ke hotelnya. Karena penugasan ini sangat mendadak dirinya sementara menyewa hotel untuk beberapa hari sembari mencari tempat sewa untuk tinggal.
"Kenapa kau tidak menyewa indekos di sekitar sini. Lumayan jarak hotel dan kantor kita" kata Changbin. Sehun pun mengiyakannya juga.
"Rencananya seperti itu, tapi aku belum tahu benar seluk beluk tempat ini mungkin akan membutuhkan waktu" kata Chan dengan kecewa.
"Ohh aku tahu, beberapa hari yang lalu aku melihat pengumuman bahwa ada indekos yang kosong dekat taman di belakang kantor. Mungkin saat jam istirahat besok kau coba tanyakan ke sana" saran Changbin. Pria itu pun mengangguk, mereka sudah lama tinggal di sini jadi pasti sudah tahu situasi tempat ini.
______
Chan memegang brosur yang diberikan oleh Changbin di papa pengumuman. Kini pria bermarga Bang itu tengah mencoba untuk menelepon pemilik indekos yang tertera di brosur.
"Kenapa tidak diangkat ya?" Tanya Chan menghela napas. Apa sudah ada orang yang menyewa kamarnya?" Chan jadi agak kecewa.
"Tapi aku harus memastikannya dulu dengan pergi ke sana" ucap Chan dengan optimis. Chan menyusuri jalanan aspal yang agak sepi itu. Tumbuh-tumbuhan bunga ditata dengan baik di pinggir jalan. Tempat ini sangat tenang dan pasti nyaman untuk beristirahat.
Chan melihat sebuah plang jalan yang dipasang. Rupanya dirinya hampir sampai di indekos yang ada di brosur ini. Kaki Chan menyusuri jalanan, akhirnya dia sampai.
"Ini tempatnya?" Tanya Chan melihat sebuah rumah di ujung jalan. Rumah itu sangat rapi dan penuh bunga-bunga indah.
"Jika tempatnya seperti ini aku akan sangat betah" ucap Chan sembari menyunggingkan sebuah senyuman. Udara di sini sangat bersih sama dengan di tempat asal Chan.
Tangan Chan kini sudah di gerbang masuk berusaha mendorongnya untuk memastikan apakah masih ada kamar kosong atau tidak. Belum sempat dia mendorong seseorang memanggil dirinya.
"Kau siapa? Kenapa kau datang?" Suara lembut itu membuat Chan menoleh. Sesosok pria manis dengan banyak kantong kresek penuh bahan makanan berdiri di belakangnya. Wajahnya muda dan manis.
"Halo selamat siang, aku berencana untuk menyewa sebuah kamar indekos di sini. Apakah kau tahu siapa pemiliknya, karena saat aku hubungi pemiliknya tidak mengangkat" kata Chan. Perlahan pria itu terkejut dan merogoh saku jeans yang dipakainya.
"Ohhh maaf tadi aku ke supermarket, aku pemiliknya" katanya dengan senyuman sumrimgah. Chan menelan ludah, apa benar pria cantik ini sang pemilik indekos? Jika benar pas sekali dia bertemu secara langsung.
"Masih ada satu kamar, kita bicara di dalam bagaimana?" Tanyanya dengan agak kewalahan karena membawa belanjaan itu. Chan mengangguk pelan menyetujui.
"Apa anda perlu bantuan?" Tanya Chan dengan hormat. Pria itu perlahan tersenyum pada Chan. Senyuman yang sangat menghangatkan hati, seperti Chan langsung berdebar karenanya.
"Terima kasih banyak, tapi ini sangat berat" ungkap si cantik sembari memberikan sebagian bawaannya pada Chan.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INDEKOS [Banginho] ✔️
FanfictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA !!! Bang Chan adalah seorang polisi junior yang ditugaskan pada tempat pertamanya di bagian selatan kota Seoul. Muda berumur 26 tahunan itu berasal dari desa. Karena jauh dari rumah, dia pun memutuskan untuk...