INDEKOS : Chapter 17

351 31 15
                                    

🔞

Hari saat Chan tidak sarapan......

Mingi kini menatap Minho yang berkutat dengan bahan masakannya. Saat Chan pergi dia seperti aneh, entah apa yang terjadi pada pemilik indekos jalang ini. Sebagai penyewa yang baik, dirinya kini mendekat melihat apa yang pria itu lakukan.

"Kau sibuk kak?" Tanya Mingi sembari mencolek pantat Minho mengusapnya dan juga meremasnya perlahan. Minho menatap yang lebih muda dengan  tatapan tajam kemudian dia menepis tangan nakal milik siswa SMA itu.

"Jangan macam-macam mood ku sedang tidak enak" kata Minho kesal. Mingi langsung tahu apa yang terjadi. Pria itu kini memeluk tubuh mungil Minho dari belakang mencium lehernya beberapa kali sembari menghisap telinga Minho.

"Aku tahu kau suka Bang Chan" katanya. Minho menghela napas jantungnya langsung berdegup kencang saat Mingi mengatakan hal tersebut. Perlahan tangan panjang milik Mingi menelusuk masuk ke perut hingga dada Minho.

"Benar kan?" Tanyanya dengan memainkan kedua puting Minho. Pria manis itu agak mendesah tapi dengan cepat dirinya menghempaskan tangan Mingi.

"Jangan macam-macam kau" kata Minho emosi. Mingi tak takut, dia malah tertawa renyah menatap tiap lekuk tubuh Minho dengan gaun malam yang dirinya pakai.

"Ingat ya, kau masih punya hutang dengan ku. Aku hanya menagih hak ku saja" katanya tanpa dosan. Padahal dirinya kini masih memakai pakaian sekolah.

"Hai! Kau tidak sekolah?" Tanya Minho. Pria itu menaikan kedua bahunya tidak peduli. Perlahan wajah mereka dirapatkan, betapa nakal anak di depannya ini.

"Aku tahu kau menyukainya, tapi sepertinya pria itu tidak peka kan? Jangan khawatir aku akan membantu mu" kata Mingi sembari memegang kedua bahu si manis. Minho pun tak bisa bohong.

"Apa yang kau bisa bantu?" Tanyanya. Mingi seperti biasa lucik, dia pasti menginginkan sesuatu. Dan itu adalah kesempatan untuk menjamah tubuh Minho dengan gratis.

"Ayo bayar hutang mu dulu, baru akan aku katakan" katanya. Minho menelan ludah, dia pun kini mengangguk. Mendapatkan persetujuan darinya, tubuh mungil itu kini dinaikan ke atas kabinet dapur.

Pria tinggi itu melumat bibir Minho brutal, pakaian seksi yang dipakai si manis kini disingkap agar seluruh tubuh indahnya tertangkap mata.

"Nghhh hmmm hmmm" Minho meremas bahu pria itu dengan mendesah saat kedua putingnya dihisap. Tangan anak ini sangat cekatan, celana dalam yang hanya menutup tubuh bawah Minho diturunkan ke bawah.

"Kita tidak punya banyak waktu kak, tanpa pemanasan tidak masalah kan untuk mu?" Tanyanya menurunkan resleting celana. Dirinya kini mendorong penisnya masuk ke lubang Minho yang masih tertutup. Kedua kaki si manis dinaikan ke atas saat dia menggenjotnya brutal. Pungguh Minho kini bersandar ke dinding dapur.

"Unghh ughhh ughhh" Minho tak bisa menahan mulutnya untuk tidak mengeluarkan suara desahan. Tak sampai lima menit penis Minho kini mengembang dan dirinya klimaks.

"Lihat betapa jalangnya kau" kata Mingi. Sejak dulu dia sangat ingin tahu, seberapa hebat lubang jalang ini seperti yang orang-orang katakan. Tubuh Minho kini dibawa turun oleh Mingi ke lantai. Pria itu membalikan tubuh Minho membelakangi dirinya kemudian memeluknya dari belakang.

"Nghh apa yang kau lakukan? Jangan kebanyakan gaya bocah" kata Minho mendesah. Darahnya seperti bersesir saat Mingi mengusap selangkangan Minho yang basah karena sperma dirinya.

"Santai jangan terlalu nafsu" katanya memasukan dua jari ke lubang Minho dari depan. Tubuh mungil itu kini menggeliat sembari meremas tangan yang merangkul pinggangnya. Jari-jari panjang pria itu menjamah semuanya.

INDEKOS [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang