INDEKOS : Chapter 10

384 30 4
                                    

Chan menatap ke atas melihat plafon sembari tersenyum. Tak mengira dia akan seberani ini untuk mengajak Minho pergi bersamanya. Tiba-tiba dirinya merasa cemas, apa pria manis itu masih sakit?

Telinga Chan tiba-tiba mendengar suara toiletnya berbunyi. Biasanya jika ada orang yang menggunakannya di bawah maka agak berbunyi di tempat Chan.

Suara itu bukan satu kali, tapi beberapa kali. Apa Minho masih sakit? Perlahan dirinya menyibak selimut, mengambil beberapa pil yang tadi sempat dia beli di apotek. Chan bergegas keluar menuju ke lantai satu. Dan benar saja kamar Minho masih terang, yang menandakan sang pemilik masih bangun.

Samar-samar Chan mendengar suara keributan dari dalam sana. Suara barang yang jatuh juga. Dirinya jadi semakin panik. Bagaimana jika Minho lemah atau pingsan?

"Minho! Minho! Apa kau masih sakit?"

Panggil Chan sembari mengetuk pintu, bukannya bagaimana dia hanya ingin memastikan pria manis itu baik-baik saja.

"Ini aku Chan" kata Chan namun tak ada jawaban. Chan entah kenapa merasa cemas. Namun seekor kucing kini ada di depannya. Kucing berwarna hitam macan dan kuning.

"Dori dan Soonie?" Tanya Chan.

"Meoww" suara mereka seperti menginginkan sesuatu. Chan tersenyum pelan, dirinya kini mendekat ke arah mereka.

"Apa kalian ingin makan?" Tanya Chan.



Pria itu kini ada di kandang mereka, Chan memberi makan kedua kucing Minho yang lapar, kasihan sekali. Karena sakit Minho sepertinya lupa pada dua peliharaan lucunya.

"Ibu kalian sakit, jadi jangan nakal" kata Chan. Mereka nampak makan lahap, perlahan Chan mengusap bulu mereka yang halus.

"Kau benar hamil rupanya" kata Chan gemas. Tiba-tiba sosok manis itu ada di kepalanya, Chan jadi sedih. Mungkin Minho tak membuka pintunya karena dia malu mengalami diare. Chan pun kadang merasa begitu. Apalagi keduanya masih agak asing.

"Semoga dia baik-baik saja" ucap Chan lalu bangun menuju ke dalam rumah. Kini dia melihat lampu kamar Minho sudah mati, sepertinya pria manis itu sudah terlelap.






______

🔞🔞🔞

"Ughhh ughhh nghhh nghhhh" Minho memegang seprei tampaknya berada saat menerima hentakan kuat dari Minhyuk. Kedua tangan Minho yang bertumpu sudah sakit, pinggangnya pun sudah sakit karena menungging lama.

Pria itu kini seperti kesetanan menggauli Minho, dia terus melakukannya saat sampai di apartemen sang konglomerat.

"Ahh ahh ahh" Minho menjatuhkan tubuhnya ke ranjang saking lemahnya saat pria itu melepaskan penisnya dari lubang Minho.

"Sakit tolong pakai pelumas" kata Minho saat tubuhnya posisikan terlentang menghadap ke atas. Tubuh kekar itu dapat Minho lihat sekarang. Bibir tipis Minho meraup oleh bibir Minhyuk dengan brutal sembari memasukan lidahnya ke dalam. Minho menutup matanya hanya menikmati tanpa perlawanan.

Kedua kaki Minho dibuka dan lingkarkan pada pinggang sang dominan. Hentakan kecil itu membuat Minho bergejolak. Penis Minhyuk kembali dimasukan ke dalam lubangnya.

"Nghmmm nghmmm nghmmm" Minho mendesah sembari dilihat oleh pria itu. Seperti biasa Minhyuk bermain sangat kasar, bukannya nikmat tapi Minho selalu kesakitan olehnya.

"Ahh ahh ahh" bibir tipis Minho dilepaskan. Kini pria itu menyusuk turun ke leher Minho menyesap di sana dan sesekali mengigit membuat tanda

Kedua capikan di puting Minho dilepas kasar hingga sang empu agak terkejut dan meringis. Geli dan sakit Minho rasakan saat kedua putingnya diisap dengan brutal hingga berdarah. Minho seperti tak bisa merasakan apapun sekarang. Semuanya sudah sakit karena kebrutalan Minhyuk.

INDEKOS [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang