INDEKOS : Chapter 33

363 36 10
                                    

🔞🔞

"Aghhh......nghhh.....nghhhh" Minho mendesah sembari berada di pelukan Chan. Tubuhnya sangat panas, dirinya merasa lebih karena diisi oleh milik Chan secara ugal-ugalan.

Liur Minho sampai menetes menikmati betapa nikmatnya genjotan dari pria itu. Chan melakukannya lembut, tiap gerakan Chan membuat Minho lemah.

Suara desahan Chan juga membuat Minho semakin menjerit, berapa dia sangat menikmati permainan mereka. Suara buah zajar Chan kini ikut meramaikan panasnya malam ini.

"Chan nghhh nikmat ahh" Minho mengatakan itu, dia seperti tak ingin lepas. Bayi di perutnya pun terus bergerak, mungkin terbangun karena pergerakan sang ayah. Chan terkekeh perlahan, dia tak mengira anal Minho bisa ketat ini.

"Ughhh" Minho merasakan saat Chan mengeluarkan penisnya, pria itu mengarahkannya ke perut Minho hingga cairan putih itu keluar banyak.

"Aku tidak mau mengeluarkannya di dalam karena ada bayi kita" kata Chan penuh perhatian. Kini dia mengusap perut Minho dan mencium nya dengan lembut. Minho pun mengangguk, dokter mengatakan mengeluarkan sperma saat seks akan menganggu bayi di dalam kandungan.

"Apa kita akan lanjutkan?" Tanya Minho perlahan. Chan terkekeh sembari memeluk tubuh mungil di hadapannya.

"Bagaimana dengan mu? Apa kau bisa?" Pertanyaan Chan langsung dijawab dengan anggukan cepat oleh Minho. Pria manis itu kini membuka pelukannya agar Chan mengendong Minho.

"Di kamar Chan" katanya, karena di sofa dia mereka tidak nyaman.

Mata Minho terpejam sembari menikmati ciuman yang diberikan oleh Chan. Permainan masih berlanjut, kini dia direbahkan di ranjang menghadap ke atas sedangkan Chan berbaring menyamping ke arah tubuh Minho dengan menaikan salah satu kaki di manis hingga membuat celah untuk penisnya.

Minho selalu candu, dia tak pernah merasa sakit saat berhubungan dengan Chan. Malah dia selalu puas dan kecanduan. Chan seperti narkoba yang selalu membuat Minho ketagihan.

"Kau melahap ku dengan baik" ucap Chan dengan tatapan nakalnya. Minho menatap ke arah lain, dia cukup malu saat mereka mengobrol di saat seks.

"Aku pernah melihat mu bersama Minhyuk melakukan ini di kamar yang kau sebut gudang" kata Chan. Minho membuka matanya, apa karena tersebut Chan mabuk berat  di malam itu?

"Wajah mu sangat menikmatinya" ucap Chan perlahan. Minho kini memegang wajah Chan dengan kedua tangan mungil miliknya.

"Jangan membicarakan orang lain saat kita bersama, apalagi dibrengsek itu ahh" desah Minho tiap tubrukan Chan. Chan terkekeh, dia kembali mencium bibir Minho.

"Lubang mu sangat elastis, ayo katakan apa yang pernah masuk" katanya. Minho merona, kenapa Chan menanyakan hal random seperti itu.

Karena tak menjawab Chan menghentikan pergerakannya dan menatap Minho dalam diam. Minho yang sebentar lagi akan klimaks kini kecewa.

"Aku akan lanjutnya jika kau mau mengobrol" ancaman Chan. Minho tidak bisa, dia selalu ingin diisi oleh Chan.

"Semuanya, mereka pernah memasukan semuanya pada ku" katanya. Chan mengangguk sembari mendengarkannya.

"Apa? Apa saja itu?" Tanya Chan. Minho merona dan berusaha mengingat semuanya.

"Botol soju, es batu, bola biliar, alat seks, berbagai macam dildo, tongkat bisbol, terong, timun, apel, deodoran, aku lupa apa lagi" katanya malu. Chan terkekeh, tapi dia sedih mendengarnya. Mereka benar-benar membuat Minho menderita. Awas saja kau Minhyuk.

"Yang paling kau suka apa?" Tanya Chan. Minho menelan ludah, dia kini menatap milik Chan yang masih menyumpal dirinya.

"Penis dan lidah mu, aku suka" katanya merona. Gelakan tawa terdengar dari Chan, membuat Minho malu dan menutup wajahnya.

"Apa milik ku paling besar dari semuanya?" Goda Chan. Minho mengangguk malu, tak mengira dia akan mengakui pikiran kotornya selama ini.

"Baiklah kau suka ini?" Tanya Chan menghentakan sekali membuat Minho melengguh.

"Ya ahh aku suka, aku suka saat kau yang melakukannya. Aku sama sekali tidak pernah kesakitan" ucap Minho.




______






Karena belum mendapatkan jadwal pernikahan, Minho dan Chan hanya resmi menikah di pencatatan sipil mengingat Chan adalah seorang polisi. Profesi yang lumayan ketat jika anggotanya akan menikah.

"Minho sementara apa kau mau tinggal di desa bersama ibu ku? Aku akan mengurus  beberapa berkas agar kita bisa segera melakukan pesta pernikahan" katanya. Minho sebenarnya tidak enak.

"Chan kan sudah resmi, kenapa harus menyiapkan berkas lagi?" Tanyanya. Chan menggeleng, pernikahan adalah satu kali seumur hidup. Chan tak mau melewatkan perayaan itu hanya karena dia aparat sipil negara.

"Tidak, ini sangat penting dan berarti. Ini pakai, aku kembalikan milik mu" kata Chan menyematkan sebuah cincin yang pernah diberikannya dulu.

"Baiklah aku akan tinggal di desa" katanya menurut.




Minho terkejut saat melihat ibu mertuanya sudah menjemput Minho di tepi jalan raya. Wajahnya sangat sumbringah saat melihat mereka.

"Ibu sudah menjemput mu, ayolah" kata Chan mengusap rambut Minho dan mencium kening istrinya. Minho perlahan menoleh ke arah wanita paruh baya itu.

"Ayo menantu yang manis, ibu sudah membuat makanan untuk mu sayang" katanya. Minho tersenyum manis dan mengangguk.

"Chan sampai jumpa, jangan terlalu lama. Minho sedang hamil" katanya memegang perut si manis yang buncit. Chan mengangguk perlahan kini dirinya pun melambai lalu masuk ke dalam taksi.






 Chan mengangguk perlahan kini dirinya pun melambai lalu masuk ke dalam taksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho meneguk ludahnya ketika melihat makanan di depan wajahnya. Sangat banyak dan terlihat enak. Tapi Minho tahu pasti semuanya enak, ibu Chan sangat pandai memasak sama seperti Chan juga.

"Ayo nak, kita makan" katanya dengan sumbringah. Minho mengangguk tersenyum mengambil sumpit mulai makan. Keduanya mengobrol, walaupun Minho agak canggung, ini kedua kalinya mereka bertemu dan setelah itu Minho sudah resmi menjadi menantunya.

"Untung kau datang Minho, ibu saat ini sedang sendirian. Ayah mertua mu sedang pergi ke luar negeri membawa apel dari kebun kita" katanya. Minho menelan ludah, awalnya dia kira adalah orang biasa. Tapi sepertinya mereka adalah sultan desa.

Chan pernah bercerita bahwa kakak pertamanya adalah seorang dokter kandungan yang sudah konsultan bernama Bang Yun, dia pun adalah dokter Minho selama ini. Kakak kedua Chan juga seorang dokter yang seorang dokter anak bernama Bang Min.

Keduanya masih lajang dan belum menikah, dan Chan anak terakhir yang mendahului mereka.

"Minho ibu sudah mendengar tentang mu, ibu turun berduka. Tapi jangan khawatir, ibu akan selalu ada untuk mu saat tidak ada suami mu" jelasnya. Minho perlahan mengangguk, tak mengira dirinya akan mempunyai seorang ibu mertua yang baik hati.

Tak sampai setengah hari, keduanya mulai akrab. Mereka melakukan pekerjaan rumah bersama. Jujur keluarga Chan sangat sederhana walaupun mungkin tak kekurangan uang tapi mereka sangat baik dan masih rajin kerja.

"Hari ini kita di rumah, besok aku akan mengajak mu berkeliling desa" katanya dengan elusan lembut di rambut si manis.






TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

INDEKOS [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang