Prolog

20.6K 417 2
                                    

Hai semua, kembali lagi dengan cerita baru saya. Sebelum mambaca, pertama-tama jangan lupa follow aku saya, jangan lupa juga tinggalkan vote sekaligus komen. Karena dengan memberikan vote, komen, lebih-lebih apabila memfollow aku saya, kalian telah mengapresiasi usaha dan kerja keras saya. Terlepas dari semua proses pembuatan novel yang cukup panjang dan melelahkan, sekiranya saya di berikan apresiasi melalui ketiga hal tersebut; vote, komen serta follow akun saya.

Saya berharap dengan adanya komentar-komentar yang kalian berikan mampu meningkatkan skill menulis saya. Karena dengan begitu, saya akan mempelajari sekiranya hal-hal yang perlu saya pelajari dan semakin meningkatkan kualitas menulis saya.

Sekian dan terima kasih.

Selamat membaca.

***

Terkadang kita hanya perlu menikmati rasa sakit itu dari pada menghadirkan rasa sakit baru yang tentunya lebih menyakitkan__Anastasia Rubi Kenya

Setiap kehidupan selalu dipenuhi rasa sakit meski sebesar apa pun kita menolak kehadirannya. Jadi nikmati rasa sakit itu tanpa mencari alternatif lain karena bisa jadi itu lebih menakutkan __Anastasia Rubi Kenya

Pilihanku mungkin keliru karena dipenuhi rasa sakit. Tapi pilihanku adalah keputusanku yang kuanggap benar dan baik meski dianggap bodoh oleh orang lain__Anastasia Rubi Kenya

Ada sebagaian orang yang tahu dan sadar dia dilukai namun tetap membiarkan diri bertahan tanpa mencoba keluar dari situasi yang ada. Bukan karena dia bodoh. Tetapi, dia sadar di luar sana barangkali lebih menakutkan dari sebelumnya dan barangkali dengan begitu dia akan memperoleh kebahagian dari setiap perjuangannya__Anastasia Rubi Kenya

***

"Saya datang untuk melamar Rubi." Jonatan berseru tenang. Namun, cukup mengagetkan semua orang. Lebih-lebih sang pemilik nama Anastasia Rubi Kenya.

Ruang tamu menimalis yang di dalamnya dilengkapi oleh keluarga besar Kenya seketika dibuat hening. Masing-masing orang sibuk mencerna kalimat yang dilontarkan lelaki matang yang masih mengenakan setelan jas lengkap. Tampak raut lelah menghiasi wajah rupawan itu. Namun, tidak menggeser niat hati yang mana untuk melamar Rubi.

Kedatangan lelaki itu memang memiliki tujuan jelas. Dan oleh karena itu, ia meminta serta-merata keluarga besar Kenya turut hadir tanpa terkecuali. Dan ya, tujuannya adalah untuk melamar Rubi sebagai mempelainya.

Rubi, oarang yang bersangkutan mengerjap-ngerjap tak menyangka. Ia mendadak gelisah. Rasa tak nyaman datang begitu saja sesaat setelah mendengar ucapan Jonatan. Belum lagi, satu demi satu pasang mata orang-orang rumah melihatnya berganti. Semacam menuntut penjelasan atas sebuah hal yang memang tidak dilakukan.

Meramas simpul tangan yang bertumpuh pada paha, Rubi menunduk dalam. Sementara otaknya berkenala memikirkan tentang sikap Jonatan selama ini. Bagaimana mungkin lelaki yang selalu acuh tak acuh mendadak datang melamarnya?

Sejenak Rubi bergeming. Setelahnya ia menggeleng lalu mendongak menatap Jonatan. Sebisa mungkin gadis itu mengumpulkan kepingan demi kepingan kesadaran guna mencari tahu kesungguhan lelaki itu lewat mimik wajahnya. Namun, yang Rubi temukan adalah keseriusan. Tidak ada tanda-tanda jikalau Jonatan sedang membual. Dan bodohnya Rubi di sini. Mana mungkin Jonatan berani membual di depan keluarga besarnya? Ada Ayah, bunda. Kakak lelaki serta istrinya. Begitu pula kakak perempuan dan suaminya. Tentu saja Jonatan sedang tidak membual.

Bukan Sekedar Pelampiasan Amarah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang