"Kebohongan adalah implementasi dari rasa sakit yang berkepanjangan." Anastasia Rubi Kenya
Ciuman menggebu-gebu Jonatan kontan berhenti manakala mereka memasuki area kamar. Jonatan langsung melepas ciuman sepihak lalu mengambil jarak.
Ia menatap lekat-lekat wajah sayu Rubi yang sementara mengatur napas dengan mata yang masih terpejam. Wanita itu memang betul-betul payah berciuman sehingga ia kesusahan napas bahkan tubuhnya ikut bergetar yang mana mengakibatkannya hampir jatuh kapan saja. Jonatan tidak munafik bahwa ia pun sama kesusahan bernapas gara-gara ciuman panas ini.
"Lupakan tentang bercinta. Ingat! Kita lagi di mana dan dengan siapa kita tinggal!" Jonatan memberitahu setelah dirasa berhasil menormalkan napasnya. Ia tidak peduli dengan reaksi kaget Rubi. Bahkan saat istrinya terbengong oleh perkataannya.
Rubi kontan menunduk. Ia tidak lupa. Ia mengingat setiap detail ucapan sang suami. Jika Jonatan tidak ingin melakukan malam pertama di sini seperti ucapan barusan, maka Rubi tidak memaksa. Ia akan mencoba mengerti.
"Iya. Aku ingat." sahut Rubi sambil mengangguk mengerti.
Tiba-tiba saja Rubi merasa di tampar ketika mendapati Jonatan yang mana menyeka bibirnya menggunakan tissue basah yang di ambil dari nakas. Lalu, lelaki itu juga mengambil segelas air yang di simpan di sana untuk berkumur. Yang mengejutkan, setelahnya Jonatan masuk ke kamar mandi. Dari luar Rubi memantau dalam diam, saat itu posisi pintu kamar mandi tidak dikunci dan dengan terang-terangan ia melihat Jonatan yang kembali berkumur di depan wastafel kemudian menggosok giginya.
Entah bagaimana dada Rubi merasa sesak. Rasa-rasanya napas Rubi tertahan di tenggorokan yang mana mengakibatkannya susah napas. Reaksi Jonatan melukai perasaannya. Ia tersinggung. Apa menciumnya adalah hal yang paling menjijikan? Padahal ia bagitu senang sewaktu Jonatan menciumnya. Apalagi ini adalah ciuman pertamannya bersama lelaki yang ia cintai selama ini. Apakah ia perlu senang atas situasi ini?
"Saya mau mandi," seru Jonatan yang mana telah membawa langkah keluar guna mengambil handuk. Setelahnya ia kembali bergerak dengan cepat ke kamar mandi. Belum sempat masuk ke dalam, Jonatan berpaling sebentar."Jangan keluar sebelum saya suruh." Titah Jonatan. Sementara Rubi mengangguk dengan senyuman sedih. Matanya bahkan dibuat berkaca-kaca. Rubi tidak ingat kapan terakhir kali ia dibuat berkaca-kaca. Karena ia memang mulai terbiasa dengan semua kalimat pedas yang di dengar dari keluarga. Oleh karenanya ia kuat. Namun, lain dari Jonatan, reaksinya membuat Rubi merasakan sakit tanpa perlu sebuah kelimat pedas.
Sepeninggalan Jonatan, Rubi terduduk di ujung ranjang sambil memeluk dirinya sendiri. Ia merasa totol jika merasa sedih diperlakukan seperti tadi oleh Jonatan. Seharusnya ia ingat bahwa Jonatan menikahinya dengan dalil menginginkan bukan mencintai. Yang mana mungkin ada alasan-alasan tertentu yang membuat lelaki yang memang tidak pernah memandangnya sebagai seorang wanita mau menikahinya secara cuma-cuma. Terlepas dari semua itu, seharusnya ia tidak perlu peduli. Ia juga menggunakan pernikahan ini untuk melarikan diri dari penyakit mental. Ia tidak ingin hidup terlalu lama dengan orang yang mengaku mencintai namun yang paling melukai mentalnya adalah orang yang sama.
Sebetulnya, Rubi ingin keluar dari sini dan memulai hidup baru di tempat lain. Namun, ia belum cukup berpengelaman hidup sendiri dan di tempat asing. Satu-satunya jalan untuk keluar dari lingkaran keluarganya adalah menerima lamaran Jonatan. Meski ia sendiri tahu akan konsekuensi yang akan ia hadapi. Sakit hati!
Bodoh! Ya, ia betul-betul bodoh karena bermaksud menikah dengan tujuan untuk menghindar dari sakit hati. Faktanya, ia justru malah semakin sakit hati ketika lelaki yang ia cintai melukainya dengan lebih sadis dan kejam. Rubi mulai ragu, apa ia akan bertahan dengan pernikahan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekedar Pelampiasan Amarah.
RomanceRubi, gadis yang baru menyelesaikan studi perguruan tinggi, mendadak dilamar oleh lelaki yang bukan lain adalah Jonatan, sahabat dari sang kakak, Raditia. Dalam berumah tangga, Jonatan adalah sosok suami hangat yang penuh perhatian. Sebagai pasangan...