4 tahun kemudian.
Dari kejauhan seorang lelaki jangkung telah terbakar rasa cemburu. Tangannya terkepal erat dengan rahang yang mengetat. Siapa pun lelaki yang berani menggoda istrinya siap-siap berurusan langsung dengannya.
Dengan langkah lebar dan tergesa-gesa lelaki itu mendekati dua orang yang tengah berbincang santai. Lelaki itu tampak murahan karena suka menebar pesona di depan wanita yang telah bersuami. Jonatan memang mengakui kalau lelaki itu tampan. Tapi, tentu saja dirinya jauh di atas lelaki itu.
Terlalu cepat dan tiba-tiba lelaki yang tadi berbincang santai bersama Rubi tubuhnya telah tertubruk dinding restoran.
"Jangan," Rubi memekik kaget dan langsung mencoba melarai,"Oh Tuhan, dia teman aku," Rubi menjelaskan dengan terengah-engah. Ia tak menyangka Jonatan akan senekat ini akibat cemburu.
Jonatan mengernyit, menoleh ke arah Rubi."Benarkah? Seharusnya jangan berteman sama oarang yang sok asik. sok kenal, dan soka akrab seperti orang ini," sindir Jonatan terang-terangan. Bahkan di depan muka Dika.
Rubi mau tidak mau tersenyum geli. Meski awalnya ia terkejut setengah mati. Suaminya kalau pasang mode cemburu, cemburunya bukan main. Bahkan Dika hampir ditinju.
Astaga ..., berasa de javu Rubinya. Ia ingat Jonatan bahkan pernah melakukan hal yang sama pada Dika.
"Bi. Hampir kenal lagi akunya." Dika nyengir sambil menegakan tubuh. Lelaki itu tidak bisa untuk tidak merasa geli akan sifat posesif suami temannya. Memang dari dulu Dika bisa melihat hal itu dari Jonatan setelah hampir mendapat pukulan.
"Habis kamu dekat-dekat sih." Miska selalu datang ketika drama hendak berakhir. Lelaki itu tersenyum lebar sambil gelang-gelang.
Jonatan menarik napas susah. Kenapa istrinya selalu di kelilingi oleh lelaki bervisual tampan yang menyebabkannya cemburu tidak jelas.
"Udah nikah kok masih main cemburu-cemburu," sindir Radit. Lelaki itu geleng-geleng tak menyangka dengan sifat posesif serta cemburu temannya.
"Minta maaf," bisik Rubi. Ada nada mengancam yang sangat kentara.
"Iya. Iya."
"Maaf," bilang Jonatan tidak tulus.
"Yang serius."
"Oke. Maaf." Kali ini tampak serius sehingga Rubi tidak merongrong.
"Maaf ya, Dik." Rubi merasa masih tak enak hati. Suaminya memang kadang berbuat sesuka hati.
"Santai aja, Bi. Kamukan cantik. Wajar suami kamu cemburu." Dika nyengir saat mendapat tatapan tajam Jonatan. Lelaki itu berharap Rubi tidak di sini agar leluas memukul lelaki di depannya.
"Maaf, bang. Dika orangnya suka bercanda." Miska membela. Salah-salah Dika kena amukan Jonatan.
"Sorry bang. Bercanda," seru Dika dengan tulus hati.
Jonatan mengangguk memaklumi.
"Bi, kami pamit ya. Ada urusan soalnya."
Kebetulan mereka mendatangi satu restoran yang sama. Sayangnya, di waktu yang kurang tepat. Ketika Rubi dan keluarga hendak masuk. Misak dan Dika pas keluar.
"Iya."
Begitu dua orang itu pergi, Rubi berbalik dan mempelototi suaminya."Ingat, mereka itu teman-teman aku. Jangan kayak tadi sama mereka."
"Iya ..., iya ingat." Janji Jonatan tentu saja setengah hati. Nyatanya ia dongkol dengan teman-teman Rubi.
Semenjak nikah, tentu saja untuk yang kedua kali, Jonatan memang tidak pernah malu menunjukan sikap posesifnya. Rubi memaklumi. Bahkan wanita itu mengakui suka ketika Jonatan berada dalam mode itu. Tak pernah terbayang baginya jikalau Jonatan yang mulanya tidak pernah menyukainya. Sekarang, begitu sangat mencintainya. Kesalapahaman masa lalu membuat ikatan cinta mereka semakin kuat dan bertambah setiap harinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/367516224-288-k680036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekedar Pelampiasan Amarah.
RomanceRubi, gadis yang baru menyelesaikan studi perguruan tinggi, mendadak dilamar oleh lelaki yang bukan lain adalah Jonatan, sahabat dari sang kakak, Raditia. Dalam berumah tangga, Jonatan adalah sosok suami hangat yang penuh perhatian. Sebagai pasangan...