"Duduk, makan ini... Nanti sakit" -ice hanya terdiam merasakan tangan besar dari sosok di belakangnya yang menahan ia berdiri, lalu tiba-tiba tanpa di terjang angin, tanpa dilanda banjir. Sosok yang di ingatan nya adalah sosok yang paling menakutkan menyuguhkan makanan utuh. Hah? siapa yang peduli? Ini benar-benar nyata dan bukan mimpi kan? Atau jangan-jangan akan ada bayaran dimana Ice tak mampu memberikan nya? Kira-kira seperti itu lah bayang-bayang ice tentang makanan yang ia lihat ada di depannya.
.
.
.
.
.S
uasana ini-- seketika membuat hati Ice menghangat, ditambah pelupuk matanya yang tiba-tiba panas. Bergerak sedikit saja mungkin air matanya bisa terjatuh. Namun ia tak menyia-nyiakan posisi kepalanya yang selalu tertunduk dan tertutup dengan jaket yang ia selalu pakai. Tangannya terlihat menyeka cepat sesuatu yang mengalir dari matanya, dia tak mungkin menangis didepan hali. Rasanya ia terharu akan hal ini__ tidak biasanya kan? Tetap saja, keadaan nya membuat perubahan pada dirinya yang mungkin- jauh sedikit dingin. Cara dia melakukan sesuatu seolah sengaja agar kehadiran nya tak dirasakan oleh orang lain...
"Masih ingat ya"-ice bicara sepelan mungkin berharap tak ada yang mendengarnya. Dan dia pikir hali hanya memberi itu lalu pergi meninggalkan nya.
"Hey ice, aku dengar yaa." Ice tersentak kaget ketika orang itu ternyata masih ada dibelakang nya.
"Mau sampai kapan kamu betah?" Tanya hali sambil bersedekap dada. Ice diam. Karena dia tak tau harus menjawab apa, lagi pula- Ia lemot karena tak tau kemana arah pembicaraan hali. Jadi dia lebih memilih memahami dulu kata-kata itu. 'k-kemana yaaa' anak ini. Mukanya luarnya datar tapi dalem nya yaampun!
"Apa?" Why setelah sekian menit bengong,. Cuma itu doang?
" CK, di kasih makan gitu² doang,, emang kamu betah?" Nada halilintar terdengar sedikit tinggi tapi kata-kata nya tersirat kekhawatiran.
"Mau gimana lagi" jawab nya dengan suara kecil.
'ck sepasrah itu' batin hali. "kemarin juga kamu ga makan seharian. Jadi yaa kak hali sisihkan duluan buat kamu, lagian gem bikinin lebih." -halilintar bingung. Ini dia kesal kenapa?
"Maaf aku merepotkan dan menyusahkan kalian tuan"-anak penyuka biru laut dan pantai itu justru takut dengan seseorang yang terus menjadi baik perlahan namun setiap harinya pasti, ada apa ini? Apa karena tidak terbiasa? Merenyit heran, kemudian menghela nafas pelan.
"hmmh... Kalo kamu punya masalah cerita aja, jan di pendam sendiri! kamu gaakan bisa kan? Jangan berlebihan ...?" - ice hanya diam. Tapi halilintar tak henti-hentinya meyakinkan dirinya untuk berani.
"M-mau di siap hm...?" Arghhh kenapa ini? Kenapa mukanya merahhh! Apa karena baru pertama ia seperhatian ini? Tapi rasanya aneh! Hali bahkan tak mampu mendeskripsikan tentang ini.
"Tidak tuan. Tolong jangan buang waktu tuan untuk ku" tiba-tiba bicara seperti itu, bagaimana tidak membuat seseorang heran. Apa yang baru saja merasuk?
"Bisa ga sih gausah manggil kak hali 'tuan' !" nada bicara hali sedikit tinggi, maklum saja dia orang yang emosional. Tapi- why? "kamu kenapa sih ice?" tanyanya.
Suasana menjadi hening.
Belum ada satu dari dua orang tadi yang angkat suara. (Tapi suara emang bisa diangkat ಠ◡ಠ)
Ice masih diam sampai akhirnya tiba-tiba bangkit dan berjalan kearah tangga sambil membawa makanannya, berniat kembali ke kamarnya tanpa menghiraukan halilintar yang sedari tadi mengoceh dan memanggilnya. Langkah kaki Ice sudah berada di atas tangga terakhir, tiba² saja halilintar muncul lalu mengambil piring yang ice pegang dan membuat ice menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us the next life
Randomsaudara? sebagai orang memiliki nya. Namun tak pernah menghargai, karena mereka memilikinya. orang itu, akan terlihat lebih berharga. Karena kau tak pernah memilikinya, atau kau tak lagi memilikinya. Alloowww readers, ini akun gw yang ganti itu ya...