25. mood

24 6 1
                                    

Hello
Kalian lagi apa? Semoga sehat aja semua yaa
Ini sih itung² gantiin yang kemaren² (Hiatus dikit🤏🏻)

Gabut aja, pen nyapa. Guah kan sokap and friendlyable😘

😭😭
















Di dalam sebuah kamar yang masih minim cahaya karena sang bumi masih di tinggal pergi matahari, malam itu angin berhembus dengan lembut, sejuknya suasana malam membuat siapapun terjun lebih dalam di mimpinya.

Berbeda dengan seorang anak yang justru berkeringat diatas kasur nya, dari tadi tubuhnya menggeliat ke kanan dan kekiri, tangannya melepas selimut lalu kembali memakai nya.

Terdengar beberapa lenguhan kecil di dalam kamar itu, dengan pencahayaan yang minim dan bermodalkan cahaya rembulan ia mengedarkan pandangannya mencari segelas air minum, ia menemukan nya dan meminum nya hingga habis. Rasa kering di tenggorokan nya membuat nya gelisah, ice sesekali berbalik ke arah berlawanan karna perasaan tak nyaman. Selimut juga terlilit di tubuhnya tapi tak menutupi seluruh nya, ice kesal! Dipakai panas, di lepas malah dingin. Perutnya yang mual dan kepalanya yang pusing mungkin jadi faktor yang menyebabkan nya jadi keringat dingin, mungkin efek minum obat tanpa makan dulu seperti anjuran dokter. Kualat, tapi belum ada niat untuk jujur.

Blaze sendiri merasa terganggu dengan hal itu, ia memutuskan bangun dan hanya sekedar bertanya.

































"Sayang?"

Seorang wanita berparas cantik tiba-tiba terlihat dari balik sebuah pohon, senyumannya yang hangat dan tatapannya yang teduh membuat siapa saja takjub padanya. Tangannya terulur mengelus lembut puncak rambut anak laki-laki yang masih terdiam di tempat nya, anak itu tampak masih mencerna kejadian yang terjadi begitu saja.

"Kau rindu kami? Maka pulang lah, kami selalu menunggumu" tiba-tiba tangan kekar dengan tepukan lembut nya menepuk bahu anak lelaki itu, ia datang bak hembusan angin yang membuat ombak, dan wanita itu bak lautan tenang yang menghanyutkan kan. Ia kini merasa terombang Ambing di dalamnya, seperti menaiki kapal yang tak ber kopilot.

Maka ia dengan sisa kesadaran nya berlari menjauh terus berlari hingga benar-benar tak dapat di temukan, itu telah jauh bahkan terlalu jauh dari awalnya yang padahal sebelumnya mereka hanyalah sosok yang tak pernah mendekat. Sangat jauh hingga menyuruh nya pulang, padahal ia sudah berusaha penuh membuang jauh-jauh pikiran itu. Ia kini terengah-engah duduk di bawah pohon yang tidak terlalu rimbun namun tinggi, kawasan yang teduh karna cukup banyak pepohonan dan tumbuhan liar lainnya disana.

"Maaf... Tapi...-"

"Tapi kau terlalu letih nak" ucapan yang tiba-tiba muncul memotong perkataan sang anak, lelaki itu muncul tepat berbalik dengan kaki yang di ikat ke atas pohon. Saat ia akan berlari ia sudah lebih dahulu di hadang dengan pelukan lembut dari sosok wanita itu, yang bagaikan sihir itu mematahkan semangat di kaki nya untuk berlari, ia seolah sudah lemas dan hanya ingin tidur di dalam buaian mereka.

Kasih sayang orang tua,
yang telah pergi sejak lama...
Ia hampir hanyut dalam buaian
yang akan membunuh dirinya sendiri.

Fakta memang kejam, tetapi hal yang lebih kejam adalah sesuatu yang membuat kita buta akan kenyataan. Ia tak membiarkan hati nya seperti itu, ia cukup kuat untuk mengikhlaskan yang telah menghilang dan pergi, ia sadar bahwa itu faktanya. Ia masih menginginkan dunia, dan mungkin dunia nya masih bisa menerima apapun keadaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Us the next life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang