Gelap.
Semua yang dilihat nya menjadi gelap, ntah kenapa saat ia mencari sumber cahaya semuanya hanya kehampaan. Palsu, hal-hal palsu itu memuakkan.
Ntah harus sampai kapan ia menerima hal-hal manis yang tak pernah menjadi kenyataan, tapi di saat-saat ia menelan kegelapan sekarang... Kenapa ia ingin kembali di alam sadarnya yang selalu tak sesuai dengan ekspektasi nya.
So, enjoy
.
.
.
.
."Kak, kakak. Bangun, hey kak hali, jangan salahin uncle kalo nyiram kamu pake air ya! Jangan bikin adek-adek kamu khawatir dong, bangun gak..." Semua nya bergema, apa yang ia dengar dan lihat tak terlalu jelas. Samar-samar bayangan sosok yang ia kenali mulai tampak di matanya.
"Uncle?" Oh iya, dia kan tertidur di atas sofa tadi. Tapi...
Ohh jadi yang tadi itu cuma mimpi toh? Berarti tak ada yang perlu ia khawatir kan, rasanya sesak saat mengingat itu. Mengingat bagaimana ice bertingkah aneh, membawanya ke tempat yang tanpa di sadari sepanjang perjalanan bahwa itu menuju ke kuburan, jangan lupakan papan nama yang bertuliskan namanya sendiri, dan yang paling membuat ia ingin menghilang dari galaxy adalah ketika ia dan ice terjun ke lubang kubur yang ntah kenapa menjadi sangaaat dalam. Padahal saat di atas hali bersumpah bisa melihat dasar dari liang kubur tersebut, terakhir adalah saat dimana ia melihat saudara nya tertancap dengan besi yang muncul dari dalam tanah...
Tepat di depan matanya, saat ia berhenti terjatuh.
"Woy hali? Kamu kenapa? Uncle manggilin loh... Sakit ya? Tidur di kamar aja gih ntar di sini masuk angin" ahh, hali tersentak dari lamunannya. Hais pamannya ini, eh tapi untung sih.
Dia kan jadi terbebas dari pikirannya yang menghanyutkan itu.
"Uhh, uncle. Hali gak oaoa" jawabnya dengan kaku, pasalnya ia masih saja teringat-ingat pada hal yang baru saja terjadi. Itu mimpi kan?... Gelap banget!
"Oh ya, blaze kau tadi habis main bola lagi kan? Mandi sana, ajakin ice mandi juga. Dia pasti ketiduran lagi" hhh rasanya ia pasrah saja, berat menyebut nama itu. Ketika di sebut hal gelap itu mulai muncul lagi, kapan ini akan berakhir?
"Blaze? Gak denger ya?" Lagi-lagi hali di buat bingung dengan tingkah adiknya yang satu lagi, apakah anak tengah sedang konslet sekarang? Eh- tunggu! Bukan cuma blaze yang terdiam, yang lain... Juga pamannya menunjukkan ekspresi wajah yang tak biasa, kenapa?
"Uncle? Kenapa?" Tanyanya kaku, ia mulai takut. Ia mengira ini adalah dunia lain tepat setelah ia dan ice jatuh ke lubang dalam itu, ntah itu mimpi atau itu benar-benar terjadi dan menyebabkan dirinya berada keadaan yang aneh seperti ini.
Pian hanya terdiam sesaat, ia memperhatikan satu persatu wajah ponakannya lalu berhenti pada hali. Kaki nya tergerak melangkah menuju tempat hali, dengan perasaan yang campur aduk Pian memeluk ponakannya dan mengusap Surai halus hali. Setelah beberapa detik konslet karna ingatan itu lagi akhirnya hali tersadar, ia melihat thorn yang sudah menangis di pelukan gempa dan solar yang sepertinya menahan tangisannya hingga tubuhnya panas kini berada di Dekapan Taufan. Tangan kanan Taufan memeluk solar dan tangan kiri nya mengelus punggung blaze yang kelihatan nya akan menangis, dan benar saja blaze menangis dan membuat hali sontak mendorong pamannya.
"Blaze? Taufan kenapa ini, kenapa mereka nangis. Blaze memang nya salah ya? Kakak cuma nyuruh kamu mandi terus ajakin ice sekalian karna pasti dia ketiduran" ucap hali pada Taufan yang beralih bergantian pada blaze.
"Hali sudah, cukup. Sadar nak, kamu kayaknya belum bangun dari mimpi. Ikhlasin ya?" Ucap Pian dengan senyuman yang sedikit di paksakan, rasanya ia tak sanggup bila harus kehilangan lagi. Perlahan-lahan air mata nya ikut menetes, ikhlas ya? hmm, singkat tapi sulit. Dia juga belum ikhlas, hanya saja dia juga menyuruh orang lain untuk bisa ikhlas.
"Hali... Adik mu udah duluan, dia ninggalin kita duluan..." Tidak, tunggu dia sadar dulu. Baru saja mengalami mimpi yang gelap ia sudah harus di suguhkan realita. Yang ternyata benar-benar tak sesuai harapan.
"Uncle apa-apaan!"
"Maaf ya? Tapi itu faktanya, dia sudah pergi hali. Dia sudah pergi... Ternyata dia hanya datang untuk pergi."
"Nggak! Bohong! Uncle hali tau dia cuma istirahat kan!... Dia cuma tidur uncle, dia pasti cuma capek..."
"Jangan bilang kamu lupa kalau kita yang nganterin dia 14 hari yang lalu ke tempat peristirahatan terakhir nya... Dia sudah tenang hali, sudah tak ada lagi yang menggangu tidurnya. Karna sudah tak ada lagi yang bisa membangunkan nya dari tidur abadinya"
".....nggak,, nggak mungkin, hiks, uncle jahat bohongin hali. Hali mau-" seketika ia terdiam. Benar juga, dia berdiri paling depan saat penguburan adik nya. Dia yang paling tidak bersuara dalam tangisnya, dia juga yang menabur paling banyak bunga di sana. Dia yang menolak untuk pulang, dan pulang paling terakhir. Dia yang paling banyak menangis, dan tanpa henti.
Itulah sebabnya ia tanpa sengaja tertidur di sofa, di saat yang lain berkumpul untuk menonton dirinya justru menenggelamkan kepalanya di antara kakinya yang ia peluk. Kembali menangis dalam diam, tanpa isakan...
Sakit sekali...
"Tidak!"
"Hah...hah.. hahh" Matanya membulat, tidak terima dengan apa yang baru saja ia alami.
Terbangun dari mimpinya, ia segera berlari ke arah kamar mandi dan langsung membenam kan wajahnya ke dalam bak. Buruk sekali istirahat nya, ia memimpikan hal yang begitu gelap itu mengerikan.
Ternyata hanya mimpi di dalam mimpi.
Pian yang melihat hali berlari pun segera menyusul nya, takut ada apa-apa pada ponakan kesayangan nya. // Cimiww
Kaget, ia kira hali akan bunuh diri dengan menenggelamkan kepalanya ke dalam bak. Baru saja akan menarik kepala hali, ternyata si empu sudah lebih dulu keluar. Tidak salah kan jika ia berpikir seperti itu, dia kan paman yang menyayangi ponakannya lagian dia juga tidak ingin sesuatu seperti dulu terulang kembali.
Mungkin ada pepatah tentang, biarkanlah waktu yang berlalu tetap berlalu. Tapi pikiran yang sedang ada pada kita sekarang memaksa membuka kembali halaman yang ada di waktu, memang benar tak ada yang bisa menggantikannya waktu, kenangan, dan kesempatan. Semuanya akan berbeda meski ada penggantinya tidak akan ada yang sama seperti sebelumnya apapun itu alasannya, tidak akan ada yang menggantikan waktu, kenangan, dan kesempatan yang sama persis...
"Hali kamu kenapa?" Tanya pian ketika mendapati hali tengah mengusap mukanya yang basah.
"Uncle,,, h-hali mimpi buruk. Hali liat, liat ice tertancap besi pas jatuh, aneh. s-semuanya aneh... Hiks,,, lalu, hali bangun. Uncle bilang dia... Hiks, dia udah gak ada, dia udah meninggal. Uncle jahat! Hiks... Tapi hali bangun lagi, itu cuma mimpi,,, mimpi lagi... Hali takutt uncle" hali menangis menceritakan mimpi gelap nya, pian mencoba menenangkan hali lalu membawanya ke kamar dan meminta hali agar menjelas kan lebih perlahan.
Nama uncle nya boel tuh Pian ya. Kalo ada salah TANDAIN ok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Us the next life
Randomsaudara? sebagai orang memiliki nya. Namun tak pernah menghargai, karena mereka memilikinya. orang itu, akan terlihat lebih berharga. Karena kau tak pernah memilikinya, atau kau tak lagi memilikinya. Alloowww readers, ini akun gw yang ganti itu ya...