8. sedikit kebenaran

165 22 65
                                    

Sungguh ia tak menginginkan anaknya menyerah dengan keadaan, terutama saat menghadapi kerasnya dunia. Kasian anaknya, harus merasakan kerasnya dunia sejak ia dilahirkan. Iya dari di lahirkan.

Kemudian langkah kakinya membawanya keluar dari kamar itu setelah mematikan lampu kamar anak-anaknya.

Ini sungguhan, ice mendengar ucapan ibunya yang kini ia pegang teguh untuk kedepannya. Ice tidak pernah tertidur dengan lelap, siapa yang bisa tidur dengan rasa sakit?

Skip time

Malam esoknya.

Ibunya kembali mendatangi blaze dan ice di kamarnya, dan melakukan hal yang sama seperti kemarin. Maaf ya ice kecil, ibumu terlambat karna adik-adik bungsu itu rewel. Mereka sakit karna main panas-panas dan kemudian langsung meminum es, haduh.

"Ibu? Kenapa ice suka nangis? Blaze udah tanyain tapi dia cuman geleng-geleng... Tiba-tiba dia nangis tapi mulutnya di bungkam, kenapa? Blaze aja kalo nangis teriak supaya di dengar!" Tutur kata blaze dengan polosnya tanpa ia sadari ia malah mengakui tindakannya.

"Gapapa sayang... Kamu cuma harus selalu jagain dia ya. Kalau suatu saat kalian udah ibu dan ayah tinggalin, tolong jangan biarin dia sendiri. Kamu ga mau kan? Suatu saat pas kamu bosan buat jagain dia terus, tiba-tiba kamu temuin dia dalam keadaan yang tak di inginkan?" ibu sudah tidak bisa membungkam tangisannya, ia tau blaze mungkin belum mengerti, tapi ia yakin suatu saat blaze akan mengerti.

Bukannya menjawab blaze malah menghampiri ice yang sudah duluan berada di kasur, ia datang dan langsung memeluk nya erat. " Icy~, aze sayang Icy. Aze ga bakal tinggalin Icy kok." Entah mengerti atau tidak, blaze berkata sedemikian rupa tanpa menyadari seseorang yang dipeluknya, mendengarnya dengan penuh harap bahwa itu akan selalu ditepati.

Lanjut. Mereka kini kembali mendengar cerita dari ibunya sampai akhirnya blaze kembali bertanya.

"Ibu! Kenapa frost suka sakit dan harus selalu istirahat, bukannya itu membosankan? Fire kan selalu ingatin sama bantuin frost buat minum obatnya? Tapi kenapa frost ga sehat-sehat?"

"Blaze mau tau ya...

Frost itu sakit, dia kena penyakit jantung ASD,nanti aja kalau dah besar blaze pasti tau. Terus frost yang pucat itu punya penyakit anemia aplastik aze, dan satu lagi penyakit yang benar-benar orang tua frost tak harapkan ada di anak itu" blaze hanya mengangguk sementara ia tak mengerti penyakit apa itu? Yang pasti penyakitnya pasti buruk, itulah mengapa frost selalu sakit.

FLASHBACK OFF

.
.
.
.
.

Hanya keheningan sesaat, setelah blaze kembali mengingat momen saat dia masih sangat-sangat dekat dengan kembarannya. Otak nya masih mencerna sebuah hubungan insiden hari ini dengan ibu mereka yang selalu mendongeng.

"Jadi... Kenapa dengan cerita ibu?" Suaranya lemah saat bertanya. Jujur blaze rindu sosok itu.

"Itu..." Ice sebenarnya tak yakin dengan keputusan nya, tapi apalah daya ia tak sengaja membocorkannya. Blaze? Ia diam dan menunggu ice melanjutkan kata-katanya.

"Kenyataan" tunggu. Apa? Jadi ice selama ini tau tentang cerita itu?

"Kau? Kau selama ini yang ibu ceritakan adalah kenyataan, lalu siapa frost dan fire? Apa mereka saudara kita? Dan apa hubungannya?" Oh ternyata masih belom ngerti...

"Fire adalah kau! Dan frost adalah aku!. Memang sebagian tindakan kita di buat sedikit berbeda, karna itu keinginan ibu, itu yang ibu harapkan tentang kita!" Dan ternyata selama ini rahasia ada di dekat mereka namun tak ada satupun yang menyadari.

"Kak, ayah ibu juga nyuruh aku banyak istirahat bukan karna lebih sayang ke aku, mereka cuma lebih memperhatikan anak yang hari-hari nya di isi dengan jadwal jaga-jaga jika mungkin esok nya mati. Bukan berarti karna mereka lebih menyayangi ku-"

"sialan!!! Ayah sama ibu...udah tau semuanya tapi, tapi kenapa mereka ga ngasih tau kami!!" tangis blaze pecah mengetahui fakta yang selama ini jadi rahasia. Tak hanya blaze, semua yang mendengarnya ikut meneteskan cairan bening dari mata indah mereka.

"Ga semuanya kok kak aze... mereka ga tau banyak. Lagian ice yang bilang gak usah kasi tau kalian, karna ice bilang nanti kalian sedih... ice takut kalian sedih tapi. Kenyataan menampar dengan sungguh-sungguh. Kak aze, kalo boleh jujur aku juga penderita miokarditis autoimun...dan penderita penyakit ini 'tidak pernah benar-benar bisa sembuh'. Setidaknya selagi masih ada aku mau ngasih tau sebagian kebenaran yang aku rahasiain... Sisanya kalo aku sempet." Jadi selain orang tua mereka yang menyembunyikan sesuatu tentang ice pada mereka, ice sendiri punya rahasia yang ia sembunyikan dari keluarga nya? Tunggu dulu ice baru saja ingin bicara tapi hali mendahului.

"Jadi obat²an yang kamu buang pas ulang tahun kalian yang ke 13 itu obat penting!! Kenapa kamu buang ice? Apalagi kamu ada penyakit miokarditis autoimun. Kamu yang bilang kalo penderita penyakit ini 'ga pernah benar-benar bisa sembuh'!!! Tapi kamu malah buang obatnya! kenapa... Kenapa kamu harus jadi kaya gini ice..." Bagaikan ditusuk beribu pisau, hati halilintar hancur ketika tau ice telah berubah menjadi seseorang yang tidak ia kenal. Ini bukan ice, tidak! Ice tidak pernah bertindak gegabah! Bahkan setelah menghadapi kenyataan ice tidak akan gegabah! Apa apaan ini!

"Karna aku dah bosan kak! dulu aku bertahan cuma karna ingat bisikan-bisikan tentang kehidupan dan harapan yang ibu dan ayah berikan saat aku hanya memejamkan mata dan bukan tertidur! Itu juga karna aku mengingat kalian. Aku takut kalian sedih... Tapi sekarang aku udah bisa mastiin kalo kalian ga bakal mikirin aku. Jadi. Aku bisa ngelakuin hal yang dari dulu aku inginkan. Hal yang aku inginkan terjadi karna merasa hidupku hanya akan menjadi beban untuk keluarga kita. Aku ngerasa kalian benar kalo aku itu sampah dan beban! Aku ngerasa memang benar kalo didunia ini ga perlu ada orang kayak aku, apalagi pas aku tau kalo aku dah ga bisa apa-apa selain ngejaga kesehatan diri sendiri... Beban kan?"

Semua yang ada di ruangan itu tak berkutik, selain hanya tercengan dan menyesal.

"Kak!????" Tiba² anak itu masuk tanpa aba-aba, dan memecahkan suasana itu. Dia berlari memeluk kakaknya yang ia benci. Ternyata ia salah membenci orang. Harusnya ia membenci dirinya sendiri yang membenci kakak nya yang tidak bersalah. "hiks...hiks.... Kakkkk! Maafin thorn kak... Thorn udah jahat sama kak ice... Kak tolong jangan tinggalin thorn yaaa... Kak ice,!" Ucapnya yang masih setia memeluk erat tubuh ice yang lemah, dan hanya dibalas senyuman paksa. Menurut ice thorn dan solar seharusnya belum mengetahui ini tapi,,, thorn tak akan tinggal diam!

"Thorn... Kamu ngapain disini?" gempa bertanya sembari mengelap air matanya.

"Dari tadi. Dari tadi thorn udah ngidupin perekam video. Thorn ngikutin kak blaze karna mau ngagetin dia sekalian ngerekam aib dia... tapi hp thorn malah ngerekam kejadian ini. Thorn udah denger semuanya dari awal bahkan hp thorn juga denger. Iya kan hp?... Kak icee thorn janji bakal jadi anak baik, thorn janji buat bikin yang lain jadi baik juga sama kakak tapi janji ya kak, 'bakal selalu ada sama kita sampai benar² tuhan yang memisahkan kita. Janji ya kak ice'. plisss. kak ice kalo kamu sampai kenapa napa thorn janji ga bakal maafin diri thorn sendiri... Mau ya kak icy. Pliss. Janji yaa?" thorn berharap besar bahwa ice akan mendengarkan permohonannya. Ice tak kunjung membalas janji sang adik hingga akhirnya...






"Janji" balas ice seraya memberikan kelingkingnya untuk saling bertaut. Ayolah ini tak seperti yang dilihat.




Ini hanya-






TBC

Ammm... Mau buat gc gak, kalo ku perhatiin cocok banget ngajakin kalian buat ngerekam ngaummm... And satu lagi,,, itu yang udah gw kasih no pribadi lontong di 'p' in Napa😭

Us the next life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang