18. hangat, aku menyukai nya.

113 18 3
                                    

Acara malam telah selesai, meja makan kembali bersuara bersama dengan berdirinya beberapa dari mereka meninggalkan meja perkumpulan itu untuk urusan nya masing-masing.

"Para pendiri tiang rumah tangga 2 lantai ini, dengan sopan pangeran Taufan yang Badas izin pamitt keluar bentar... Mau jalan-jalan bareng solar." Di banding dengan usaha untuk terlihat elegan dan sesopan mungkin, ada saja kelakuan makhluk hidup yang menyayat hati moengil upann.

"Alay" gak maksud kok. "Jangan marah, salah situ sih. Kata-katanya gak bakal alay kalau situ bilang 'pangeran solar yang agung bak dewa matahari' nah gitu kan enak"

"Musrik, halu banget. SDM banyak halu ya gini, emang ada yang mau punya pangeran yang tingkat narsis nya lebih tinggi dari leher jerapah?" Damn, solar terdiam. Mulut hali memang pedas, harusnya jangan pede depan dia.

Setelah perdebatan kecil itu, Solar dan Taufan mendapat izin dari sang ketua rumah tangga, Kak gemfah.


















Akhir-akhir ini, perasaan baru mulai terus berdatangan.menggantikan perasaan sebelum nya yang jelas berbeda dengan yang sekarang. Tidak lagi kembali seperti biasa, yang dimana hanya ada satu orang yang di susahkan lalu kemudian orang itu tetap yang di salahkan. Keadaan memang sudah seharusnya berubah, dari awal hingga akhir yang kini ice mau hanya lah keadaan yang seperti ini terus membaik.

Bulan terang terlihat pas di tengah jendela rumah, satu-satunya nya dari ribuan yang di langit yang mempesona mata, satu-satunya nya yang merupakan lambang kehangatan dan cahaya dalam pekat nya gelap malam. Dan satu-satunya nya menjadi pusat di antara ribuan bintang di langit, hanya mungkin karna dia berbeda.

"Gak semua yang berbeda itu buruk yakan ice?" Gempa berucap memecahkan keheningan malam, ia dan ice kini berada di balkon kamar ice. Berharap malam ini tidak akan pernah berakhir, bukan egois, hanya saja ia tak siap menjalani hari esok jika harus kehilangan sesuatu sekecil apapun itu. Di tiap detik kedepannya, memang tidak ada satupun dari kita yang akan tau hal apa yang akan terjadi, bisa saja satu detik kemudian burung yang terbang dengan indah nya mendadak kehilangan nyawa dan terjatuh di kepalamu.

"Maksudnya?" Mungkin masih sulit baginya memahami perkataan kakaknya, bisa jadi juga ia sebenarnya telah paham namun bertanya lagi hanya untuk memastikan. Kita semua butuh kepastian bukan?

"Sesuatu yang berbeda justru menarik, dan seharusnya ia menjadi lebih istimewa. Terkadang banyak dari kita gak sadar akan hal itu, hanya karna kita gak suka sama hal itu. Bukan berarti hal yang berbeda itu harus jauh terbuang, seharusnya nya langit malam menjadi contoh" Lamat gempa menatap bulan beserta ribuan bintang lainnya, tidak berbeda jauh dengan ice yang juga menatap kakak nya. "Tau gak kenapa langit malam ini harus menjadi contoh?" Tanya gempa.

"Uhmm, mungkin karna kalau gak ada bintang dan bulan... langit malam jadi kelihatan gelap?" Jawab ice setelah mencerna beberapa kata, namun dengan nada bertanya.

"Gak salah sih, cuma jawaban dari pertanyaan kakak bukan itu aja. Coba perhatikan langit malam ini lebih jelas" titah gempa, dan ice pun menurut. Ia hanya menatap Lamat langit malam ini dengan antusias, justru ada perasaan lain yang malah menganggu nya. Ia menginginkan waktu dengan saudara nya yang lain, bukan sekedar bertemu namun waktu untuk saling menyayangi meski tak setiap saat.

"Lalu?"

"Kalau di langit ini gak ada bulan, langit pasti kelihatan hampa, kosong, dan gak terlalu indah. Juga kalo bintang gak ada, yang ada hanya rembulan, langit juga jadi berasa kurang." Tatapan nya masih belum lepas dari sang rembulan, menikmati semilir angin malam sekali-kali. Dan gempa menyukai nya.

"Ohh, itu artinya, bulan dan bintang saling melengkapi?" Tanya ice setelah mendengar kata-kata gempa, ia ber tanggapan jika tak ada salah satu dari bintang ataupun bulan, maka langit malam akan terasa kurang. "Dan mungkin itu juga sama, seperti manusia" setelah berucap begitu, ia segera menutup matanya... Merespon angin malam yang mulai membuat nya dingin, dia sedikit mengerti kemana alur pembicaraan ini.

Us the next life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang