Ice sudah seperti orang gila sekarang, kaki nya ia tekuk, wajahnya ia benamkan di atas lutut, dan tangannya menutup telinga dan menjambak rambut yang ia gapai, semua yang ia katakan- jelas menggambarkan trauma dengan kehidupan. Berucap sambil sesekali sesegukan membuat apa yang di bicarakan nya memperjelas keadaan nya.
"Tapi apa yang kau lakukan? ya, kau mendorong kepalaku ke dinding gerbang! Kak? bahkan mereka juga ikut-ikutan mencaci ku! mereka juga menginjak tangan ku saat aku berjongkok! Dan kalian hanya melaluiku!!! Baru saja kau bilang kau itu kakak ku! Hiks... berarti aku adikmu kan? Aku juga anak ayah dan ibu kan? Jawab apakah kau tau sesuatu tentang ini, aku dan kalian bahkan blaze tidak terlalu mirip? Apa karna aku hanya anak yang ayah dan ibu temukan di tempat sampah? Hingga kalian menyebut ku dengan sampah? Boleh kah aku mati sekarang? Aku di depanmu. Kenapa kau tidak menikam ku atau mendorong ku dari balkon? Bunuh aku sekarang! Bukankah akan lebih menyenangkan jika kau membunuh ku dengan tangan mu sendiri? Pasti! Hiks... Aku membenci diri ku sendiri, kau tau? Itu karna kalian! " Ice memerlukan banyak oksigen setelah hanya berkata dengan setelah mengambil nafas demi mengeluarkan apa yang seharusnya ia ceritakan pada orang lain, dan- bukan pada diri sendiri. Halilintar? Dia hanya menatap ice sambil memaku dan mengingat kembali apa yang telah ia perbuat. Tidak! Dia tidak bisa mengulang kembali kejadian itu sekarang. Dia, dia mencoba mendekapnya berharap kehangatan yang ia salurkan cukup untuk mengganti hidup yang dingin dan menusuk itu.
Tetap saja usahanya sia-sia, harus apa dia sekarang? Semakin adiknya berontak maka semakin sesak nafas adiknya. Di tambah menangis dengan sesegukan malah mempersulit ice untuk mengambil oksigen. Harus apa halilintar sekarang, sementara ingatan itu terus memaksa masuk kedalam pikirannya.
FLASHBACK ON
12.00.
Siang itu adalah waktu berangkat sekolah para kembar, mereka pergi dengan menaiki mobil taxi , ya ice juga ikut. Seperti biasanya ice seharusnya di turunkan di depan gang sekolah yg berjarak ±2 km untuk sampai ke sekolah, tpi kali ini ice dibawa sampai ke sekolah.
12.30
Saat turun sorot mata orang² hanya mengarahkan pada mereka.
"Kak kenapa sih mereka" gempa merasa risih dengan tatapan yang terang-terangan itu. (Kayak siapa hayo kalo ngomongin orang malah diliatin habistu replek nunjuk lagi)
"Iya njay ngeliat liat kayak rentenir mau nagih utang" taufan pun turut merasa risih dengan hal-hal itu.
"Lah iya ya,mm...mungkin karna ice?" thorn turut bergabung, aduh kalo gini gempa ngerasa gak enak.
"M-maaf y-ya gara² aku kalian jadi di liatin kaya git-"-ice
"Woy! Gosah sok terzolimi" solar meledak (makanya kalo lagi di pomBENSIN itu hp matiin takut meledwak ಠ◡ಠ)
"Emang situ pikir kita bakal kesian?" blaze masa bodo kembarannya di pojokin.
"T-tapi kak... M-maaf" ice tau seberapa benar pun alasan yang dia kasih pasti tetap salah, alhasil dia meminta maaf dari pada memperburuk keadaan.
"Ck! BISA DIAM GAK?..gosah sok²an mintak maaf gada guna ya... Udah tau kita diliatin gitu gara-gara lo ice! Ya mikir berenti dulu kek biar ga barengan, cari jalur lain kek gosah jalan bareng kami, ga pantes tau gak?lo tu sampah anjing! Maaf-maaf! ga guna tolol, kalo Lo mati baru guna ngerti ga Lo " halilintar memaki ice tanpa memikirkan sebuah perasaan yang bisa saja akan hancur."MATI KEK LO!!" sambungnya sembari menghantuk kan kepala ice ke dinding gerbang dengan keras. Kalo kata gw sih... MENDING LO LARI DODOL ICE! biarin aja mereka bilang Lo gatau terimakasih atau apa, yang penting batin sama fisik Lo aman buat beberapa saat... Haihh.
ICE POV
Dari dulu, aku hanya ingin kalian menerimaku kak, menerima seluruh kekurangan ku. Apa kalian memang membenciku? Apa itu alasan kalian melarang ku memberitahukan ke orang-orang kalo aku punya saudara? Kalian juga tak pernah memberi tau ke orang lain kalo aku saudara kalian... Apakah aku seburuk itu. Kak hali? Bagaimana jika aku benar-benar meninggalkan mu, apa kau bahagia?
Tes ...
Tes..."H-haah apa kepalaku berdarah? Huh padahal aku sedang ke habisan tisu... Haha tisu tidak cukup. lihat ice wajahmu bahkan basah karna 'nya' . lihat lah ini mulai mengalir ke tanah... Dan-"
Yap aku pusing sekarang bagaimana jika aku membuat masalah, aku tak sanggup berdiri pandanganku juga mulai kabur. Bagaimana cara ku untuk bersembunyi? Hutan sebenarnya pilihan yang bagus, siapa tau mati juga akan menjemput? Apa ini sudah waktunya? "aku tak ingin lagi disini .. aku tak ingin lagi menganggap ini adalah kesalahpahaman, ini sudah jelas, mereka tak akan sedih jika aku pergi. Itu keinginan saudara-saudara yang sangat aku sayangi. Mati ya? aku siap kok. c-cabut sa- hh"
BRUKK...
ICE POV END
Pak satpam penjaga gerbang yg habis membeli kopi terlihat kaget, bagaimana tidak didekat gerbang di geromboli oleh para siswa dan siswi "ah apa ada yang bertengkar?" pikirnya.
"EH, LOH, KAN, INI MURID KELAS 8 ITU? ... KENAPA BISA GINI !?! MINGGIR² KEPALA BOCOR KOK DI TONTONIN HARUS CEPAT INII GAWAT! MINGGIR!!!" nampak satpam itu panik dan langsung mengangkat tubuh ice yang bajunya juga ikut berlumur darah ke ruang UKS. Satpam yang baik.
Dari kejauhan,terlihat seorang anak dengan iris mata ruby yang memperhatikan kejadian tersebut. Matanya terbelalak saat ia merasa kenal dengan tubuh berlumur darah yang sedang di gendong keruang UKS di lantai 3. "i-ice...?" tanpa pikir panjang ia juga ikut berlari dan mengejar satpam itu tak peduli dirinya harus menyerobot segerombolan siswa-siswi yang kepo itu, bahkan ia juga tak peduli meski hampir terjungkir dari tangga akibat padatnya siswa-siswi yang menyusul hanya karna penasaran.
'a-apa itu benar ice...?apa itu benar kau ice...? haaa tidak tunggu aku ice, pasti aku hanya salah liat' anak itu terus berbatin dan yakin kalau yang ia lihat bukanlah adiknya.lucu bukan disaat seperti ini dia khawatir? Tadi apa katamu. Tidak-tidak bukan yang ini! Tapi yang tadi saat kalian ada di dekat gerbang. Apa yaa~? Mendadak aku lupa...
Sesampainya ia di depan ruang UKS, ia hanya terdiam melihat orang yang sedang di rawat tersebut benar orang yang dia khawatirkan. Dia menunggu karna tak mungkin baginya untuk masuk ke ruangan tersebut,ia juga sudah memaksa masuk namun juga ditolak mentah-mentah. Para penjaga tak menerima apapun itu alasannya, kini matanya hanya fokus dan mengintip di balik kaca lebar di samping pintu. Yap, dia memperhatikan ice yang tak kunjung membuka matanya. Entah mengapa, sedih terasa di hatinya. Hati? ia bahkan menyiksa anak yg terbaring lemah di sana seperti binatang.
13.50
"Eh hali, kok kamu di depan ruang UKS? Nungguin siapa" buk ratna, wali kelas ice
"Eeh buk? Saya ... Saya nungguin adik saya buk" halilintar gugup, ini pertama kali, bukankah itu akan membuat ia terlihat mengakui ice?
"Adik?adik mu yang mana? Mereka ga ada yang kesini, mereka baik-baik aja kok ga ada yang sakit.. cuman tadi emang ada anak kelas 8 dibawa kesini, kepalanya pendarahan. Tapi kamu ga kenal deh kayak nya,soalnya dia pendiam, jarang berbaur, jarang keluar kelas, gak ngomong kalo ga di ajak... Dan- Emang adikmu yang kamu maksud itu siapa?" buk ratna merasa tak perlu melanjutkan kalimat terakhir itu dan memilih bertanya.
"I-ice" gumam hali pelan. "dia_ adik saya juga buk....hali, mau ngomong sama dia buk. Hali mau ketemu ice..." tampaknya rasa sesal menggerogoti perasaannya. Matanya yang berkaca-kaca membuat ibu Ratna tak tega. Bu Ratna sedikit kaget, sisanya kaget banget lah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Us the next life
Randomsaudara? sebagai orang memiliki nya. Namun tak pernah menghargai, karena mereka memilikinya. orang itu, akan terlihat lebih berharga. Karena kau tak pernah memilikinya, atau kau tak lagi memilikinya. Alloowww readers, ini akun gw yang ganti itu ya...