Bunyi bell dari luar rumah menanda kan ada sesuatu yang telah menyentuh tombolnya, tak lama sulung keluarga itu membuka pintunya. Benar saja, tak lama sehabis ia dan pamannya telponan pamannya bilang akan memesan kan makanan untuk makan malam m
ereka, setelah itu kurir tukang antar makanan tersebut pun tiba dengan pesanan nya."Dek, ini pes-"
"Makasih" Ujarnya lalu ia kembali masuk setelah kurir itu pergi tak lupa ia juga menutup dan mengunci pintu, lagi pula ini demi keamanan bersama toh juga adek-adek nya gak ada yang keluyuran kalo malem. Emang sih kelakuan nya nyaris kaya setan semua, tapi mereka jarang keluar rumah kalo gak ada apa-apa nya lagian rumahnya ngangenin... Hehe canda.
"Gitu amat ngerespon kurirnya, itu sih penghusiran secara halus loh kak"
"Terus? Masalahnya sama kamu apa gempa?"
"Yaaa, nggak sih,,, cuma-"
"Mas anu mas, pangku mas..."
"..."
"Kok diem? Jadi kalo kurir nya Dateng lagi kakak harus bilang itu? Minta pangku? Minta suap juga? Atau minta beresin bekas makannya?" Bener sih, lagian sama orang asing apalagi di kediaman keluarga pas malem gini ngapain mau lama-lama, tapi ya hali ini juga gak bisa di katakan bener. Jangan ya dek ya.
Dari pada kena genjutsu beku gini, gempa sebagai anak rajin, baik, dan ganteng memilih membantu sang kakak membawa makanannya. Si gempa ninggalin adek ke 2 nya, si ice di kamar cuma mau ngeliat siapa yang dateng tapi malah jadi kepikiran sama tingkah laku sulung keluarga nya. Gak cocok katanya, katanya sih katanya. Kata gempa ya...
Ia dan hali pun meletakkan makanan itu ke meja makan di dekat dapur, setelah itu hali cabut dan meninggalkan gempa yang tengah menata makanannya. Sungguh baik sekali ☺️ jangan ya dek ya.
Tapi hali juga punya inisiatif kok, dia bantu manggilin yang lain buat makan. Emang sih gak keluyuran di luar rumah,,, cuman nyari nya itu loh! Kadang ga ESPEK bakalan Nemu mereka di mana, aneh emang...
Pertama-tama ia ke kamar duo bungcuuu🥺... Nah, sebelum masuk hali berpikir terlebih dahulu. Karna kadang gak logis aja, kemarin ketemunya di kolong kasur, katanya sih katanya,,, mereka lagi main kemah-kemahan. Kalo di alam liar beneran yang ada ekk koid, lagian mereka masih minor, pengalaman kemah juga gak punya.
(Kolong kasur nya itu tinggi ya, sekitar 60 cm lah... Kasur nya gabung, bukan dua tingkat. Ngerti gak? Kalo enggak... Yaudah sih️☺️️)
Ternyata kali ini hali tidak menemukan batang hidung mereka yang katanya melekat di wajah mereka masing-masing. Yang ia lihat di kamar duo bungsu itu hanyalah buku-buku pelajaran yang tersusun rapi di lantai, agak aneh emang kalo solar kan udah pasti sayang banget sama buku sampe gak tega ninggalin buku di tempat sembarangan... Sama buku aja solar gam mau maen ninggalin sembarangan, apa lagi sama a...da aja deh... Hali kemudian mencari ke kamar nya dan 2 kembaran nya alias kabar trio sulung, mungkin si Taufan ada disana.
Ternyata, tetap kosong. Namun ketika melihat pintu balkon sedikit terbuka hali berniat mengeceknya, dan ia menemukan dua makhluk yang tidak misterius namun aneh mirip seperti makhluk asing, yup solar dan Taufan. Gak biasanya hali liat solar gibah gini, apalagi gibahnya bareng Muson berenang.
"Loh kak hali?"
"Napa ketua?"
Replek Taufan dan solar saat melihat rupa makhluk ganteng yang selama ini ada untuk mereka di kondisi apapun itu. Eaaa
"Join dong, gibahin apa kalian?" Pinta si sulung dengan enteng, padahal topik gibah nya solar dan Taufan sudah di ambang kehabisan.
"Nggak ah, nanti aja...Eh, iya. Kami mau tanya dong kak" Taufan menolak, namun beberapa detik kemudian ia malah memiliki topik baru.
"Boleh, nanya apaan?"
"Kata si solar, kak hali pernah mimpi buruk ya? Gara-gara gempa sama ice?" Tanya Taufan, solar dan Taufan sama sama memasang wajah serius. Mereka dengan seksama menunggu jawaban yang akan di lontarkan sang kakak, yang pada ujung nya hanya membuat mereka kecewa. Emang udah paling bener jangan berharap sama sesuatu berlebihan apalagi sesuatu yang belum tentu pasti, takutnya ntar bakalan kit my heart 😔.
"Jadi gini... Kita makan malam dulu" kalo hali nggak inget, pasti mereka udah lanjut gibah. Kapan lagi yakan? Kalo udah inget sekarang terus di biarin aja
bisa-bisa lupa, ya kebiasaan setiap umat kayanya."Ah! Taik! Set-" Solar pun menghentikan kata-kata nya setelah melihat lingkungan sekitar nya, ohya ohyaa. Dia cuma bungsu yang keras kepala, mana mungkin bisa di tandingi dengan duo sulung di depannya itu.
"Lanjut aja lar, lanjut." Celetuk hali saat solar tiba-tiba saja terdiam.
Membuang semua hal yang baru saja terjadi seolah-olah itu nyaris tidak akan teringat lagi, mereka lantas pergi ke tempat yang berbeda. Si Taufan sama solar turun ke bawah buat makan malam, lagian gempa juga pasti sudah siap menata makan malam nya. Sedangkan hali pergi mencari piyaraan nya yang lain, ralat harusnya adek nya yang lain. Ia memeriksa kamar dengan tidak elitnya, bukannya berurutan ia malah melangkah-langkahi urutan kamarnya. Lagi pula memang mereka nyaris seperti jin, awalnya di dapur tiba-tiba sudah di genteng tetangga. Gak sih, nggak gitu juga... Tapi memang mereka seperti makhluk halus tak kasat mata, kehadiran atau kepergian mereka kadang tak terasa. Mwehehe...
Akhirnya, hali menemukan sisanya di kamar adek ke 3 dan ke 4 nya. Iya, dia kesana mau langsung jemput ice aja lagian yang lain pasti tau waktu makan malamnya. Pintu kamar yang sedikit terbuka itu membuat hali melakukan keahlian nya yaitu, menguntit. Awalnya ia juga sedikit kebingungan karna melihat dua orang di sana memasang wajah yang sama-sama kebingungan.
Ternyata setelah hali menyelidiki si blaze dan thorn hanya kebingungan untuk membangun kan ice, blaze nyuruh thorn si thorn malah nyuruh blaze. Akhirnya hali ikut masuk lalu kemudian ia memanggil Keduanya, lantas blaze dan thorn justru terkejut dan menjerit membuat ice yang tengah tertidur ikut terbangun karna kaget.
Singkat cerita, mereka turun kebawah karna yang pasti semua setia untuk menunggu mereka. Rasanya tak jauh berbeda seperti hari-hari sebelumnya, namun ketika mencoba terbiasa malah membuat konsentrasi nya membuyar ke halaman sebaliknya seolah halaman itu kebar dengan api maupun air. Ice berjalan sedikit goyah kepalanya terasa berdenyut matanya juga berkunang-kunang akibat bangun tiba-tiba, di saat-saat seperti itulah ia hanya ingin diam dari pada berisik.
(Bonus telat up... Soalnya kemarin janji up semalemm) (Jum'at malem)
Blaze tau ia salah tadi, tapi juga memang bukan sepenuhnya karna kesadaran dan kemauan diri nya sendiri. Ia perlahan mulai mendekati kembarannya lalu menggandeng dan juga memegang bahu nya ice untuk menuntunnya berjalan, sama saja, ia juga hampir gagal fokus di saat mendekati tangga jika saja tidak mendengar suara thorn yang memanggil solar yang ada di meja makan dari atas tangga.
'sial... Aku masih takut'
"Mikirin apa kak?" Tanya ice yang kebingungan melihat blaze sedari tadi menatap ke arah tangga dengan tatapan nyaris kosong, melamun istilah nya. Karna kaget blaze dengan reflek hanya menoleh ke sumber suara.
"Ha? Apa?"
"Blaze kenapa?" Tanya thorn mengulangi pertanyaan ice.
"Ohh nggak..." Setelah itu ia kembali menyuapi nasi ke dalam mulut nya dan tatapan matanya kemudian beralih kepada kakak sulung alias hali dengan tatapan sedikit takut.
Udah dikit aja bonus nya, sebagai tanda minta sorry🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Us the next life
Randomsaudara? sebagai orang memiliki nya. Namun tak pernah menghargai, karena mereka memilikinya. orang itu, akan terlihat lebih berharga. Karena kau tak pernah memilikinya, atau kau tak lagi memilikinya. Alloowww readers, ini akun gw yang ganti itu ya...